01

5.9K 228 1
                                    

Fiuh.

Pelajaran olahraga memang melelahkan. Cat, Fani, dan kawan-kawan sekelas lainnya baru saja melewati pelajaran penjas orkes, hummm, pelajaran yang paling tidak disukai oleh Cat. Kenapa? Karena melelahkan, ya, sangat melelahkan. Apalagi materi hari ini, materinya tentang 'lari'. Erhhh, sedari jam pelajaran tadi dia sudah mengeluh saja perutnya sakit karena berlari. Ya, begitulah jika orang malas berolahraga. Otak dan kerongkongan Cat dan Fani saling bekerja sama untuk memaksa mereka ke kantin membeli minum. Mau bagaimana lagi? Mereka harus mengikuti keinginan otak dan kerongkongannya, kalau tidak...mereka bakal mati karena dehidrasi! Mmmungkin sih hehe.

HAP!!!

Dua tangan sama-sama memegang botol yang sama diwaktu yang sama. Dua orang pemilik tangan itu saling melihat lawannya masing-masing. Mata kedua orang itu tiba-tiba saja langsung menyinis, ternyata itu adalah tangan Cat dan Bagas!!!

Bahaya!!! Perang dingin bakal dimulai lagi!!!

"Eh, lepas! Ini yang ngambil gue duluan!" Cat terus mempertahankan botol itu.

Bagas tak mau kalah, pokoknya dia tidak mau mengalah dalam hal apapun pada Cat. "Gue duluan."

Cat mengerucutkan bibirnya sambil terus mencoba merebut botol itu dari Bagas, "Gue duluan! Lo apaan sih! Lo gak tau apa gue tuh lagi dehidrasi banget! Kenapa sih lo dateng-dateng malahan cari ribut?!!!"

Bagas menatapnya dengan dingin. "Lo fikir gue gak haus? Gue juga sama kali."

"Ih, tapi kan, gue abis olahraga, gue jauh lebih haus dari lo!!!"

"Whatever you say."

Fani bergidik ngeri melihat dua anak gila ini, buat apa ngeributin satu botol minuman? Kan, dikantin masih banyak minuman-minuman lain, bahkan banyak yang percis kaya yang mereka ributin. Sumpah, mereka gila, terlalu gak mau kalah satu sama lain.

"Hey! Udah stop! Kalian ini kayak anak bocah aja deh! Itu kan minuman masih banyak, ngapain sih diperebutin?!" Fani mencoba melerai mereka berdua.

Dengan pandai, Bagas merebut botol itu dari Cat yang sedang lengah. "Yes! Gue yang dapet! Sorry ya." Bagas langsung membayar minuman itu dan pergi dari kantin.

Cat yang baru saja kehilangan botol minumannya terus menganga lebar. Jadi tadi Bagas yang menang? Sial, kenapa dia bisa lengah? Arghhhh.

"Barb, tutup tuh mulut lo! Nanti laler masuk berabe."

Fani membekap mulut Cat. Cat menggerutu, "Ah, gara-gara lo sih, Fan! Gue kan jadi kalah dari dia."

"Lho? Kok jadi gue sih yang salah? Gue kan yang ngedamaiin kalian! Lagian juga lo ngapain sih ngerebutin minuman, minuman kan masih banyak! Tuh liat sama lo! Masih numpuk!!"

Cat mengerang sambil manyun. "Fan, lo mah gak ngerti! Ini bukan masalah minumannya! Ini masalah harga diri gue didepan dia! Gue gak boleh kalah sama dia. Ah! Tau deh ah." kata Cat sambil berjalan pergi.

"Eh, gak jadi beli minum?" tanya Fani sambil sedikit berteriak karena posisi Cat yang sudah agak jauh.

"KAGA! UDAH GAK HAUS!" Kata Cat tanpa menoleh sambil terus berjalan.

Fani bergidik sambil mengambil minuman dan meneguknya, hhhh, kerongkongannya terasa segar sekali sekarang.

°°°

Bagas baru saja selesai rapat dadakan bersama teman-teman basketnya, rencananya tim basket Bagas akan ikut pertandingan tingkat nasional yang akan diadakan sekitar dua bulan lagi, karena itu, tim basket sedang sibuk-sibuknya sekarang.

Seorang gadis dengan body kutilang alias kurus tinggi langsing menghampiri Bagas.

"Hai Gas,"

Mila Josephira. Anak IPS yang tenar dengan bodynya yang seperti model itu adalah cewek yang terus mengejar-ngejar Bagas walaupun Bagas sama sekali tidak merespon balik. Memang sih, bukan hanya dia yang naksir sama Bagas, tapi tetap saja, dia yang paling fanatic, malah kadang Bagas ilfeel dengan tingkahnya yang terkesan murahan.

"Lo udah makan belum, Gas? Kalau belum...ke kantin yuk sama gue? Mmm, gue yang traktir deh."

Tuh kan, udah kelihatan banget murahannya.

Merasa tak mendapat respon, akhirnya Mila mencoba menggapai tangan Bagas, lalu menggenggamnya.

Bagas melepas kasar tangan Mila, "Mil, lo jangan over gitu napa, gak enak diliatnya."

Mila cemberut, "Abisnya lo gak mau jawab gue."

Bagas mendengus sebal, "Ok, gue jawab nih ya, pertama, gue udah makan. Kedua, gue udah kenyang. Puas?"

Oke, gak usah heran, Bagas emang orangnya dingin sama cewek, apalagi ceweknya murahan kayak Mila gini. Errh.

"Tapi kan---"

Belum selesai Mila berbicara pada Bagas, namun Bagas main meninggalkan Mila begitu saja tanpa izin.

Memang sudah biasa bagi Mila. Tapi, terkadang, Mila heran. Kenapa Bagas sama sekali tak membalas perasaannya? Padahal, dia merasa sudah paling cantik, paling tenar, paling the best deh dibanding cewek-cewek lainnya. Tapi, kenapa Bagas tetap menutup hatinya untuk dia?!

"Kalau sampai gue bisa dapetin Bagas, gue bakal bangga banget karena bisa dapetin hati orang yang sedingin es. Diantara mantan-mantan gue yang gak kehitung itu....kayaknya, cuma dia yang paling menarik buat gue kejar! Oke, gue bakal usaha mati-matian buat dapetin lo, Gas. I love you so much!" gumam Mila.

Dia begitu yakin bahwa Bagas akan berhasil didapatkannya. Apalagi dia sudah memiliki modal paras yang cantik idaman para cowok, sepertinya hal mudah untuk meluluhkan hatinya Bagas.

Ummmm.

Apakah benar akan semudah itu mendapatkan hati Bagas? Rasanya....tidak.

>>>>>>>>Next<<<<<<<<<<<

Sebelumnya, tinggalkan vote dan komen dulu yaaaa!

Follow akun wattpad: rhmbllghn

BAPER (Jariana)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang