Hujan benar-benar gila sore itu. Dion mengumpat di dalam kubikel kerjanya. Wajahnya kusut masai. Ia mengacak-acak rambut klimisnya. Rencana malam nanti terancam batal. Supervisor di tempatnya bekerja memberikannya tugas mendadak. Puluhan pesan singkat tertera di ikon aplikasi pesan pada layar ponselnya. Dion enggan membuka. Pesan-pesan bernada sama, 'Happy bday', 'Met ultah' atau 'Udah tua lo ye, traktirannya jangan lupa'.
Ting.
Pop Up dari aplikasi pesan menampilkan sebaris kalimat dan nomor pengirimnya. Nomor asing. Dion penasaran kemudian membukanya.
Dion, hari ini tentu kamu berbahagia, umurmu sekarang 25 tahun, tapi buat mama kamu selalu menjadi bayi kecil. Andai Mama bisa memelukmu langsung. Ini Mama baru belajar ngetik sms dari si adek. Walaupun si adek ngajarinnya rada kesel gara-gara mama lambat. Mama tahu kamu sibuk, susah ditelpon, semoga sms ini kamu baca ya, Nak. Mama doain kamu sehat selalu, jangan lupa makan ya.
Sent : 17.30 pm
Sender : 0812784xxxAir muka Dion berubah. Jarinya menekan tuts keyboard di layar. Bibirnya bergetar menahan gemuruh rindu yang mengumpul dalam dada. Ia melupakan sesuatu. Ia melupakan orang yang mencintainya tanpa pamrih, di hari istimewanya sendiri.
YOU ARE READING
Send to : Mama
General FictionTentang pesan-pesan singkat antara Dion dan Sang Mama. Tentang LDR.