Akhirnya, hari yang telah lama kunantikan tiba juga. Hari ini, pertandingan karateku akan berlangsung. Namun sayang, semua orang yang kusayang tak ada yang mau hadir disini. Semuanya memilih hadir dilomba kak Dara, olimoiade sains. Walau sedikit kecewa, akan kubuktikan bahwa aku adalah Dera yang hebat. Keinginanku terwujud, aku menang dan meraih juara satu dipertandingan karate nasional yang diadakan di Jakarta.
"kita panggil, juara nasional karate tahun ini. Alderaya Zivanna dari Jakarta." Panggil pembawa acara.
Dengan diiringi tepuk tangan meriah, ku naiki podium kebesaranku, dan kurasakan aku sangat dihargai disini.Setibanya dirumah, kuletakkan foto keberhasilanku diruang tamu, namun disaat kedatangan kak Dara dan yang lainnya, kulihat kemurungan disana. Dan setelah melihat foto keberhasilanku, kak Dara malah menangis dan berlari menuju kamarnya.
"kamu sengaja meledek Dara?" Tanya Papa dengan sinis.
"gak pa! maksud Papa apa sih?" tanyaku tak mengerti.
"Dara kalah sedangkan kamu menyombongkan diri dengan memajang fotomu diruang ini. kamu tahu kan bahwa diruang ini hanya foto-foto keberhasilan Dara yang boleh menempatinya." Jawab Papa yang membuatku sangat kecewa.
"Lepas Fotomu!" ucap Mama dengan agak ketus padaku.
Kulepas foto yang sangat aku harapkan menjadi penghubung agar keluargaku menyanjungku. Sebuah harapan yang sejak dulu selalu ku inginkan. Karena aku selalu iri disetiap kak Dara dipuji dan disanjung oleh papa dan mama, serta semua tamu yang pernah berkunjung kerumahku. Sekarang pertanyaan terbesarku adalah,
"apakah aku anak kandungmu Ma? Pa?"
Pertanyaan yang tak pernah terjawab oleh lisan, namun terjawab oleh perbuatan mereka padaku. Seorang anak yang selalu tersingkirkan oleh ketidakadilan.Hari demi hari terus berganti, dan semenjak itu pula kak Dara menjadi seseorang yang terpuruk. Aku bisa merasakan perasaannya yang tertekan karena ia kalah diolimpiade. Yang kutahu, saudara kembarku ini terlihat lemah dari yang biasanya.
"Udahlah kak, gak ada gunanya ditangisin terus." Ucapku menyemangati.
"udahlah Ra, kamu senang kan ngeliat aku kaya gini? Kamu senang kan ngeliat aku kalah?" jawabnya dengan menangis.
"gak ka, gak. Aku gak pernah ada niatan kaya gitu." Sahutku.
"udahlah, pergi kamu dari kamarku, pergi..." ucapnya terpotong karena akhirnya ia terjatuh tepat didepanku.
"Pa, Ma, tolong kak Dara. Kak Dara pingsan Pa!" beritahuku
"apa? Kamu apain sih dia?" Tanya Papa sinis padaku.
"aku, aku gak ada ngapa-ngapain dia pa." sahutku dengan menyembunyikan kesakitanku.
"pasti penyakitnya kambuh lagi pa, ayo cepat kita bawa kerumah sakit." Ucap mama dengan nada sangat khawatir.
YOU ARE READING
Out !!
Short StoryHAI NAMA KU Alderaya Zivanna bisa di panggil DERA aku punya saudara kembar namanya DARA dia kakak ku . perbedaan ku dengan kak jeje sangat jauh bagai langit dan bumi ., kalau aku bodoh *kata mama papa ku . sementara kak jeje yg selalu mendapat jua...