Bukittinggi. Setahun kemudian
Dear Abang Gulid,
Maaf, sudah lama tidak bercerita denganmu. Waktu begitu cepat berlalu. Setelah projek Asian care Center di Merauke selesai, aku dan Rivi memtuskan hidup bersama dan kami sudah menikah. Aku sudah bercerita denganmu bagaimana dia datang ke rumah menemui Papa untuk melamarku, kan? Sebenarnya aku tahu Papa tidak terlalu menyetujuinya. Mata tua Papa tidak mungkin bisa membohongiku. Tapi kenyataan bahwa Papa tetap menyetujui hubungan kami membuatku terharu. Papa memang lelaki yang hebat. Dan aku bersyukur menemukan lelaki yang sama hebatnya dengan beliau.
Oh ya, Abang. Papa sudah meninggal sebulan sebelum keberangkatan kami kemari. Tidak ada sakit apa-apa, beliau meninggal dengan tenang dalam tidurnya. Jika Abang bertanya perasaanku, aku merasa kehilangan, tapi tidak terlalu sedih. Ini yang terbaik yang diberikan Tuhan pada Papa.
Rivi sudah berhenti dari Asian Care Center dan memulai kembali bisnisnya sendiri. Di samping itu, dia dan Dhio dibantu dua sahabatnya Boggi dan Yoga membentuk sebuah yayasan tempat para ODHA mengembangkan keahlian kewirausahaan mereka. Keahlian itu akan membantu mereka untuk membuka usaha sendiri. Hubunganku dengan Dhio menjadi akrab. Rivi benar, dia motivator sejati.
Kemarin aku menerima kartu pos dari Dini. Anaknya sudah belajar jalan. Oh, ya Luna juga sudah menikah. Sedangkan Reza baru saja melahirkan bayi laki-laki yang sangat mirip denganmu. Meskipun ditentang keluarga, Reza akan menamai anaknya Gulid.
Ah, Abang begitu banyak hal yang telah terjadi dan kamu tidak ada di sini. Semuanya menjadi berbeda tanpamu dan Papa. Tapi aku akan mencoba menjalaninya setahap demi setahap.
Seperti kata Papa dulu.. Jika dijalani dengan hati, semua akn lebih mudah dimengerti.
Sampai ketemu di surat berikutnya ya Abang.
Love,
Dirga
Dirga melipat surat itu dengan rapi dan memasukannya ke amplop. Ia mengambil sebuah kotak kaleng dari dalam laci. Dimasukkannya surat tadi ke dalam kaleng dan di satukannya dengan tumpukan surat yang lain dengan sebuah pita merah. Kemudian kaleng itu dikuncinya lagi dan disimpannya ke dalam laci.
Sekilas tatapannya jatuh pada sebuah pigura besar berisi foto-foto orang terdekat di hatinya. Dr. Poernomo, Abang Gulid dan Rivi. Papa, sahabat dan kekasih hati. Di belainya satu persatu wajah di dalam pigura ini.
SELESAI
KAMU SEDANG MEMBACA
PITA MERAH DALAM SEBUAH CERITA 2
Romance❌Cerita repost bertema gay ❌Writer : @Rendesyah ❌HOMOPHOBIC DIHARAP MENJAUH!