Empat Belas

3.4K 193 4
                                    

DT - 14 : And when we go crashing down, we come
back every time cause Baby i'm perfect.

***

Suasana riuh terdengar dari salah satu ruang kelas. Banyak anak yang tengah sibuk dengan kegiatannya masing. Seperti bergosip maupun menyalin pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

“Matthewwww”

Suara nyaring itu menggema di ruang kelas dan si empu suara itu sudah berdiri menghampiri Matt yang masih diam di pintu.

“Tugas lo mana, Matt.”, todongnya.

“Tugas apaan deh, Sya”

“Tugasnya Pak Muklis minggu lalu. Siniin dong, Matt. Mau gue salin nih. Demi Bu Brokoli, gue bener-bener lupa kalo ada PR.”

Matt mengambil bukunya dan menyerahkan pada Danisya. Gadis cantik itu tersenyum begitu lebar.

“Akhh Makasih Matthew. Haduhh tanpa lo hidup gue bakal tamat hari ini. Gue mau nyalin dulu. Nanti gue balikin Matt”

Danisya berlari meninggalkan Matt dan kembali menekuri buku tugasnya.

Matt melihat teman sebangkunya --- Rama--- sedang mendengarkan lagu dari earphone. Cowok itu bahkan tidak menyadari kehadiran Matt.
“Kucrut. Udah nyantai aja lo. PR udah lo kerjain belom?”, Matt melepas paksa earphone yang terpasang manis di telinga Rama.

“PR apaan deh”

Matthew memutar bola matanya. Rama memang selalu seperti ini. Udah pelupa, nggak pinter-pinter amat, lemot, untungnya sih ganteng.

“PR-nya Pak Muklis minggu lalu.”

“Anjrit Mattheww gue lupa. Kok lo baru ngingetin sekarang. PR lo mana?”

“Di bawa Danisya”

Rama mengambil buku tugasnya dengan terburu.

“Nih Matt, lo dengerin playlist gue di jamin keren. Jarang-jarang kan gue minjemin HP. udah bye gue mau nyalin”, ucap Rama kemudian berlari ke bangku belakang.

“Danisyaaa... Mana tugasnya Matt. Haduhh Sya gue belum ngerjain sama sekali”

Matt terkekeh mendengar kehisterisan Rama yang melebihi suara-suara cewek.

Matt mengambil earphone Rama dan memasangnya di telinga. Tak berapa lama ia melepasnya.

“Anjrittt si kucrut gagal move on.”

****

Maudy turun dari mobil El dan membenahi seragamnya. Pagi ini El menjemputnya, saat Maudy keluar dari kamar ia sudah disambut El yang sedang mengobrol dengan Ibunya di meja makan.

“Nanti aku jemput pulangnya”, ucap Mikael sambil menyelipkan rambut Maudy yang mencuat dari ikatan.

“Nggak usah El. Prasada kan jauh dari sini. Buruan berangkat nanti lo telat.”

“Pokoknya tungguin aku ya. Aku berangkat dulu.”, ucap El lantas mencium kilat pelipis Maudy.

Tentu saja ini menjadi tontonan umum karena El mengantarkan Maudy sampai halaman sekolah.

El menekan klakson sekali dan melambaikan tangan pada Maudy. Cewek itu tersenyum samar dan melambaikan tangan pada El.

Dan ada satu orang lagi yang melihat kedekatan El dan Maudy pagi ini. Langit melihat semua kejadian itu dari jendela kelasnya.

****

Maudy menghela napas kesekian kalinya. Demi Tuhan ia belum siap bertemu cowok itu. Kalau bukan karena Bu Sulastri yang nyuruh, Maudy akan menolaknya dengan cepat.

Hearts On FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang