SIX

19 1 0
                                    

"Hah? Apa maksudnya itu?"

"Ya seperti yang kukatakan apa adanya." Balas Nova. "Tapi tempat ini memang indah, ya."

"Dulu aku sering ke sini malam-malam. Lalu papa akan datang dan menemaniku. Kalau sudah tengah malam, kami pulang ke villa." Sahut Euphy sambil menatap ke danau di depannya.

"Ini sudah tengah malam, pulang yuk." Sahut Nova melihat jamnya.

"Baiklah."

Mereka berjalan pulang menyusuri jalan yang lebih singkat dari yang Nova kira. Dan seharian ini aku muter-muter hutan sementara jalan pulang hanya 15 menit?! Pikir Nova kesal.

"Mau pulang langsung atau malam ini?" Tanya Euphy.

"Besok saja. Sudah capek." Balas Nova.

"Tidak apa sih, tapi yang bayar dendanya kamu, kan? Denda motor."

Nova tercengang. "Astaga. Aku lupa sama sekali."

"Bagaimana?"

"Ya sudah, malam ini saja." Mereka kembali melewati jalan semak duri setelah mengunci villa.

"Selama ini aku memercayainya, bahwa ia akan kembali." Ujar Euphy di perjalanan.

"Mamamu?"

"Tapi ternyata ia sudah hidup bahagia dengan pria lain. Pernah kulihat dia berjalan bersama pria lain. Benar-benar wanita jalang." Lanjut Euphy.

Nova tidak berucap sepatah kata pun, tetapi sebagai tanda ia mendengarkan, ia menggenggam satu tangan Euphy yang memegang jaketnya.

Awalnya Euphy tak mengerti, tapi kemudian ia tersenyum lega. Lalu bergumam, "Mungkin kalau denganmu, aku bisa kembali bermain."

"Kau mengatakan sesuatu?" Nova menoleh.

Sementara motor berjalan menyusuri jalan remang-remang, Euphy mengeratkan pelukannya pada Nova. "Bukan apa-apa."

* * *

"Euphy, ke mana saja kau kemarin?" Tanya Tyler ketika melihat Euphy muncul di ruang makan.

"Aku jalan-jalan dengan teman. Maaf kemalaman." Balas Euphy.

"Teman? Siapa?"

"Nova. Kenapa?" Balas Euphy waspada.

"Oh."

Euphy heran, sangat heran. Ia menyebut nama cowok di depan kakaknya dan balasannya hanya 'oh'? Dunia sudah mau kiamat. Tetapi Euphy tidak ingin mencari masalah, karena itu dengan cepat ia makan dan pergi ke sekolah.

"Pagi." Ujarnya begitu sampai di tempat duduknya.

"Hai. Jadi bagaimana kemarin? Kau tidak memalaknya kan?" Sahut Beth.

"Tidak juga." Balas Euphy. "Memangnya kenapa?"

"Dari tadi cowok itu duduk di tempatnya sambil memandangi dompetnya. Entah kosong atau tidak."

Euphy mulai merasa tidak enak. Akhirnya ia menghampiri Nova, berniat meminta maaf. Tapi yang didapatnya adalah senyuman Nova.

"Hai, kau ada waktu pulang sekolah?" Tanyanya.

"Kenapa?"

"Ada atau tidak?"

"Ada sih. Kenapa?" Balas Euphy makin penasaran.

"Aku booking ya. Sampai sore." Sahut Nova. Euphy tak sempat membalas karena guru jam pertama mereka sudah datang.

"Apa katanya?" Bisik Beth yang tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.

Our Hearts' ResonanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang