PITA MERAH DALAM SEBUAH CERPEN

3.3K 168 17
                                    

"Ada seribu cara untuk mengenangmu sebagai hal terindah tapi tak ada satu cara pun untuk melupakanmu sebagai bagian kehidupan, sebab seribu kebersamaan denganmu adalah surga kehidupan yang paling berharga dalam hidupku."

Ini adalah sebuah kisah, tentang kesetiaan dan kasih sayang. Tentang bagaimana seseorang menerima orang lain dengan ketulusan. Tentang cinta dua dunia yang berharap dapat bersama 1000 tahun lagi.

****

Adalah Ello. Bermimpi kelak bisa menjadi seorang yang sukses dibidang yang ia sukai. Yaitu menjadi seorang petenis yang meraih satu emas dalam sejarah hidupnya. Semua yang bisa ia lakukan untuk meraih mimpiku selalu dilakukan. Latihan pagi dan sore tanpa lelah. Menambah porsi fisik sehingga lebih baik dari hari ke hari. segalanya telah ia ia lakukan sejak umur 8 tahun sampai kini 12 tahun berjalan. Ketika ia mendapatkan kesempatan untuk mewakili Negara yang ia cintai menjelang 1 tahun lagi meraih satu emas di benaknya, suatu bencana terjadi. Saat ia sedang naik sepeda untuk latihan fisik, ia tertabrak oleh motor sehingga tangannya patah. Ello pun cemas terhadap impiannya.

Adalah Dhamar. Tak pernah ia merasa dirinya bersalah dalam kehidupan. Ia mengabdikan hidupnya pada sebuah pekerjaan yang mulia. Menjadi perawat di rumah sakit. Melihat setiap detik orang yang berbeda dalam hidupnya, entah orang itu akan hidup atau mati, semuanya berserah kepadanya dan ia merawatnya dengan tulus. Sebab pekerjaan itulah yang ia cintai, cita-cita yang telah ia impikan sejak kecil.

Tak pernah ia menduga, sebuah kejadian yang membuat semuanya berubah. Ketika ia berumur 21 tahun. Suatu ketika seorang pasien yang datang padanya, memiliki masalah kesehatan. Virus yang ia bawa tak sengaja mengalir pada Dhamar. Jarum suntik yang baru saja digunakan pasien tak sengaja terjatuh hingga menusuk jarinya. Tiga bulan kemudian, Dhamar merasa lelah. Ia demam hingga tak bisa bangun. Karena ia yatim piatu, yang merawatnya adalah sang bibi.

Dhamar di masukkan ke rumah sakit dan tak pernah ia menyangka bahwa ia positif mengidap virus HIV. Ia terus berpikir dan tak pernah mengerti bagaimana bisa memiliki penyakit itu. Sebagai perawat, ia mampu merawat dirinya sendiri. Ia pun berteman dekat dengan virus yang ada ditubuhnya.

Berusaha tegar hingga sehat walau pikirannya merasa lemah karena ia tau sedikit saja ia lemah maka virus itu akan bangkit untuk membuatnya tak berdaya. Kekasihnya yang tau Dharma terkena virus HIV kemudian memutuskan hubungannya. Untunnya sang bibi tetap bersamanya untuk memberikan kekuatan.

Dhamar yang awalnya hancur dan merasa paling menderita dalam kehidupan. Bangkit setelah berhasil menerima keputusan hidupnya bersahabat dengan virus yang ada di darahnya. Ia kembali Tapi bekerja sebagai perawat sukarela, mengabdi kepada mereka yang membutuhkan bantuannya.

Walau dalam hati ia terus menghitung harinya di dunia.

****

Dhamar dan Ello

Ello terdiam di kamar rumah sakit. Kunjungan pelatihnya membuatnya cemas. Bila ia tidak sembuh dalam waktu tiga bulan maka mungkin ia akan dikeluarkan dari tim. Selama itu pula, ia harus mengubur impiannya meraih emas. Karena pertandingan itu akan terjadi 4 tahun sekali. Bila tidak saat ini mungkin ia tidak akan cukup umur untuk ikut. Ia merasa frustasi, impiannya seolah gagal, merenung nasibnya di kamar rumah sakit tak mau menerima siapapun yang mengenalnya walau sekedar memberikan kekuatan moral. Dharma bertugas merawatnya. Melihat pria itu tidak makan sama sekali makanan pagi yang ia siapkan. Hanya infus yang menolong Ello tetap sadar. Dengan sedikit sabar Dharma bertanya

"Maaf, kenapa nggak dimakan sarapannya?" Tanya Dharma.

Ello melotot padanya. Mungkin beberapa perawat yang sebelumnya telah kapok untuk dekat dengannya, Dharma hanya orang yang dilemparkan untuk terakhir kalinya merawat setelah yang lain tidak ada yang tahan.

PITA MERAH DALAM SEBUAH CERITA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang