"Ka Andrew, gimana kabar kaka di sana? Baik kan? Cinta kangen sama kaka, sekarang Cinta ga ada temen berantem di rumah, ga ada lagi yang baca buku di baklon, ga ada lagi yang larang Cinta ini itu di rumah, Cinta kangen."
Kini giliran ka Nathan berbicara untuk ka Andrew, "Hai kaka ipar, makasih udah ngizinin gue jadi pendamping hidup adek lo ini. Makasih udah jagain dia buat gue, Drew. Sekarang gue pasti jagain dia."
Sudah 1 tahun dari kejadian waktu itu, kejadian yang merenggut nyawa ka Andrew. Kejadian yang tak mudah dilupakan.
"Udah, kamu suka betah banget disini." Ajak ka Nathan, karena aku masih bersimpuh di depan makam ka Andrew.
"Cinta masih kangen." Jawabku manja, sejak kejadian waktu itu aku jadi seperti ini.
"Iya nanti ke sini lagi."
"Beneran?"
"Iya."
"Janji yah, ka?"
"Hmm." Angguk ka Nathan. Pada akhirnya ka Nathan membantuku berdiri dan merangkulku berjalan ke arah mobil.
"Ka.." panggilku.
"Iya?" Jawabnya dengan lembut.
"Kaka tau ka Andrew suka sama Cinta?" Tanya ku dengan hati-hati.
"Tau." Jawabnya dengan enteng.
"Sejak kapan?"
"Sejak dulu. Tapi kaka tau dia sayang Silvi setelahnya dengan tulus." Ucapnya buat aku bingung sendiri.
Memang kejadian 1 tahun kemarin membawa banyak dampak, ayah dan bunda yang sedih, keluarga besar yang kehilangan, ka Nathan yang merasa jadi sahabat yang tak becus, Aku yang merasakan bersalah yang amat dalam, dan tentu saja Silvi yang merasakan banyak hal.
Tapi semuanya terus berjalan dengan lapang dada, menerima takdir yang Tuhan berikan. Kekuarga ku yang hangat, ka Nathan yang sayang sama aku, tentu saja Silvi tetap menjadi sahabat terbaik ku meskipun dia masih belum bisa membuka hati untuk orang lain.
"Maksud kaka gimana? Otak Cinta belom nyantol."
"Kamu inget kan kejadian kita saat kecil."
"Yah, inget. Ingatan Cinta kan udah balik lagi." Jelasku
Yah kejadian penculikan saat aku kecil, yang mempertemukan aku dan ka Nathan. Tapi membawa trauma membuat aku melupakan siapa dan bagaimana kejadian yang terjadi, aku ingat kembali saat membawa ka Andrew menuju rumah sakit. Mungkin karena satu tipe kejadian sehingga aku bisa menggingatnya kembali.
"Terus gimana?" Tanyaku yang sama sekali belum konek.
"Jadi saat itu, kaka temenan dengan Andrew semakin baik. Kami selalu saling cerita, dan saat itu kami jadi sahabat. Akhirnya kaka jujur sayang sama kamu, Andrew pertamanya sedikit tidak terima, dia bilang dia sayang sama kamu lebih dari sekedar adek." Cerita ka Nathan panjang lebar. Tapi kita naek mobil terlebih dahulu, ka Nathan buka pintu buat aku dan dia nyetir disampingku, akhirnya mobil menjauh dari area pemakaman.
"Terus kaka dan Andrew perang dingin dulu." Sambungnya sambil tetep fokus ke jalanan.
"Hah? Beneran? Ko lucu." Ucapku dengan kekehan ringan.
"Tau tuh dia sayang banget sama kamu." Jawabnya dengan nada cemburu, buat aku makin ketawa.
"Terus lanjutannya gimana?"
"Yah dia nyadar bahwa dia itu 'kaka' buat kamu, akhirnya kaka dapat izin deh."
"Terus kenapa kaka tau ka Andrew sayang sama Silvi tulus?"
"Yah karena orang jatuh cinta itu beda. Kamu tau sendiri kan Andrew beda kalau bareng sama Silvi. Lagi pula Silvi tau Andrew bukan kaka kandung kamu dan tentu tau bahwa Andrew pernah sayang kamu." Jelasnya buat aku sedikit kaget atas sesuatu yang sama sekali ga aku ketahui.
"Hmm..."
"Jangan sedih gitu."
"Abis Cinta baru tau ih kesel." Ucapku dan ka Nathan hanya senyum mengejek, kurang ajar.
"Ya udah sih kan sekarang tau." Bujuknya sama sekali ga enak didengar.
"Iya."
Oh ya, Laura sekarang berakhir di penjara, tapi beberapa tahun lagi dia keluar dan dia sekarang sudah menjadi kepribadian yang lebih baik. Ayahnya sekarang jadi lebih baik dan kalian tau, Laura sudah punya tunangan sekarang. Kurasa dia tak akan mengganggu ka Nathan lagi.
"Ka.." panggilku dengan nada manja.
"Kenapa Cinta?" Jawabnya lembut.
"Cinta sayang sama ka Nathan, jangan tinggalin Cinta yah." Ungkapku dari sekian lama.
Dan tiba-tiba ka Nathan memarkirkan mobilnya dengan sembarang. "Apa? Sekali lagi please." Mohonnya begitu memelas.
Aku ingin ketawa melihatnya begitu, tapi kerjain dikit gapapa kali ya, "ga mau."
"Ayolah kaka beneran pingin denger lagi." Mohonnya teramat sangat. Akhirnya karena tak kuat melihat muka ka Nathan, aku tertawa terbahak-bahak.
"Lah malah ketawa ni bocah."
"Abisnya kaka lucu." Ucapku dengan kekehan.
"Please kaka mau denger lagi."
"Oke, denger yah baik-baik."
Dengan antusias ka Nathan mengangguk.
"Cinta sa...." ketukan disamping ka Nathan membuat aku berhenti berbicara, karena yang mengetuk kaca ka Nathan itu polisi lalu lintas.
Aku lihat ka Nathan cemberut, ingin sekali aku tertawa tapi aku harus menahannya di depan polisi.
Dan parahnya lagi ka Nathan di tegor karena markirin mobil di kawasan larang parkir, lucu sekali ka Nathan. Dengan beberapa proses akhirnya pa polisi mempersilakan kami pergi. Karena tak tahan, pertahanan ku jepol, aku ketawa dengan bahagianya.
"Seneng? Puas kamu ketawain kaka?" Marahnya dengan lucu.
"Abis nya kaka ga liat palang sih." Ucapku disela-sela ketawa ngakak. Membuat Ka Nathan terus cemberut selama perjalanan.
"Ka jangan marah."
"Hm."
"Cinta sayang sama kaka, sayang banget makanya jangan cemberut gitu sama Cinta." Bujukku dengan amat tulus.
"Iya kaka juga sayang sama Cinta." Ucapnya spj.
"Ah sayang ka Nathan." Ucapku sambil merangkul tangannya.
Mungkin hubunganku dengan ka Nathan masih panjang, namun aku tak mau kehilangannya. Semoga kami bisa menghadapi segala ujian hidup, dan tetap selalu bersama.
Fin
Akhirnya protective selesai, ya allah alhamdulillah sekali. Terimakasih yang setia membaca dan memberi vomentnya untuk cerita ini.
Nna seneng banget bisa nyelesai ini, makasih dan maaf pokonya.
Karena protective selesai, nna akan bikin cerita baru judulnya "would you back?" Nna akan publish berbarengan dengan part26 ini, jadi cek aja ceritanya di profiel nna, oke?
Sekali lagi terima kasih. ;)))
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective?
Romancepunya kaka yang over protective itu memang merepotkan, segala urusanku diurusnya. tapi untuk temannya yang satu ini kaka ku mempercayainya, beda dengan biasanya. semuanya berhubungan dengan kejadian itu.. Copyright © nnamaul Sampul by @Stanley Shunp...