INFINITY #3

943 121 9
                                    

Louis memberikan Freddie kepada Brianna dan membukakan pintu mobil, kemudian dia duduk di kursi kemudi. He drive so fast.

"Lou, pelankan sedikit lajumu." Pinta Bri

"Kau diam saja, kita harus cepat-cepat sampai rumah sakit."

Brianna pun tidak berkomentar lagi. Dia memeluk erat Freddie dan menciumi nya. Dia masih menangis.

"My baby boy, Freddie... I love you" bisiknya ke telinga Freddie.

Louis melirik ke arah Brianna, hatinya tersentuh melihat Bri benar-benar menyayangi Freddie. Jauh di lubuk hatinya mulai tersentuh. Tapi itu bukan cinta, tentu saja.

**

Sesampainya di rumah sakit.

Freddie sedang di dalam ruangan UGD. Louis dan Brianna menunggu di luar. Mereka duduk terpisah. Louis duduk di sebelah kanan dari pintu UGD sedangkan Brianna di sebelah kirinya.

Louis melihat Brianna masih belum berhenti menangis. Di dekati nya Brianna dan duduk di sampingnya.

"Freddie akan baik-baik saja." Ujar Louis.

Brianna mengangguk dan mengusap air matanya. Dia menatap lurus dan menjauhkan pandangannya dari Louis.

Saat seperti ini ingin rasanya Louis memeluk Bri, tapi di hapusnya seketika pikiran itu. Tiba-tiba dia teringat Danielle.

'Aku belum memberitahu Dan' batinnya.

Diambilnya handphone nya dari saku celananya dan mencari nama Danielle di kontaknya.

Louis menunggu jawaban, tapi Danielle tidak mengangkatnya. Pasti Danielle sudah tidur, jelas saja ini sudah pukul 2 pagi. Kemudian dia mencari nama Liam.

"Halo Lou?" sapa Liam.

"Li, sekarang aku dirumah sakit."

"Kau kenapa Lou?" Tanya Liam panik.

"Bukan aku, tapi Freddie. Tiba-tiba badannya panas sekali tadi."

"Rumah sakit mana? Aku kesana sekarang."

"NHS Tayside, tidak usah Li ini sudah terlalu malam. Besok saja kau kalau mau kesini. Kabari yang lain juga yah."

"Baiklah Lou, get well really soon for my baby Freddie."

"He's my baby."

"Okay, get well really soon for your baby."

Louis tersenyum. "Oke bye Li, see you soon."

"Bye, tomorrow I am sure" lanjut Liam.

Louis menutup teleponnya dan beralih lagi ke arah Brianna.

"Bri." Panggilnya.

Brianna menoleh ke arah Louis, kali ini wajahnya sembab tapi sudah tidak ada air mata lagi.

"Istirahatlah, aku akan menunggu Freddie."

Brianna menggeleng.

"Kau kelihatan sangat lelah Bri."

"Aku khawatir sama Freddie."

"Aku tau, tapi istirahatlah." Tanpa aba-aba Louis menarik kepala Brianna agar berbaring di bahunya. Brianna tidak menolak. "Aku tau kau sangat lelah seharian ini mengurus Fredd, maaf aku sibuk dengan urusan ku sendiri."

"I am fine Lou."

Louis diam, dia mengelus rambut Brianna, tiba-tiba perawat keluar dari ruang UGD.

"Orang tua Freddie Tomlinson?"

"Iya, bagaimana keadaan anak saya sus?"

"Untung anda cepat cepat membawanya, dia terkena step ringan. Panas badannya hampir 39 derajat. Sekarang dia sudah bisa di pindahkan ke kamar, dan mungkin akan di rawat inap beberapa hari."

"Saya bisa melihat anak saya sekarang kan?" Tanya Brianna.

Perawat itu tersenyum dan mengangguk.

Brianna dan Louis memasuki ruang UGD. Bri langsung memeluk dan mencium Freddie, Louis hanya berdiri memandanginya.

**

Keesokan harinya Liam, Niall dan Harry berkunjung kerumah sakit. Freddie sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.

"Kau harus meluangkan banyak waktumu untuk Freddie Lou." Kata Liam.

"Iya, aku sudah memikirkan hal itu."

"Kalau kau tidak mau mengurusnya aku bersedia." Kali ini Harry.

Louis menatapnya tajam. "Aku tidak ada bilang aku tidak mau mengurusnya."

"Boleh aku menggendongnya Lou?" Tanya Niall.

"NO NIALL. Kau harus banyak belajar dulu bagaimana menggendong anak-anak."

"Thanks Louis."

Brianna hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah mereka, tiba-tiba suara pintu terbuka. Mereka semua melihat kearah pintu.

"Boleh aku masuk?" Tanya Danielle pelan.

Louis melirik Brianna sekilas, dan kemudian menjawab. "Tentu saja boleh sayang."

'Bri, Louis hanya ayah Freddie, dan kalian tidak ada hubungan apa-apa. Bersikaplah seperti biasa.' Kata Briana dalam hati pada dirinya sendiri.

Danielle melangkah masuk dan mendekati Freddie, tentu saja dia berhadapan dengan Brianna karena Bri selalu berada di sisi Freddie.

'Ternyata Danielle terlihat lebih cantik kalau di lihat dari dekat seperti ini.' Batin Bri.

"Hai Bri." Sapa Danielle

"Hai Dan." Bri tersenyum. Ada sedikit luka di hatinya.

"Mother and Girlfriend in the same room. Bagaimana perasaanmu Louis Tomlinson?" Tanya Niall iseng.

Kalau tidak mengingat ini di Rumah Sakit mungkin Louis sudah memakan Niall hingga ke tulang-tulangnya.

"Shut up Niall." Maki Louis.

Niall malah tertawa.

"Niall, Freddie akan terkejut dengar tawamu." Kata Brianna, kontan Niall menghentikan tawanya. Gantian Harry, Liam dan Louis yang tertawa tertahan.

**

"Kau harus memikirkan ini Lou."

"Tapi Dan..."

"Aku tidak berniat menjauhkan Freddie dari Ibu kandungnya percayalah. Tapi itu yang terbaik."

"Freddie masih membutuhkan ASI."

"Kita bisa memberinya susu instan."

"Danielle.."

"Lou berpikirlah, selain kau dan aku bisa mengurus Freddie, kita juga bisa selalu bersama-sama."

"Itu terlalu cepat Danielle."

"Aku tidak memintanya sekarang Lou, aku hanya meminta kau memikirkan ini."

"Akan aku pikirkan."

"Secepatnya Lou."

Louis hanya mengangguk.

****

Don't be silent reader please.
give feedback for me.
1vote and comment doesn't kill you.
it means a lot for me :)

INFINITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang