Blood One

124 9 0
                                    

Seorang pemuda berambut silver sedang membaca buku tebal. Pemuda itu membacanya dengan serius, bahkan ia tak menyadari seorang gadis berambut pirang sedang mengendap endap dibelakangnya.

Tiba tiba..

"DAR!!"

"GYAAHH!!! Lune!! Kau tak boleh begitu, kakakmu ini sedang belajar tau.. Artinya, kau tak boleh mengganggu.." nasihat pemuda itu

"Kak Luke terlalu serius sih! Jadi seram lihatnya.. Hi hi hi.." canda gadis bernama Lune itu

Luke menutup bukunya dan menaruhnya di meja, ia menatap adik satu satunya itu dengan penasaran. Ini sudah akhir semester, dan kemarin adiknya mengadu kalau hari ini ia akan menerima rapor. Dan hal itulah yang membuatnya penasaran.

"Berapa nilaimu? Ranking berapa?" tanya Luke dengan wajah penasarannya

"Umm.. Apa harus ku beri tahu pada kakak? Aku ini peringkat satu abadi tahu.. Dengan nilai sempurna, A+" kata Lune menyombongkan diri dengan berkacak pingang dengan sok angkuhnya

"Hahahaha" tawa mereka setelahnya

Ya, keluarga Luke dikenal dengan kecerdasannya dan kekayaannya. Sejak Luke berumur 6 tahun, ia sudah membuat publik melihatnya karena kecerdasan dan kemahirannya dalam bermain piano. Dan setelah itu, kehidupan mereka dikelilingi kemewahan, dan ayah dari Luke dan Lune mendapat pekerjaan yang layak.

Ayah mereka seorang chef, Luke saat ini sudah 2 SMP, Lune masih 5 SD, dan ibu mereka adalah seorang ibu rumah tangga.

Luke menghela nafas panjang, ia menatap jendela kaca yang menampakkan keadaan luar. Tiba tiba, ia berdiri dan mendekati jendela kaca. Lune menatap kakaknya dengan aneh. Tapi Lune langsung mengabaikannya dan meninggalkan kakaknya

"Aku mau ke rumah teman dulu ya kak!"

Luke hanya mengangguk

"Aku.. Memiliki firasat buruk untuk hari ini" batin Luke

Sementara itu, di dunia Fantasia..

Seorang pemuda berambut hitam legam sedang meringkuk di balik selimut tebal yang menutupnya dengan sempurna, gundukan selimut itu gemetaran, terkadang terdengar suara isakan.

"Aku.. Ingin mati saja.." pemuda itu bersuara

"Mati saja kalau kau sangat ingin.." suara wanita menyahutnya dengan nada dingin "kau itu bodoh dan lemah, tak pantas untuk hidup di dunia Fantasia.."lanjut suara itu

Pemuda itu membuka selimut tebal yang menutupnya, ia menatap wanita berambut hitam legam didepannya dengan ketakutan. Ia segera menundukkan kepalanya, menatap dada bidangnya yang memiliki luka sabetan pedang yang sangat lebar.

"Kenapa diam saja? Kau ingin mati bukan? Kalau bukan itu maumu, aku akan mengantarmu ketempat orang orang lemah berada.." seringai wanita itu

"K-kumohon kak! Kumohon! Jangan buang aku!" mohon pemuda itu

"Kehidupanmu sebagai pangeran di dunia Fantasia sudah berakhir, Adikku yang manis.. Aku jadi penasaran, apa adikku yang satunya itu lebih baik dari dirimu?" seringai menghiasi wajah cantik wanita itu

"Kumohon kak Shana! Kumohon!!"

"Manisnya teriakan dari adikku Darkana.." seringai diwajahnya semakin menakutkan, membuat Darkana gemetar dengan hebat.

"Pergilah manis, semoga kau selamat.." kata Shana sambil menyentuh keningnya.

Darkana menghilang menjadi partikel kecil, terbang keluar melalu jendela dan menembus langit. Darkana jatuh dari kira kira ketinggian 1km dari permukaan tanah, dan disaat yang sama, Luke melihatnya.

Blood Of Fantasia WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang