6. Dulu aku suka kamu, sekarang?

3.1K 168 2
                                    

Typo Everywhere.

***

Rafa's Point Of View.

"Engh~"

Erangan kecil tercipta dari bibir gadis di hadapanku ini, Lenya. Hellenya Anugrah Putri Guenio tepatnya.

Kami bertemu di sebuah kota ternama bernama Paris. Kota itu yang sudah mengikatku dengan gadis ini.

Lenya itu gadis yang unik, dia berbeda. Kesediham selalu ditutupi oleh senyumnya dan candaannya yang khas. Aku yang waktu itu berada di kafe milik ayah dan ibuku tak sengaja melihat Lenya yang tengah memandang keluar jendela menatap jalanan kota.

"Aduh pala gua pusing bet."

Ini si Lenya ngomong apaan coba.

Adrian yang sedari tadi berdiri di samping aku menghampiri Lenya, menarik kursi agar duduk di samping lenya yang tengah berbaring di kasurnya.

"Lu kok di sini?" tanya Lenya dengan bahasa yang tidak aku mengerti.

"Kamu tadi pingsan. Aku-"

"Kalau ngga ada keperluan mending kamu pergi aja deh sono!" potong Lenya.

"Tapi Leny, aku cinta sama kamu. Kamu satu-satunya orang yang aku cinta. Cuma kamu, Leny."

"Lalu kenapa Alena bisa lahir? Itu hasil buah cintamu dan wanita lain Drian, lalu aku menerima bekas? Kamu itu sudah menikah! Lalu kamu jadikan aku istri muda?"

"Menikah? Aku sam-"

"Sudahlah Adrian, pergi kamu dari sini, semua cowok memang baj-"

Plak!

Aku mendaratkan tamparanku pada pipi Lenya. Membuat ia mematung tak menatap aku dan Adrian. Adrian sempat menatapku dan kembali menatap Lenya yang diam.

"Sampai kapan kamu terus begini?" tanyaku pada Lenya.

"Apa tidak bisa sedikit saja kamu mendengar penjelasan Adrian?" lanjutku yang masih tak ada jawaban dari Lenya.

"Apa kalian tidak bisa bicara baik-baik?"

"Dari dulu aku memang tak ada hubungan dengannya, jadi, kenapa aku harus mendengar penjelasannya?" jawab Lenya dingin. "Sebelum ke Paris aku dan Adrian tidak memiliki hubungan apapun."

"Apa sebuah rasa itu harus ada sebuah ikatan hubungan? Tak semua rasa cinta harus memiliki ikatan berhubungan."

Lenya bangkit dari tempat tidurnya.

"Ikatan apa? Rasa? Itu semua udah mati!" teriak Lenya sambil membanting bingkai fotonya dan Adrian. "Cinta apanya? Jika memang cinta dari dulu Adrian tidak akan pernah memutuskanku! Janji? Bahkan Naufal pun meninggalkanku!"

Prang!

Bingkai foto lain Lenya banting juga. Membuat suara pecahan itu terdengar memekik telinga.

Aku dan Adrian terdiam melihat Lenya seperti itu. Bahkan kami, laki-laki dewasa tak pernah mengerti perasaan perempuan.

***

2. Dear Mantan: Cinta Butuh Kepastian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang