Atas chat dengan Nina semalam, Citra justru malah kepikiran terus.
Citra punya banyak sahabat, karena semua orang yang ia kenal dia anggap sebagai sahabat, termasuk Sani, Nina, Yura, Kiki, dan Risa, Citra sayang banget sama mereka. Di lubuk hatinya yang paling dalam, Citra ga mau kehilangan Sani, Yura, dan Kiki, Citra juga sama gamau banget kehilangan Risa dan Nina. Masa iya, cuma gara-gara ini persahabatan Citra hancur.
Atas unek-unek yang terus mengganjal Citra mengirimkan pesan tak singkat kepada Risa dan Nina"Teruntuk: yang hatinya terlukai, Risa dan Nina.
Mungkin sampai detik ini atau beberapa waktu kedepan, kalian ga nerima dengan suatu kejadian ini. Aku, Citra yang mengaku sebagai sahabat kalian, atau si pengemis peminta maaf, atau mungkin orang yang kalian anggap memihak, atau tersangka pembuat sakit hati, dan sejenisnya. Memohon maaf atas kejadian ini. Sungguh ga ada sama sekali niat memihak atau menyalahkan diantara kalian, semua sama dimata aku, selalu berupaya menyeimbangkan.
Untuk yang kesekian harinya merasa tertekan, aku mohon maaf pada kalian, sebab satu yg aku gamau yaitu KEHILANGAN. seperti yang di katakan Nina, aku bisa merasakan bila ada di posisi kalian. Merasa sakit hati, pasti, tentu, oleh karena itu aku mohon maaf. Lalu, jika kalian beranggapan bahwa bukan sahabat terbaik aku yang ga bisa ngasih solusi, yang ga selalu ada buat aku, itu semua SALAH. Seperti yang Nina bilang logikanya sahabat itu ga bakal ngancurin sahabatnya sendiri, aku percaya itu. Atas maksud yang udah kalian lakuin menyembunyikan hubungan Raka-Via demi tidak terguncangnya hati dan perasaan aku, aku ucapkan banyak terimakasih, dan maaf terlalu cepat untuk salah menilai maksud dari hal yang kalian lakuin. Seperti apa yang telah kalian katakan aku terlalu cepat untuk menarik kesimpulan, oleh karena itu aku mohon maaf.
Atas emosi yang tak terkendali, perasaan yang kacau, ucapan yang rancu, perbuatan yang tak senonoh, pikiran yang semrawut, dugaan yang menyayat hati dan perasaan yang telah aku tujukan pada kalian, aku mohon maaf.
Seriously, untuk kejadian yang kesekian kalinya aku gamau kehilangan sahabat-sahabat terbaik aku (Sani, Yura, Kiki, Risa dan Nina). Untuk itu aku mohon maaf. Jika diam itu luka dan menangis adalah obatnya, aku akan lakukan itu demi terjaganya kekerabatan. Jangan pernah berhenti bercerita ataupun bercengkrama.
Terimakasih atas perhatian yang kalian berikan, aku berharap kembali pada keharmonisan.
Untuk yang kesekian kalinya aku memohon maaf kepada Risa dan Nina. Semoga dimaafkan dan terobati.
(Citra, yang mengaku sahabat)".
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone(?)
RomanceAdakah rindu yang semakin menusuk? Ibarat pisau tumpul, lebih sakit dari pisau tajam. Entahlah, makin hari rindu makin tak terdefinisi. Semakin melupakan semakin tinggi frekuensi rindu. Padahal rindu ada di depan mata, mengapa tak terlunasi(?) Itu...