Steffi.
Aku meletakkan buku di rak Dan mencari buku yang lain. Di perpustakaan ini banyak sekali buku, dan aku harus sabar untuk mencari buku kimia yang disuruh oleh miss aly. Tiba tiba aku menjatuhkan buku kusam yang sepertinya tidak pernah dibaca. Hmm.. "Bosan" itu judulnya. Sepertinya buku cerita novel. Aku membolak balik kan halamannya. Tidak seru. Itu kesan pertamaku tentang buku itu. Mungkin karena aku tidak terlalu suka sastra. "Haloooo!" Tiba tiba seseorang mengagetkanku dari depan. Sontak aku terkaget dan membuang buku itu ke arahnya. "Aww" buku itu pas mengenai mukanya. "Ehh sorry sorry" kataku meminta maaf. Sepertinya dia kesakitan. Jujur, aku ingin tertawa melihat hidungnya yang merah akibat tertimpuk buku tebal itu. "Eh iya gapapa" dia tersenyum. "Gue nara" nara mengulurkan tangannya. Sejujurnya perasaan aku campur aduk. Kenapa ya? Apa aku naksir sama nara? Perasaan itu hanya bisa dijawab oleh hati aku. "Gue steffi" aku menjabat tangannya dan tersenyum.
***
"Ohh jadi namanya nara?" Fio mendengarkan curhatanku dengan sangat antusias. Tapi terlihat seperti kecewa.. Aku juga tidak tau kenapa. "Iyaa naraa! Fi menurut lo nara baik gak? Terus cocok gak sama gue?" Fio hanya mengangkat bahu. Pertanda ia tidak tau. "Nih ya pong sama siapa lo nanti jangan sombong sombong sama gue" kata fio sambil mengibaskan rambutnya. Typical fio, jika ia gerogi pasti fio mengibaskan rambutnya. "Iyee gamungkin lahh gue ngelupain sahabat terbaik gue" kataku girang. Aku senang memiliki satu sahabat yang benar benar paham kondisi aku. "Yee iyaa stepong gue akan jadi sahabat terbaik lo" fio memberikan senyuman tulus. Senyuman itu yang selalu membuatku semangat.
Fio
Gue berlangkah gontai menuju arah kantin. Sekarang gue lagi memata matai nara. Yang katanya lagi ditaksir sama sahabat tersayang gue. Steffi. Gue cuman pengen tau yang mana yang namanya nara. Tiba tiba ada yang menyolek pundak gue. Sontak gue kaget. "Eh sorry sorry bikin lo kaget" kata orang itu. Gue memperhatikan dia secara detail dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seperti polisi yang menyelidiki pelaku kejahatan. Dia sepertinya salah tingkah, karena gue liatin. "Sorry.. Gue nara" kata dia sambil menjabat tangan gue. Oh ini toh yang namanya nara.. Pujaan hati steffi. Gue rasa dia baik dan cocok buat steffi. "Gue fio" kata gue singkat. "Oke fio maaf ya tadi ngagetin lo" kata nara ramah. "Ehiya gapapa nar" gue hanya tersenyum. "Oke. Makan yuk gue traktir" ajak nara. Apa apaan ini? Nara ngajak gue makan? Kok seperti ada yang aneh. Tapi gapapa lah. Itung itung juga makan gratis. "Oke. Pulang sekolah gue tunggu ya" gue mengganguk. dia memberi jempol berarti setuju. Gue langsung balik ke kelas. "Eh gebetan lu ngajak gue makan tuh. Jangan jangan dia.." Gue menakut nakuti steffi. "Ehiya? Kok gue gak diajak?" Tanya steffi. "Mana gue tau. Steff kalo misalnya gebetan lo kelainan gimana?" Gue mulai menakuti steffi. "Yeee gamungkin lah dia suka sama lo. Dia kan macho gitu mana mungkin suka sama cowo. Ngaco lo" steffi cengengesan. Gue seneng banget bisa ngelihat steffi ketawa lepas. Gue janji akan ngebahagiain dia.. Gimanapun caranya.
***
"Kenapa ngajak makan bareng?" Gue mengambil saus di meja. "Enggak. Gue mau minta tolong" nara natap gue serius. Bener nih firasat gue. Jangan jangan dia kelainan lagi.. Gue hanya ngangguk setuju. "Gue suka sama steffi" akhirnya gue lega. Berarti cintanya steffi gak bertepuk sebelah tangan. Dan juga gue lega karena dia gak kelainan. "Iyaiya gue mau bantuin lo" gue ngangguk tanda setuju. Mana mungkin gue gak bantuin sahabat gue yang paling gue sayang.
***
Steffi.
Aku mengetuk ketukkan jari ku dimeja. Sudah satu jam lebih aku menunggu fio. Biasanya dia datang lebih cepat. Tapi kenapa sekarang lama sekali. Aku bangun dari duduk dan bersiap untuk pulang. Tiba tiba ada tangan yang memegang lenganku. Aku menoleh kearah belakang. Fio. "Lama banget sih lo! Gue berapa jam nungguin lo hah?" Aku mengomel panjang lebar. Dan seperti biasa, fio hanya mengusap usap rambutku. "Maaf pong macet hehe" fio tersenyum menunjukan giginya yang sedikit berantakan itu. "Iyaiya yaudah kenapa ngajak ketemuan?" Sejujurnya aku malas sekali keluar pergi hari ini. Karena seharusnya aku sedang berada di rumah menikmati kartun kartun yang hanya tayang pada hari minggu. Tapi aku rela, demi fio. Sahabat terindah ku. "Ada something" fio sedikit menunduk. Apa ya? Kenapa perasaanku tidak enak? Apa ada yang ia sembunyikan? "Apaan?" Aku hanya mengerutkan alis. Tiba tiba datang seseorang menggunakan topeng sambil membawa bunga. Orang itu berlutut dihadapanku. "Steffi.. Sudah lama aku ingin menyampaikan perasaanku.. Aku cinta kamu steff.. Mau gak jadi pacar aku?" Kata pria bertopeng itu. Perasaanku campur aduk. Entah siapa pria dibalik topeng itu. Aku sangat bahagia sekarang. Aku hanya bisa mengangguk angguk setuju. Dia berteriak kencang dan memelukku. "Makasih steff.. Aku nara" kata nara sambil membuka topengnya. Mataku melebar, jantungku berdetak lebih kencang. Semoga ini bukan mimpi. Tapi ada satu hal yang ganjil...
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Teen FictionKetika cinta mulai bosan. Ketika cintaku mulai memudar. Dan ketika "selamanya" sudah tak berlaku lagi.