Chapter 1 - Unfortunately

18.5K 777 82
                                    

Anna POV

Silau.

Matahari pagi hari ini membuat mataku sakit. Aku enggan bangun. Ugh, tapi aku harus bersiap untuk kuliah, dan pikiran itu membuatku sedikit ingin bermalas-malasan di tempat tidur sebentar lagi.

Walau masih menjadi mahasiswa baru, ospek dan banyak kegiatan yang membuatku capek luar biasa, semuanya sudah kulewati dengan aman, dan 1 bulan berlalu begitu cepat. Whatever.

C'mon Anna, kamu harus semangat.

Aku berjalan lunglai menuju kamar mandi. Setelah mandi dan masih belum semangat, aku membuka lemariku lalu memilih kemeja maroon lengan pendek dan jeans yang sudah agak pudar plus sepatu converse kesayanganku. Aku tidak perlu memakai high heels karena tinggiku 172 cm.

Yapp, aku suka pakaian yang casual, aku ngga suka pakaian yang ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhku, it's not me.

Aku menyisir rambutku, memakai sedikit make-up, karena aku suka terlihat natural. Yang menarik dari diriku mungkin cuma lesung pipiku!

Setelah menyiapkan tas, buku, hp, dan barang yang tidak penting, aku berjalan ke bawah dimana ibuku sudah menyiapkan sarapan. Sandwich dan susu hangat, sarapan sempurna.

Mungkin sebagian orang tidak menganggap sarapan adalah hal yang penting, tapi aku harus dan harus selalu sarapan, kalau tidak mood ku akan jelek seharian. I'm moody girl y'know.

"Selamat pagi, mom", aku mencium pipinya dengan cepat.

"Pagi Anne, don't forget to pick up your brother at 4 p.m, okay?"

"Okay", aku menjawab seadanya lalu melahap sarapanku.

Ibuku keturunan Kanada, dan dia suka berbicara bahasa inggris di rumah. Dia bekerja part time di rumah desain ternama di Jogja. Dan ayahku asli Indonesia. Dia mungkin sudah berangkat pagi-pagi karena pekerjaannya sebagai arsitek plus kontraktor dan banyak bekerja di lapangan. Mungkin karena itulah rumahku terbilang unik.

Oh iya, aku mempunyai adik laki-laki, dia masih duduk di bangku SD, kelas 4, usia kami terpaut lumayan jauh. Namanya Reynold, tapi di singkat Rey, dia mungkin sudah di antar oleh supir langganan kami.

Namaku sendiri Reyna Annabeth, tapi aku lebih suka di panggil Anna.

Setelah menghabiskan sarapanku, aku bergegas ke garasi, menghidupkan mobil Toyota Hardtop hitamku dan berangkat kuliah. Yes yes, mobilku tersayang, Big Boy. Aku menamainya begitu karena body dan rodanya yang besar.

Kampusku lumayan dekat dari rumah, 15 menit jika tidak terkena macet. Aku kuliah jurusan Teknik Informatika di salah satu Perguruan Tinggi Swasta bergengsi di kotaku. Aku hanya senang berkutat dengan komputer, itu saja.

Tapi aku harus menjemput sahabatku, Sassy. Namanya Isabella Shayron, tapi aku memanggilnya Sassy. Tapi emang sudah di panggil begitu sih daridulu. Hee.

Dan rumahnya agak sedikit memutar dari arah kampus. Walau begitu aku tidak keberatan karena dia orang yang asyik, hmm, mungkin sedikit gila. Dan kami satu jurusan tentunya. Dia mengikutiku kemanapun aku berada katanya.

"Yo, sexy", Sassy mengetuk jendela mobilku setelah aku memarkir di depan rumahnya.

"Hello, weirdooo"

Roses and Butterflies (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang