Tiara Salsabila ............... 10 IPA-B
Hanya sebaris kalimat itu yang dicari-cari.
Semoga kelasnya anteng-anteng aja.
"Ngarep anteng, astaga," tiba-tiba suara itu membuatnya terkejut. Ia menoleh ke samping kiri dan melihat seorang laki-laki tinggi-- bahkan dirinya hanya seleher orang itu, sedang serius menatap lembaran di mading sekolah yang tadi baru di bacanya.
"Apa lo? Kaget dengan kegantengan gue?" tanyanya tanpa menoleh ke gadis itu. Yang tentu disambut dengan wajah kaget dan salah tingkah karena ketahuan melihat-lihat dirinya.
Tiara hanya mendecih lalu kembali menoleh kedepan. Walaupun dia mengakui cowok tadi kerennya minta ampun, tapi dia tetap menjaga harga dirinya. Di lihatnya lembar di depan wajahnya itu untuk mengalihkan fokusan matanya, dan ia melihat nama-nama di bawahnya, mungkin ia akan mendapat teman perempuan yang sekelas.
"Astaga... Nggak ada yang perempuan apa?" rutuk Tiara ketika melihat daftar murid baru kebanyakan laki-laki, diantara sekian banyaknya murid baru, para siswi bisa dihitung dengan jari. Dan yang ada bukan kelas yang sama dengannya.
"Di sebelah sini, bodoh." ujar sosok laki-laki itu sambil menunjuk sebuah lembaran lain di samping lembaran yang dibacanya, sambil menatap Tiara datar.
Tiara hanya menatap Laki-laki itu sekilas dengan pandangan sinis, lalu melihat-lihat daftar di lembar yang dimaksud.
Mulut Tiara membulat. Bagaimana bisa di daftar ini hampir seluruhnya perempuan dan kebanyakan berada di kelasnya? Kenapa namanya bisa nyasar ke tempat yang banyak murid laki-laki? Apa namanya mirip laki-laki?
"Kenapa lo?" tanya laki-laki tadi sambil memasang wajah heran, walau sedikit dan sangaaaaat tipis.
"Hmm.. Ya udahlah, kira-kira aku duduk dengan siapa ya?" gumam Tiara tanpa memperdulikan laki-laki tadi.
"Cih. Dasar, emang nama Tiara itu orangnya nggak baik." cibir laki-laki tadi yang langsung ditatap horor oleh Tiara.
"Hah?! Tau dari mana nama gue Tiara? Dan nama Tiara itu baik tau! Nama lo sendiri emang baik?" balas Tiara kesal.
"Gue kan tadi bilang 'orangnya gak baik' bukan 'namanya gak baik'. Kalau gue, nama serta orangnya itu baik." ujarnya pede dan berbelit-belit.
"Serah lo ah! Kepedean!" kata Tiara kesal sambil pergi meninggalkan lokasi yang agak penuh karena banyak murid di sana. Ada yang mau melihat nama mereka sendiri, ada yang penasaran apa yang terjadi antara laki-laki tadi dengan Tiara. Dan senyum gaje terpampang di wajah kece si laki-laki tadi walau tipis yang menatap punggung Tiara yang mulai menjauh. Namun segera digantinya dengan wajah papan dalam hitungan nol koma sekian detik ketika dia mendengar seruan tertahan para siswi yang berada di sana.
•••
a/nHai. Jumpa lagi. Saya mohon maaf jika ada typo dan ceritanya pendek-pendek. Karena saya butuh waktu untuk menulis dan mencari ide.
Maaf kalau nggak seru. Bakal diusahakan kedepannya.-Az
27 mei 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare [HIATUS]
JugendliteraturSejujurnya, pertemuan dan perpisahan itu adalah takdir. Meski berulang kali kau pertahankan, atau kau perjuangkan, yang namanya takdir perpisahan, tak elak kau putuskan. Atau berulang kali kau menolak, menjauh dari seseorang, yang namanya takdir per...