Lyla duduk seorang diri di sudut luar Monthblanc cafe. Kebiasaan yang sudah dilakukannya sejak dua tahun terakhir di cafe favoritnya itu. Semua pengunjung yang datang pun selalu tidak asing dengan wajah manis nan memesona Lyla. Bahkan hampir semua waiter di sana mengenalnya. Ia tak mengidahkan suasana cafe yang sedang ramai oleh pengunjung. Baginya seramai apapun suasan cafe tetap tak merubah kesepian yang dirasakannya.
Dia begitu kehilangan sosok Bale yang selama ini menjadi pusat dunianya. Tempat mengadu dan berbagi cerita suka dan duka hidup nya yang sejak awal tak pernah berjalan mulus. Bersama Bale, Lyla mendapatkan seorang kekasih, kakak dan sekaligus sosok ayah yang sangat ia rindukan. Ia kehilangan Bale, semangat hidupnya dan tujuan hidupnya.
"Hey girl, kau sepertinya menghabiskan waktu mu hanya bersama gelas-gelas kosong itu." gadis berperawakan tinggi dan langsing menyapa dengan senyuman sedikit sinis.
"Apa kau tidak punya kerjaan lain selain menggangu ketenangan ku?" Lyla merasa terusik dengan kedatangan Mira yang sudah dikenalnya 8 tahun ini. "Jadi kamu cuti hanya untuk 3 gelas orange juice ini?" Mira menarik salah satu kursi di depan Lyla.
"Argh...setidaknya aku bisa menghindari setumpuk kertas yang setiap hari mengganggu pandanganku." Lyla mengangkat tangannya. Memberikan tanda agar waiter segera mendatangi meja. Tak berapa lama seorang pria datang menghampiri Lyla. Pria dengan tubuh tegap , tinggi dengan rahang yang seksi.
"What can I do for you ?" pria seksi ini tersenyum. Lyla dan Mira tampak begitu asing dengan pria ini.
"Sepertinya kau bukan waiter di sini..melihat kau tidak berpakaian seperti yang lainnya." Lyla begitu mengenal hampir seluruh waiter di Monthblanc cafe. Sampai dia hafal wajah pekerja di cafe itu.
"Aku orang baru di sini. So girls, apa yang kalian butuhkan?"
"Aku rasa aku mau satu gelas lagi orange juice dan frappucino."
"Sepertinya kau sangat menyukai orange juice yang ada di menu cafe ini." pria ini tersenyum kembali sambil melihat tiga gelas kosong di atas meja Lyla. Lalu dengan sopan meminta izin untuk pergi.
"Apa kau sudah gila Lyl...kau bisa saja sakit perut dengan orange juice sialan itu." Mira mendorong salah satu gelas hingga berbunyi treeng.
**
Hujan turun setelah sekian lama musim panas melanda. Bau tanah yang terguyur air hujan begitu khas sampai membuat Lyla menghirup nafas begitu panjang. Yah...bahkan musim pun telah kembali berganti. Tapi perasaannya pada Bale tetap tak pernah berubah. Lyla menutup mata membiarkan tetes hujan pertama mendarat di wajahnya. Lama kelamaan tetesan itu berubah menjadi guyuran air yang semakin deras dan membasahi tubuhnya. Lyla tersenyum getir dan menatap nanar pada genangan air di jalan. Jalan ini begitu mengingatkan pada Bale. Dia yang mengenalkan kota ini. Kota dimana semua orang ingin mengadu nasib. Kota dengan skyscraper di segala penjuru dan lalu lalang kendaraan yang tak pernah sepi. Semua mengingatkan pada Bale. Bale yang telah pergi. Bale yang membuat Lyla menangis tanpa sebab dan melupakan senyuman menawannya.
"Apa kau ini anak umur 10 tahun yang masih suka main hujan?" Lyla terperangah melihat si pria dengan rahang seksi yang ditemuinya dua hari lalu di Monthblanc cafe. Lyla tak menjawab pertanyaan pria ini. Dia hanya memperhatikan payung yang dikenakan pria ini. "Apa payung yang aku pakai terlihat seperti sebuah lelucon sampai kau tak berkedip melihatnya?"
Pria seksi menarik tangan Lyla dan mendekap bahu Lyla hingga lebih mendekat. "Let's go!"
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Kiss
ChickLitLyla begitu kehilangan Bale. Semua tujuan hidupnya tak lagi berarah. Dia merasa semua seakan hancur. Ditengah kehampaannya Lyla bertemu Noah pria seksi yang semakin mengingatkannya pada Bale. Terima kasih buat @yangechan karena udah ngerekomendasiin...