Part 3. Move On

10 0 0
                                    

*Tania POV*

Ahhh, coba tebak aku sedang ada dimana??? Hhhhh.. Lihatlahh betapa menyedihkannya diriku?? Setelah menghubungi seseorang untuk mengurus mobilku, aku akhirnya terdampar ditengah mall yang luas dengan keramaian yang luar binasa. Apalagi kalau bukan karena diskon yg up to 70%. Eitz, tunggu.. Bukan aku yang sedang mengejar-ngejar diskon. Tapi kumpulan ibu-ibu itu yang dengan berbondong-bondong datang ke mall lalu langsung menyerbu barang incaran mereka dan saling berebut dengan tidak sabar.

Hhhhh.. Sebenarnya aku tidak begitu suka dengan keramaian yang berlebihan seperti ini. Tapi aku butuh makanan dan camilan yang banyak. Ohh, tentu saja itu untuk menghilangkan stress. Jika kebanyakan wanita yang sedang patah hati tidak nafsu makan, aku justru harus memperbanyak porsi makan dan jatah tidurku.

Rencana pertamaku untuk menghilangkan stress dengan berteriak di atas pagar jembatan pagi tadi sudah digagalkan oleh cowok aneh bin narsis yang tak kutahu darimana datangnya, jadi sekarang hanya ini yang bisa kulakukan.

Ahh, aku butuh cokelat, es cream, puding, kacang almond, teh hijau, keripik kentang, susu rendah kalori dan beberapa keripik buah. Hmmm, aku juga perlu membeli beberapa buku humor agar aku bisa tertawa terpingkal-pingkal sampai puas dan setelah itu aku akan menghabiskan waktuku untuk tidur bergelung dengan selimut dirumah. Ahhh, pasti enak sekali. Aku sudah tidak sabar. Tentu, ini adalah cara yang mujarab bagiku untuk menghilangkan stress, tidak perlu diragukan lagi karena aku sudah mencobanya berkali-kali dan itu berhasil. Yahh, meski sakit itu tetap berbekas tapi setidaknya ini bisa membuatku menjadi lebih tenang.

Setelah menemukan barang-barang yang kucari, kusempatkan untuk mengisi perut sebentar di salah satu restoran jepang yang ada di mall ini. Aku memesan sashimi, fruity aplenty (minuman berisi potongan buah segar kiwi, nanas, strawberry, dan melon yang dicampur dengan soda) dan chocolate melt sebagai dessert.

Saat sedang enak-enaknya menikmati makananku, tiba-tiba kudengar suara Cinta Laura yang mengalun dari hanphoneku.

"Akhirnya kutemukan, your my guardian angel.. Terjawab segalanya, kau yang kunanti.."

"Hallo?" ucapku dengan mulut yang masih sibuk mengunyah daging salmon.

"Kamu lagi dimana?" tanyanya diseberang telefon.

"Ohh, aku lagi lunch di mall, kenapa?"

"Dengan siapa? Apa kamu bersama Jim-?"

"Jangan pernah sebut namanya lagi!" potongku cepat.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengan kalian?" tanyanya khawatir.

"Tidak apa-apa"

"Kau bohong!"

"Itu bukan urusanmu!"

"Tapi aku peduli.."

"Kau tak berhak ikut campur urusan pribadiku! Kau bukan ayahku! Kau bukan kakakku! Kau juga bukan pacarku! Kita hanya rekan kerja!"

"................."

Ku dengar desahan beratnya dari balik telefon. Kurasa aku terlalu kasar padanya, emosiku tiba-tiba naik saat mendengar dia menyebutkan nama bajingan tengik itu.

"Ya sudah. Maaf kalau aku sudah menggangu makan siangmu.."

Tutttt..

Aku mendesah, merasa sedikit menyesal karena telah mengucapkan kata-kata yang cukup kasar padanya. Hhhh, maafkan aku Ben..

+ + + + + + + + + + + + + + + + + +

Kuhempaskan tubuhku disofa kamarku. Rasanya lelah sekali. Aku sampai tidak tahu kalau aku sudah tertidur hampir dua jam disofa setelah kudengar suara bi Maryam yang mengetuk-ngetuk pintu kamarku.

LOVE Where are you? (Re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang