Aku lelah dengan semua ini..

185 6 0
                                    

wajahku tak terlihat menangis karena dibasahi air, tubuhku menggigil kedinginan
mungkin ini rasany Aku harus pindah sekolah dari sini..
Aku merenung di dalam toilet menundukan kepala.
di lantai sepotong rambutku patah karena di gunting,
memar di pipiku yang terasa menyakitkan saat di tampar berulang kali oleh Lia.

Rangga pun datang, membuka kunci pintu toilet.
Aku yang berada disana jatuh pingsan.

" VIRAAAAA
kenapa lu kayak begini
siapa yang tega lakuin ini sama lu!"

tegas nya, shock melihatku dengan kondisi yang lelah.
Rangga menggendongku membawa ku ke ruangan UKS sebelah tangga, yang bertepatan di ruang seni.

" Lah itu kenapa Ga?
si Vira ?
kecebur? "

tanya Tomy yang ada disana terkejut melihatku tapi masih aja Ia mengejekku ketika Aku kena musibah seperti ini.

" berisik lu, udah tahu kena musibah"
bentaknya membelaku.

" jadi inget lagu apa ya..
tak gendong kemana -mana..
tak gendong kemana-mana..
enak toh..
mantep toh..
hahahaha "

Tomy berusaha menghiburku.
Aku tahu apa yang ada dalam pikirannya, Ia selalu ceria.

" udah lu nggak usah bercanda
gue tahu siapa yang lakuin ini Vira "

jelas Rangga sedang memikirkan sesuatu. Aku makin takut saat Ia seperti ini.

***

" emang siapa Ga?"
tanya Tomy penasaran.

" pokoknya dua cewek sekelas Vira "

sekarang Rangga yang membuatku ketakutan, karena Lia dan Elsa mengacam jika Aku melaporkan ini sama kepala sekolah maka
mereka akan memperlakukanku lebih kejam dari ini..

" ganti pakaian lu Vira
basah begitu "

***
kemudian Rangga memberiku baju seragam cewek entah dari mana. Aku pun menerimanya.

" Yaudah kalian keluar dulu.
Aku mau ganti baju."

jelasku, saat berada di ruang UKS yang disana nggak ada siapa-siapa.
mereka berdua pun keluar dari ruangan itu,
Aku menutup pintu nya.

" gue boleh ngintip nggak nggak?"

tanya Tomy, pikirannya mulai kotor.

" kalau lu ngintip pacar gue, jangan harap lu bisa kenal lagi sama gue!"

jelas Rangga terdengar oleh telingaku ketika mereka berbicara diluar
membuat hatiku bimbang!
ternyata Rangga masih menganggapku pacar.
Aku senang sekali.. mungkin waktu itu di mall Aku..
negative thinking'
padahal Rangga tak seburuk yang Aku kira..
apa mungkin Ia hanya kasihan aja ya melihatku tadi.
Aku bingung dengan perasaan ini.
sekarang Aku selesai ganti baju..
lalu baju yang basah ku gantung di atas jendela dekat lemari yang berisi obat-obatan.

" gue boleh masuk kan Vira "

Rangga pun masuk ke ruangan UKS,
Aku berbaring di tempat tidur disana, sekarang Aku mengalami penyakit flu karena kedinginan.

" gue yakin Vira..
lu nggak akan kayak gini kalau pacaran sama gue "
jelas Tomy, yang merayuku

" HUSSS! mau nikung lu Tom?"
seru Rangga.

***
dari situ lah Aku mencoba senyum ke mereka.

"gue nggak papa kok, kalian masuk aja ke kelas "

Ujarku, sambil mengenakan selimut.
Rangga meraba kepalaku, Ia begitu mengkhawatirkanku.

" lu panas banget Vir.."

" gue percaya lu nggak selingkuh pas kemarin
nyuruh balik gue di mall !"
seru Aku,

membuat Rangga bingung entah kenapa?
mungkin ada sesuatu yang disembunyikan.

" oh iya..hehehe..
jelas gue setia "

jawabanya bikin Aku curiga.

" playboy dikadalin!"
jelas Tomy tersenyum,

membuat Rangga kesal dan menyenggol pinggangnya.

" SAKIT WOI! KIRA-KIRA DONG!"
bentaknya.

Aku diam saja, mungkin ku tak pantes sama Rangga.
memang Aku hanya kutu buku yang culun nggak romantis.
bagi Rangga, Aku hanya lah buku putih yang tak berisi apa-apa. selalu kosong tak berisi karena Rangga adalah pulpen yang bisa mengisi kekosongan hatiku..

****

cobalah untuk bertahan, meskipun Aku disakitin banyak orang yang membenciku itu semua demi Rangga
meskipun Ia tak cinta padaku!

" kenapa Vira.. kok jadi ngelamun?"
tanya Rangga, heran.

" lu nggak peka apa,
dia nangis tuh !
bodoh banget sih jadi cowok lu Ga..
kalau gue jadi lu, gue bakal melukin dia "
tegur Tomy,

Ia benar-benar suka sama Aku. terlihat dari matanya juga sikapnya kayak gitu.
Kemudian muncul Afika yang berlari dari ujung pintu menuju ke arahku lalu memelukku.

" VIRAAAAAA
lu nggak papa kan?
gue denger lu
di... "

tiba-tiba Afika keceplosan ngomong, untung Aku langsung menutup mulutnya.

" di.. apa sih?"

tanya Tomy makin penasaran.
********  📝     *******

" disana tadi ada guru, nanyain kalian !"

untung saja Afika dengan cepat mengalihkan pembicaraan,
lega rasanya.

" Wah iya jam pelajaran dimulai , Ayo Tom"

"Eh iya.., Fika tolong jagain Vira ya "

mereka pun pergi ke kelas, setelah ada Afika datang menjengukku di ruang UKS.

" Haciiihhh..
Hacciihhh .."

Ya ampun hidung ku meler, bersin-bersin karena flu akibat di guyur sama Lia di toilet.

" jahat banget sih mereka ngelakuin ini sama lu,
kenapa nggak lu lawan aja gitu?"
gerutu Afika yang geram.

" Udah lah jangan dipikirin, besok juga gue sembuh kok fika "
jelas ku, sambil mengelus rambutnya.

****
Ibu Guru masuk ke ruangan UKS, sambil melihat keadaanku.

" udah baikan blum?
kalau udah kalian kembali ke kelas ya "
tanya nya,

" belum Bu Guru "
jawabku,
Guru itu penasaran.

" Kamu kenapa bisa seperti ini?"
tanyanya lagi.

Aku pun diam,
takutnya si Afika keceplosan mending Aku jawab ngawur.

" kepeleset di toilet Bu.."

" oh lain kali hati-hati ya"

" Ya... Bu "

***

Ibu Guru tersebut, pergi lagi dari ruangan ini menuju ke kelasnya.

" kok lu bohong si Vi?
kenapa nggak cerita yang sebenarnya aja
kalau lu habis di bully sama Lia!"
jelas Afika keceplosan lagi.

" Ih kamu tuh ya !
nanti kedengeran gawat ntar!"
jawabku kesal.

didengar sama Kakaknya sekarang yaitu Kevin yang menjengukku, wajahnya marah, mengepalkan tangannya.
terus mau mencari Lia.

" OH JADI DI BULLY SAMA LIA"

Gawat nih!

KERTAS DAN PULPEN PUTIH? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang