1. Air Mata

11 0 0
                                    

"Miya-senpai! Aku ingin bermain sebentar. Apakah boleh?" tanya Sakura.

"Boleh. Tetapi, jatah mainmu hanya 15menit. Karena tentara Farkwales akan datang 1jam lagi," jelas Miya-senpai. Aku hanya menurut saja dan lekas pergi menuju rumah Rann-chan.

"Rann-chan! Ini aku, Sakura," teriak Sakura. Seseorang menuju Sakura dengan tergopoh-gopoh.

"Ada apa, Sakura-san?" tanya Bi Mei.

"Bi Mei, apa ada Rann-chan?" tanya Sakura.

"Rann? D..dia sedang tidur."

"Ooh.. Yasudah, aku pulang aja deh. Terimakasih bi Mei," ucap Sakura. Kemudian pergi.

Sesampai dirumah, Sakura mencari kakaknya ke seluruh ruangan. Namun, Miya-senpai tidak ada dimana mana.

"Miya-senpai! Aku pulang. Dimana kau?" tanya Sakura sembari berteriak.

"Aku di kebun, Sakura!" jawab Miya-senpai. Tanpa berpikir panjang, Sakura langsung menuju kebun dibelakang rumahnya.

"Aku kira, senpai pergi ke rumah Sora-senpai."

"Tidak. Kan tentara farkwales akan datang," ucap Miya-senpai. Ketika Sakura dan kakaknya sedang berbincang, tiba tiba suara langkah kaki yang kekar dan banyak pun terdengar. Sakura dan kakaknya ingin masuk ke dalam rumah. Tapi, sudah ada salah satu tentara yang menghadang mereka.

"Hei kau!" ucap salah satu tentara. Sakura dan kakaknya tidak menghiraukan. Mereka langsung berlari tergopoh-gopoh sampai rumah.

"Hufft.. Untung kita selamat Sakura," ucap Miya-senpai merasa lega. Hampir mereka tertangkap tadi. Jika mereka berhenti melangkah, mereka akan langsung tertangkap dan dijadikan budak oleh pangeran Jimmy.

"Sebentar ya, Miya-senpai. Aku ingin membuat Ocha untuk kita berdua," ucap Sakura kemudian berjalan kearah dapur. Sakura membuat Ocha dengan teliti, ia nemperhatikan takarannya. Sesudah ia membuat Ocha, dia langsung menuju meja makan dan mendapati kakaknya yang sedang membaca buku.

"Senpai, ini Ochanya dan Sneakmeals."

"Arigato, Sakura."

Sakura dan Miya-senpai pun meminum dan memakan Ocha juga sneakmeals dengan pelan pelan tanpa membuka percakapan. Suasana sangat hening, dan akhirnya Sakura memecah keheningan suasana.

"Senpai, ayo kita nonton Tv. Ada Doraemon hari ini," ajak Sakura. Miya dan Sakura akhirnya memutuskan menonton tv.

"Sakura. Sepertinya tentara farkwales sudah pergi. Kakak ingin keluar sebentar. Ada suara ribut diluar," ucap Miya. Kemudian ia menuju luar rumah. Miya kaget dan langsung berbaur dengan lainnya.

"Ada apa ini? Chicka-senpai! Ada apa?" tanya Miya.

"Adikku, rann-chan ditangkap oleh tentara farkwales!" sedih Chicka-senpai. Dia kembali menutup mukanya.

"Astaga.. Sabar ya, Chicka-senpai. Semoga tentara farkwales tidak menyakitinya... Ah! Berapa umurnya sekarang?" tanya Miya.

"Umurnya? Umurnya genap 10tahun."

"Syukurlah.."

"Memang, ada apa Miya-san?" tanya Chicka-senpai bingung.

"Aku pernah mendengar percakapan orang tuaku. Tentara farkwales akan menjadikan budak jika umur nya lebih dari 15tahun," jawab Miya-senpai menghembuskan nafas lega.

"Benarkah? Terimakasih Tuhan.." ucap Chicka-senpai bersyukur. Miya hanya menepuk pelan bahu Chicka agar ia tenang.


"Sakura.." ucap Miya lirih.

"Ada apa, Miya-senpai? Kenapa senpai seperti ingin menangis?" jawab Sakura.

"Tidak kok. Tapi.. Kau jangan sedih ya, Sakura?" tanya Miya. Sakura hanya mengangguk dan diam, memilih kakaknya untuk menceritakan apa yang terjadi.

"Rann-chan.. Dia tertangkap oleh tentara farkwales.." ucap Miya menahan tangis. Tanpa disadari, Sakura menitikkan air mata di pelupuknya. Tak kuat membendung tangis, Sakura memeluk kakaknya yang juga sudah tak kuat membendung air tangis.

"Itu semua tidak benarkan, senpai?" tanya Sakura yang kini sudah mengeluarkan tangis yang keras.

"Itu semua benar, Sakura.."

GoragakureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang