Part 15

93.8K 4.8K 40
                                    


***

Author's


Malam pergantian tahun tampak sangat meriah dimana-mana. Setelah event-event yang memeriahkan acara pergantian tahun di department store berlangsung sangat sukses, para pekerja perusahaan di bawah pimpinan Evelyn mengadakan pesta khusus di ballroom perusahaan. Ini semua adalah ide Nathan yang ingin para pekerjanya bersenang-senang setelah lelah bekerja seharian.

Evelyn yang awalnya tak mau ikut acara tersebut akhirnya ikut datang dan memeriahkan. Pada awalnya ia mengajak Darrel ikut serta, namun pria itu tidak bisa karena akan menghadiri acara lain bersama teman-teman masa sekolah menengah pertamanya yang sudah lama tidak di temuinya. Dulu, Darrel sempat sekolah selama tiga tahun di Amerika dan setelah lulus ia langsung pindah ke Indonesia.

Dengan wajah setengah cemberut, Evelyn hanya duduk-duduk di sebuah kursi dan melihat semua pekerjanya sangat menikmati pesta. Alunan musik yang dimainkan Dj tak berpengaruh sedikitpun bagi Evelyn untuk mengikuti para pekerjanya yang berdansa dan tertawa bersama. Perlahan, Evelyn meneguk sisa vodka di gelasnya sampai habis kemudian menuang kembali vodka tersebut dari botol ke gelasnya hingga penuh.

"Miss, ayo ikut dansa!" ajak Dimont, salah satu karyawannya yang bekerja di bagian marketing. Pria berdarah Canada itu tampak menyerahkan tangannya untuk mengajak Evelyn berdansa. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Dimont satu-satunya pekerja yang tidak takut pada boss-nya yang agak 'galak' itu.

"No, thanks..." jawab Evelyn seraya tersenyum kecil.

"Okey, saya tidak akan memaksa." ucap Dimont sambil mengerling genit pada Evelyn. Kemudian pria itu menghampiri wanita-wanita lain dan merangkulnya dengan mesra. Evelyn berdecak pelan melihat pemandangan seperti itu. Ia merasa bahwa semua pria sama saja yang hanya menginginkan tubuh wanita tanpa mempedulikan perasaan si wanita.

Nathan melihat Evelyn dari kursi yang tak jauh dari tempat gadis itu duduk. Sejak awal, ia selalu memperhatikan Evelyn yang tampak sendirian. Ia merasa khawatir dengan gadis itu karena sudah menghabiskan dua gelas penuh vodka. Padahal Nathan sudah menyuruh pelayan untuk menyediakan minuman lain tak beralkohol, tetapi Evelyn malah memesan minuman seperti itu.

Ketika Nathan melihat Evelyn akan meneguk habis gelas keempatnya, Ia langsung menghampiri dan menarik gelas tersebut dari jangkauan mulut Evelyn. Evelyn tampak tak terkejut sama sekali dengan kedatangan Nathan dan gadis itu malah tersenyum. Wajah Evelyn sudah memerah dan matanya tampak sayu. Ini adalah kali pertama ia melihat Evelyn mabuk. Hatinya kembali teriris mengingat gadisnya pernah mengatakan bahwa ia tidak menyukai minuman haram tersebut, dan kini dirinya malah melihat Evelyn meminumnya. Nathan merasa sangat bersalah dan berpikir bahwa perubahan besar pada Evelyn semua karena dirinya.

"Kak Nathan ngapain? Kok bisa di sini? Luna apa kabar? Gimana hubungan kamu sama perempuan murahan itu?" ujar Evelyn tak sadar. Omongannya sangat kacau dan tatapan kebencian kembali terbesit dimatanya ketika melihat Nathan.

"Aku antar kamu pulang." ucap Nathan tanpa memerdulikan omongan Evelyn sama sekali. Ia langsung mengangkat tubuh Evelyn. Perhatian orang-orang disekitar mereka langsung mengarah pada Nathan yang sedang membawa Evelyn dalam gendongannya. Evelyn tidak memberontak sama sekali dan hanya mengalungkan tangannya pada leher Nathan. Matanya berkali-kali mengerjap hingga tertidur pulas.

Kemudian pria itu membawanya masuk ke dalam mobil dan meletakkan tubuh Evelyn di kursi mobil samping kemudi. Nathan mulai mengendarai mobil pribadinya itu menuju rumah Evelyn yang tempo lalu ia kunjungi. Namun sayang, karena ramainya jalanan pada malam tahun baru ini, mereka harus terjebak macet karena jalan yang di tutup.

Cute Student that I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang