Bored (1)

360 21 8
                                    

Haii, sorry late update nih hehe. Sekali ngeupdate pas sahur sahur gini wkwk. Oya, semoga image tengil tapi gantengnya Farid bisa dapet di pict matthew yah. Hehehe, thx for reading!!

Vio segera berlari keluar kamar membuka pintu dan memakai sendal rumah bunga-bunga miliknya. Masih dengan piyama panda hitam putihnya dan ia segera berlari menuju luar rumah. Tanpa meminta izin kepada Mommy–nya ia tetap belari. Kini ia berada di depan pagar rumah Reagan yang pintunya tidak ditutup. Terdengar suara tawa beberapa remaja laki-laki di sana. Vio mematung sesaat didepan pagar dan berfikir.

"Ngapain gue kesini?" Ia bertanya pada dirinya sendiri. Saat ini sudah pukul delapan lewat. Ia kembali berlari kerumahnya dan menutup pintu rumah dan langsung menguncinya.

"Vio bego!" Ia mengetuk-ngetuk kepalanya gemas.

"Kalo ntar itu beneran Stev, dan Stev liat lo kaya gitu, ntar dia yang udah mulai ngedeketin lo lagi malah ilfeel sendiri. Dan kalo dia tau lo itu tetangga Bangke satu itu, dia pasti bakal cemburu. Dan yang lebih parah lagi," Vio menutup wajahnya yang kini merah padam.

"piyama yang lo pake ga banget."

Vio menghentak-hentakan kakinya ketanah sembari berjalan kembali menuju kamarnya. Ia membuka ponselnya kembali dan menatap nama itu penuh suka cita.

Chat enggak chat enggak chat enggak, haa Vio pusing, Vio melempar ponselnya sembarangan dan membentuk bintang besar di kasur beralaskan kartun minion itu.

"Gue tau!" Vio segera mengambil ponselnya dan menyetel alarm pukul setengah lima pagi. Lebih cepat satu jam dari jadwal ia biasanya bangun, ia mempunyai sebuah rencana manis untuk Stev.

***

"What the hell holy there? Vio kok lo bego banget sih!" Vio maki-maki ponselnya karna kebodohannya. Melihat hari dan tanggal hari ini. Ia melupakan satu fakta yang tidak ia sukai. Libur.

"Hari ini kan libur!"

"Vio, turun kebawah, Sayang!" Itu suara Mommy-nya yang memanggilnya dari bawah, mungkin kini Mommy-nya sedang berada didapur. Menyiapkan sarapan pagi ini untuk mereka berdua.

"Hancurlah semua rencana gue."

Vio menuruni tangga setelah mencuci muka dan menggosok gigi. Setelahnya ia melaksanakan sholat subuh. Perempuan yang masih dengan piyama pandanganya itu menuju dapur dan melihat Mommy–nya sudah siap dengan blezer biru muda miliknya. Pertanda bahwa Sheryl telah siap untuk berangkat kerja. Mommy-nya sedang menuangkan segelas susu putih di dalam gelas yang biasanya Vio gunakan setiap paginya.

"Pagi, Mom," Vio mencium pipi kanan Mommy-nya yang dipoles sedikit make up tipis disana. Mommy–nya selalu cantik setiap harinya.

"Kok nggak siap-siap, Vi?" Tanya Mommy-nya heran melihat Vio yang masih menggunakan piyama pandanya tadi malam. Vio memanyunkan bibirnya.

"Hari ini libur, Mom," Vio duduk di kursinya dan meneguk seperempat gelas susu miliknya. Beda seperti pelajar lainnya, Vio membenci hari libur.

"Kenapa?" Tanya Sheryl pada anak semata wayangnya itu. Sheryl memakan nasi goreng miliknya.

"Gurunya hari ini rapat, jadi gak sekolah," memang sudah biasa bila ada rapat guru sekolah akan diliburkan. Karna hanya akan membuat siswa lelah datang kesekolah tanpa proses belajar mengajar.

Sekolah yang pengertian.

"Udah empat bulan sejak terakir kali rapat, kok lama banget," tanya Mommy Vio heran.

"Beh, Mommy ini kok seneng Vio gak sekolah, Vio itu bosen di rumah," dan karna libur Vio gak bisa liat Stev seharian.

"Duh, ciri-ciri anak pinter Mommy ya gini," Sheryl membersihkan mulutnya dengan tissue yang ada didekatnya sambil menaik turunkan alisnya menggoda anak perempuannya.

MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang