Prolog

1.4K 40 7
                                    

Aku berpikir alangkah lucunya, realita hidup ini.

Dahulu, saat kita bertemu, kita saling tersenyum, menyapa, lalu berbicara berjam-jam, bercanda, tertawa.

Dahulu, kita sangat dekat. Aku tau semua tentangmu dan kamu tau semua tentangku.

Sekarang, kita bertemu. Bertingkah seperti orang yang asing. Bertingkah selayaknya kita tidak pernah mengenal satu sama lain.
Bertingkah seperti aku tidak mengetahui semua tentang kamu.

Disaat aku benar-benar mengetahui semua tentang kamu. Dan bertingkah seperti kita tidak pernah berbicara.

Kenapa kenyataan selalu menyakitkan?

Katakanlah aku seorang penghianat.
Iya. Penghianat!

Karena aku masih mencintai mantan kekasihku, yang sekarang sudah menjadi kekasih sahabatku sendiri.

Maaf, Dimas.

Bahkan kalau aku boleh jujur, aku iri.

Aku sangat iri.

Aku iri, dengan angin di pagi hari yang masih bisa merengkuhmu.

Aku iri, dengan matahari yang masih bisa mengucapkan selamat pagi untukmu.

Aku iri, dengan bulan dan bintang yang selalu bisa menemanimu saat tidur.

Katakan kepada mereka aku iri.

***

Selamat menikmati cerita gue yang abal-abal. Maaf kalau cerita gue tidak seperti apa yang kalian harapkan. Gue bukan penulis yang handal :) gue cuma iseng buat cerita kaya gini. Cerita ini gue buat hanya sekedar untuk ngusir kebosanan saja.

Jangan segan-segan buat read, vote and comment cerita gue yaaa..
Tengkyuuhhh :*

Double DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang