Waktu berjalan dan tahunpun berganti, kerajaan Uchiha menjadi kerajaan besar yang damai, system telah berubah dan perebutan wilayah di hilangkan.
Kini para Negara menerapkan system aliansi yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak, dan setiap Negara di larang untuk merebut wilayah Negara lainnya.
Itachi membebas tugaskanku sebagai panglima perang, (aku menjadi panglima perang ketika berhasil mempermalukan panglima terdahulu dalam sebuah adu pedang) dan sebagian besar waktuku kuhabiskan berkeliling keberbagai benua, terimakasi pada system aliansi dan jabatanku sebagai panglima perang kerajaan Uchiha, setiap kerajaan yang kukunjungi menyambutku dengan tangan terbuka.
Satu persatu kukunjungi tempat yang pernah Naruto ceritakan padaku, aku bertemu dengan bajak laut, menginjak pasir gurun dan melihat betapa birunya laut. Si Dobe itu, dia berbohong padaku, biru laut memang indah, berkilau jika tertimpa matahari tapi bagiku biru matanya masih lebih indah. Meski bertahun - tahun telah berlalu, aku tetap tidak akan melupakan warna mata itu. Tidak akan pernah.
.
.
.
Aku sedang memandangi biru laut ketika seorang pembawa pesan menghampiriku dengan nafas memburu, ia membawa sebuah pesan dari Itachi untukku. Segera pulang katanya, keadaan darurat dan aku harus berada di sana secepat yang aku bisa.
Aku sampai di kerajaan Uchiha tepat tiga hari setelah pesan itu sampai padaku, dengan langkah cepat dan nafas yang memburu aku berjalan di koridor istana, para pelayan menatap terkejut akan kemunculanku namun semua nampak baik - baik saja."Otoutou~! Aku merindukanmu!" Itachi memelukku ketika aku sampai di hadapannya what?!
Aku menyipitkan mataku, berharap pandanganku bisa membakarnya dengan api hitam. Ia tersenyum dan menepuk - nepuk bahuku. "pergilah ke kamarmu dan mandilah Sasuke, kau bau!" ia terkekeh aku hampir protes sebelum dia berujar dengan nada yang serius. " setelah itu temui aku di ruang makan dan kita akan bicara."
Tanpa membantah aku berjalan menuju kamarku, ruangan itu masih sama tidak ada yang berubah. Di sudut ruangan berdiri bingkai cermin tempat Naruto di segel dulunya.
Aku berdiri di sana beberapa saat, mengelus bingkainya perlahan dengan tangan yang bergetar. Dadaku terasa sesak. "donna ni toki ga tatte mo zutto kimi o tada matte'ru"
Ujarku untuk kesekian kalinya.
.
.
Aku mendengarnya, ngemericik bunyi air dari arah pintu kamar mandi, seseorang berada di sana. Perlahan aku melangkah mendekati pintu kamar mandi, membukanya perlahan tanpa suara.Mengendap-endap aku memasuki kamar mandi, ada bayangan sosok seorang manusia di sana, uap air mengepul menghambat menglihatanku jadi aku mendekat, sepakin dekat dan bayangan itu semakin jelas.
Punggung berwarna tan yang basah, semakin dekat dapat kulihat rambut pirang yang basah terkena air, semakin mendekat sosok itu menoleh menyadari keberadaanku, tapi aku tak peduli, karena aku melihatnya..
.
.
..mata biru yang lebih indah dari laut.
"KYAAAAA~~~!!!! ORANG MESUM DATTEBA- eh? Sasuke?!" dia, Naruto, berteriak dengan tangan yang menutupi dadanya, matanya terpejam sesaat namun terbuka lagi ketika menyadari sosokku.Aku berjalan setengah berlari menghampirinya, badan dan pakaianku basah karena air tapi aku tidak peduli. Aku memeluk sosoknya dengan erat memastikan bahwa apa yang kulihat ini nyata.
"Naruto.. Naruto.. Naruto.. Naruto.. Naruto.. Naruto.. Naruto.. Naruto.." aku menyebut namanya berulangkali, memeluknya semakin erat. Aku merindukanmu dobe..
Dia membalas pelukanku, menenggelamkan tubuh dan wajahnya pada dadaku. "aku juga merindukanmu Sasuke." Katanya seolah dapat membacapikiranku.
.
.
Kami berpelukan beberapa saat, cukup lama kurasa, sampai akhirnya Naruto menggeliat dalam pelukanku, ia mendongak menatapku dengan wajah canggung. "err.. teme, aku tau kita sama - sama rindu dan banyak yang perlu di ceritakan, tapi bisakah kau biarkan aku menyelesaikan mandiku dulu?" ujarnya kikuk.FUCK!
Aku lupa dia tadi sendang mandi!
.
.
.
End
Jika sempat tinggalkan jejak untuk kedua pasangan bodoh ini ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Mirror (sasunaru ver.)
FanfictionSummary : Uchiha Sasuke adalah seorang anak haram raja, di tengah perang yang berkecamuk ia di asingkan ke sebuah rumah tua di pinggir kerajaan. Di sana ia bertemu dengan seorang pemudan yang terperangkap dalam cermin. Perlahan, ia belajar arti kebe...