3

1.3K 143 5
                                    

Mingyu POV

Setelah mengantarkan Sana ke rumahnya dan aku sampai di rumah. Aku langsung menghempaskan tubuhku di tempat tidur.

Sana tidaklah orang yang buruk diajak berteman. Ia sangatlah menyenangkan dan ia termasuk orang yang ramai. Ia juga rajin dan pintar. Ia benar-benar sempurna.

Aku meraih ponselku dan aku langsung mengirim kakaotalk kepada Tzuyu. Iya. Tzuyu sahabatnya Sana.

Kim Mingyu: Tzuyu-ya apakah kau sudah sampai di rumah?

Chou Tzuyu: sudah dari tadi Mingyu-ya.
Chou Tzuyu: kenapa? Kau baru sampai ya?

Kim Mingyu: iya aku baru sampai. Aku tadi nengantarkan Sana pulang.

Mingyu bodoh. Seharusnya aku tak menyebutkan nama Sana. Aku takut ia akan salah paham.

Chou Tzuyu: SANA BARU PULANG?!
Chou Tzuyu: AIGO ANAK ITU

Kim Mingyu: ya begitulah dia hahaha
Kim Mingyu: saat pertandingan nanti kau harus menyerukan namaku ya!

Chou Tzuyu: tentu saja! Aku akan meneriakan namamu kalau perlu memberimu air mineral.

Gadis ini bisa saja membuatku malu.

Kim Mingyu: akan ku tagih janjimu, nona Chou.

-

Aku berjalan menuju sekolah dan aku langsung bertemu dengan Tzuyu.aku hanya melontarkan senyuman canggung ke arahnya.

"Hai Mingyu" sapa Tzuyu.

"H-hai Tzu-yu" kataku terbata-bata.

"Aku ke kelas dulu ya. Annyeong!" Kata Tzuyu.

Aku mengangguk lalu melambaikan tanganku. Gadis itu...

Tiba-tiba seseorang mengagetkanku dari belakang. Dasar Boo Seungkwan.

"Tzuyu lagi?" Tanya Seungkwan.

"Wae? Kau tak bisa melihat sahabatmu ini senang?" Jawabku.

"Aku heran padamu. Kau itu suka pada Sana, atau Tzuyu?" Tanya Seungkwan.

Sana? Kenapa jadi Sana?

"Aku tak mengerti maksudmu. Kenapa jadi Sana?" Tanyaku.

Seungkwan berdecak kesal. "Apa kau tak sadar selalu bersama gadis jepang itu?"

"Senin sampai kamis kalian mengurus kelas olahraga berdua. Kalian juga kelihatan mengerti satu sama lain. Bisa saja kalian memiliki rasa" sambung Seungkwan.

Aku menggeleng. "Tidak. Aku tak ada hubungan apapun dengan Sana. Ia memang menyenangkan. Tapi aku menganggapnya teman saja."

Aku melihat Seungkwan memutar bola matanya. Aku hanya diam saja.

-

Aku melihat Sana kini tengah susah membawa sekotak bola kasti. Aku langsung mengambil alih kotak itu.

"Kau butuh bantuanku" kataku.

Sana tertawa. "Gomawo. Kau memang baik"

"Omong-omong apakah banyak yang datang hari ini?" Tanyaku.

Sana menggeleng. "Sedikit sekali"

Aku meletakkan bola kasti di tanah. Dan aku memberikan satu raket untukku dan satu raket untuk Sana.

"Ayo kita bertanding" kataku.

"Baiklah siapa takut?" Balas Sana.

Kami pun memulai bertanding tennis. Kuakui aku memang tak terlalu jago bermain tennis. Aku lihat Sana begitu semangat bermain hingga skor nya melebihi aku.

"Arasseo aku kalah" kataku.

"Hehehe kau melawan master tennis sepertiku" kata Sana.

"Baiklah lain kali bagaimana kalau kita bertanding basket?" Tanyaku yang berniat menantangnya.

"Baiklah, siapa takut!" Balas Sana.

Aku dan ia duduk di kursi dan sesekali kami bercerita. Tiba-tiba Sana melambaikan tangannya pada seseorang. Aku memandangnya heran.

Aku melihat Sana melambaikan tangan pada... Ten? Sejak kapan Sana mengenal Ten?

"Hai Ten!" Sapa Sana.

Aku melihat Ten tersenyum dan menghampiri kami. Ia lalu memandangku heran.

Ten dan aku berada di kelas yang sama. Kami bagaikan saingan. Ntahlah aku saja jarang berinteraksi dengannya tapi teman sekelas kami suka sekali melaga diriku dengannya. Menurutku Ten orang yang tertutup dan ia merasa paling sempurna. Memang iya dia pintar. Tapi ia misterius dan menyeramkan.

"Chitato kau bukan member club olahraga. Pergilah" kataku yang memang berniat mengusir.

Chitato. Itu adalah panggilan hinaanku kepadanya. Siapa suruh namanya ribet sekali. Chittaphon? Ah sudahlah.
"Tidak ada tulisannya" balas Ten.

Aku mendengus mendengar jawabannya.

"Sana apakah kau mau pulang bersama?" Tanya Ten.

Sana mengangguk. "Mingyu aku pulang duluan ya"

Aku hanya mengangguk pasrah dan menatap Ten tajam dan mereka meninggalkan lapangan.

Tunggu.

Kenapa aku tak suka mereka bersama?

Tidak. Aku tak mungkin cemburu. Akukan menyukai Tzuyu. Bukan Sana. Jadi kenapa harus cemburu?

Aku hanya menggeleng pelan dan mengambil tasku untuk beranjak pergi.

.
.
.
Hai semuaa FF baru nih. Dan kali ini aku bawa kisah cinta segi empat. Hehehe jangam lupa vomments yaa!

love or friendship ; sana's fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang