Steffi.
Hari ini hari kelulusan smaku. Senang sekali rasanya sudah terbebas dari seragam sekolah. Sebentar lagi penglepasan akan dimulai. Semua murid sedang sibuk masing masing. Mataku sedang mencari cari nara. Nara memang terkenal pintar jadi wajar saja jika ia dipanggil sana sini untuk mengucapkan selamat karena nara telah mendapat nilai terbaik di sma ini. Aku bangga bisa mempunyai pacar seperti nara. Selain pintar dan keren, dia juga mau berbagi tips tentang cara belajar yang efektif. Aku sering sekali diajari oleh nara. Nara memang pria idamanku sekali. Beruntung aku memiliki dia. "Hai steffi" tiba tiba nara muncul dibelakangku. "Naraa?! Kamu kemanaa ajaa?" Aku tersenyum riang. "Kamu cantik malem ini steff" nara menghiraukan pertanyaanku. Memang malam ini aku memakai dress selutut berwarna soft. Rambutku aku keritingkan sedikit dan aku beri jepit rambut kecil dibagian belakangnya. "Hahaha makasih nar" aku hanya tersenyum kecil. Nara mengacak acak rambutku yang sudah rapih itu. "Ah kamu berantakan kan" aku merapikan rambutku. Nara tampak keren sekali malam ini, Dengan jas hitam dan sepatu hitam membuat ia tampak lebih gagah. Rambutnya ia biarkan berantakan tapi tetap terlihat keren. Aku sangat suka gaya nara. Santai tapi keren. Aku jadi salah tingkah sendiri melihat nara. Nara yang sadar sedari tadi aku perhatikan hanya bisa tersenyum manis. Tiba tiba kepala sekolah mulai berbicara. Seluruh siswa menjadi sunyi. Setengah jam kepala sekolahku berbicara. Ya cukup lama juga bagiku yang gampang bosan. Tapi fio sangat antusias dengan beliau. Dia sedari tadi memperhatikannya. "Fio kapan sih selesainya?" Kataku sambil berbisik. "Mana gue tau ini kan masih sambutan sambutan" fio hanya mengangkat bahu. Aku memang orang yang sangat mudah bosan. Akhirnya setelah satu jam seluruh basa basi yang tidak penting itu selesai. Sekarang waktunya perpisahan. Fio dan teman teman bandnya mengiringi waktu makan malam kami. Aku dan nara mendapat tempat duduk paling depan. Rasanya senang sekali bisa duduk dihadapan nara. "Kamu nanti mau kuliah kemana?" Nara memulai bicara. "Aku kan udah dapet undangan sayang jadi gausah nyari nyari lagi" aku bangga bisa mendapatkan undangan. Padahal aku tidak terlalu pintar apalagi dibanding nara. Tapi... Kenapa nara tidak pernah cerita ya soal kuliah nanti? "Nar kalo kamu mau dimana?" Nara terdiam seperti ada yang ia sembunyikan. "Ada deh yang pasti deket kampus kamu juga sayang" nara mengacak acak rambutku. Senang rasanya bisa bersama nara. Aku harap aku bisa bersama dia selamanya.
***
Fio.
Kemaren adalah hari perpisahan sekolah gue. Sedih rasanya pisah sama sahabat sahabat gue. Untungnya gue sekarang masuk kampus yang sama dengan steffi. Jadi gue gak terlalu khawatir sama dia. Kalo nara.. Gue gak tau deh dia belom pernah cerita mau masuk mana. Steffi juga gak pernah diceritain sama dia. Semoga gaada masalah apa apa deh. Sekarang gue lagi dijalan mau kerumah steffi. Gue mau ngajak dia makan diluar sama nara bertiga. Gak tau kenapa firasat gue tiba tiba nyuruh gue ngajak makan mereka. Sebenernya sih males banget ya harus ngeliat orang pacaran. Gue pasti nanti jadi nyamuk. Gue turun dari mobil gue dan memencet bel rumah steffi. Gak lama kemudian steffi keluar. Steffi cantik banget hari ini dengan kaos berwarna ungu dipadu dengan celana pendek berwarna biru gelap. Sangat sempurna. Gue ngerasa iri sama nara. Nara bisa mendapatkan hati seorang malaikat yang menurut gue perfect banget. Sementara gue.. Kisah cinta gue gak pernah semulus nara dan steffi. Palingan juga 2 minggu udah putus. Gue juga pacaran baru sekali. Ya, gue juga gak terlalu mau pacaran. Yang penting bagi gue adalah steffi. Gue rela ngelakuin apa aja demi steffi. Karena gue sayang sama dia. "Hai" sapa steffi. Dia tersenyum manis. Senyuman itu yang bisa membuat gue semangat hidup. "Haii pong mau berangkat sekarang?" Tanya gue. "Yuk fi" steffi mengandeng gue menuju mobil.
15 menit kemudian gue sampai didepan restoran yang dipilih sama nara dan steffi. Sebenernya gue gak terlalu suka seafood tapi steffi dan nara senang banget makan makanan laut itu. Jadi ya gue ngalah aja. "Hai sayang" kata nara sambil mencium pipi steffi. Mereka sudah sangat terbiasa cium mencium di depan umum yang menurut gue itu menjijikan. Steffi duduk disebelah gue dan menghadap ke arah nara. Baru sebentar gue udah gak dianggep. Mending gue pulang ajadeh males juga disini. "Gue pulang dulu ya guys" gue bangkit dari duduk. "Eh kok cepet banget fi? Makan aja belom" nara mencegah gue. "Tau lo gaseru kan lo yang ngajakin" steffi ikut menimpali. "Gue lupa gue ada urusan sebentar sama band gue" kata gue asal. "Yahh elo fi yaudah deh hati hati ya" steffi terlihat sedikit kecewa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Teen FictionKetika cinta mulai bosan. Ketika cintaku mulai memudar. Dan ketika "selamanya" sudah tak berlaku lagi.