Part 2

8.4K 442 16
                                    

Sheana terbangun dari tidurnya di pagi hari. Ia melihat kearah jam dinding di kamarnya yang menunjukan pukul 5am. Ia harus segera bangun lalu memasak, beres-beres rumah, mencuci baju dan bersiap untuk berangkat kerja.

Ia turun dari ranjang besi tuanya. Suara decitan dari ranjang besi itu membuktikan ranjangnya sudah usang. Ia berjalan keluar kamar dan tak menemukan Max yang biasanya tidur di ruang tv. Ia beralih ke kamar ayahnya dan tak menemukannya juga.

Beginilah ayahnya, terkadang ia pulang pada tengah malam atau dini hari, terkadang ia tak pulang berhari-hari. Saat ayahnya belum pulang biasanya Sheana menunggunya di ruang tv sampai tertidur, namun kemarin malam ia sangat lelah dan tidak memikirkan apa-apa lagi selain pergi tidur.

Sheana kemudian mencuci wajahnya dan mulai mencuci baju. Ia memasukan baju-baju kotor dirinya dan ayahnya ke dalam mesin cuci kemudian mencucinya. Selagi ia menunggu cucian bajunya, ia menyapu seluruh rumahnya.

Saat menyapu Sheana mendengar perutnya yang berbunyi karena lapar. Sheana makan dengan tidak teratur. Ia bisa makan hanya sehari sekali pada saat sarapan saja karena saat di kedai tak sempat, atau hanya saat pulang kerja saja.

Sheana memilih menahan rasa laparnya dulu lalu menyelesaikan pekerjaan rumahnya baru membuat sarapan untuk dirinya dan ayahnya yang entah hari ini pulang atau tidak.

***

Pagi-pagi sekali Kenan sudah bangun. Ia memilih untuk melakulan olahraga sebentar di ruang fitness rumahnya. Sambil melakukan treat mil Kenan mendengarkan musik dari iPodnya.

Keringat bercucuran di seluruh tubuh indah Kenan. Ia mengelap rambut hitamnya dengan handuk kecil di lehernya. Setelah di rasa cukup Kenan turun dari treat mile kemudian keluar dari ruang fitness dan duduk bersantai di halaman belakang sambil mengatur napasnya. Ia kemudian meminta segelas jus jeruk kepada pelayan dirumahnya.

"Nak, apa kau sudah menerima katalog dari perusahan Jepang itu?" Tanya Antonie yang tiba-tiba datang dan duduk di samping Kenan.

"Sudah dad, aku juga sudah melihatnya. Bagian marketing dari perusahaan itu akan bertemu dengan ku hari ini." Jelas Kenan.

Antonie mengangguk lalu menyeruput teh hitam yang tadi di bawanya. Ia melirik kearah Kenan, ia pikir putranya itu akan marah dengan kejadian semalam namun ternyata tidak.

"Pengacara pribadi dad sudah mengurus surat pemindahan kekuasaan Royal Construction menjadi milik mu. Aku sudah benar-benar ingin menikmati masa tua ku pinggang ku sudah mulai sakit-sakitan." Kenan menoleh kearah Antonie.

"Itu tidak apa kan bila kau harus bekerja sendiri?" Tanya Antonie lagi.

Kenan hanya menggeleng sambil sambil tersenyum. Ia sungguh tidak keberatan jika ia harus memegang perusahaan ayahnya sendirian. Ini memang tugasnya sebagai penerus Royal Construction.

"Kau jangan lupa untuk memeriksakan kesehatan mu dalam sebulan sekali." Nasehat Kenan karena tak mau ayahnya sakit.

"Iya aku selalu rutin mengecek kesehatan ku. Oh ya, besok lusa sudah akhir pekan, ingat ada acara makan malam dengan keluarga Calvin." Ingat Antonie.

"Iya aku tahu, tenanglah aku pasti akan datang keacara itu dad." Ujar Kenan

Kenan pun memilih untuk menyudahi perbincangan dengan ayahnya. Ia berniat untuk pergi mandi dan bersiap-siap pergi ke kantor.

***

Keira memainkan bibir gelas teh hijaunya dengan telunjuknya sambil melamun di cafetaria kampus. Pikirannya masih di penuhi oleh obrolan keluarganya semalam di meja makan.

The EquinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang