Part 4. Ciuman Kilat

15 0 0
                                    

*Tania POV*

Hari ini, waktu seakan berjalan begitu lambat bagiku, entah bagaimana dengan orang lain, aku tak tahu. Sangat lambat, semuanya terasa begitu membosankan.

Hubungan kak Fina dan kak Rafa semakin hari semakin membaik, sebisa mungkin aku memberi mereka waktu supaya sering menghabiskan waktu berdua. Sebetulnya aku merasa sedikit iri pada kakakku karena dia mendapatkan laki-laki yang sangat baik dan bertanggung jawab seperti kak Rafa.

Ah, sebetulnya setelah kuingat-ingat dengan baik, akulah yang terlalu bodoh, karena terlalu mudah jatuh cinta pada laki-laki yang baru ku kenal dan selalu terperdaya dengan janji-janji manis para playboy cap kuda. Ugh. Menyebalkan sekali jika mengingatnya lagi.

Saat ini aku sudah sampai di tanah lapang yang ditumbuhi oleh rumput-rumput Jepang. Tepatnya ini adalah taman yang berada dibelakang vila milik almarhumah ibuku yang ada di Bogor yang kini sudah diatas namakan padaku. Tempatnya cukup tenang karena lokasinya yang memang jauh dari kebisingan jalan raya. Kuhempaskan tubuhku diatas rumput hijau yang sedikit basah karena hujan gerimis sore tadi. Aku sudah tidak perduli dengan bagaimana keadaan bajuku nanti.

Aku sendiri disini, sembunyi dari keramaian. Berusaha menenangkan diri untuk melupakan hal-hal pahit yang telah terjadi belakangan ini. Bukan berarti aku belum bisa move on dari Jimmy, hanya saja kurasa aku masih butuh sedikit waktu lagi untuk menenangkan hati dan fikiranku supaya semua hal ini tidak berefek buruk ke pekerjaanku nanti di kantor. Aku tak mau mengecewakan kakek yang telah mempercayakan posisi itu kepadaku.

Aku menghela nafasku dengan berat. Kata-kata yang dulu selalu diucapkan oleh kak Rafa tiap kali aku mengalami patah hati, penolakan dan hal-hal lain yang tidak menyenangkan tiba-tiba terngiang-ngiang di kepalaku. Hhhh kak Rafa memang benar, aku harus belajar untuk ikhlas. Aku tidak boleh memaksakan kehendak dan mementingkan egoku sendiri. Mungkin belum waktunya bagiku untuk bertemu dengan seseorang yang benar-benar tulus mencintaiku.

Kupegang dadaku yang terasa sedikit sesak. Aku harus berubah. Aku tak boleh seperti dulu lagi. Aku harus memikirkan semuanya baik-baik mulai sekarang. Karena ini semua demi masa depanku sendiri.

* ** * ** * ** * ** * ** * ** * **

Kutatap malas layar laptopku sambil sesekali menjentikkan jari-jariku di atas meja kerjaku. Pekerjaanku mengecek laporan keuangan yang tadi diantarkan oleh Winda (asistenku) sudah ku selesaikan sejak 15 menit yang lalu. Sekarang aku telah bekerja di salah satu perusahaan milik kakekku yang bergerak di bidang jasa periklanan, dan aku menjabat sebagai direktur keuangan disini.

Sekarang sudah waktunya jam makan siang, tapi aku sendiri masih sibuk dengan fikiranku sendiri yang sedari tadi entah pergi mengembara kemana saat kemudian kudengar suara bass milik seseorang yang sudah lama kukenal hampir lima tahun ini menggema ditelingaku hingga membuyarkan lamunanku

"Sudah selesai?" ucapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Kuputar kedua bola mataku dan menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya, keningku sudah berkerut disana-sini, tapi dia hanya tersenyum geli menatapku kemudian berjalan mendekat kearah meja kerjaku.

'Hey! Kemana wajah datar dan misteriusmu tadi?!' makiku dalam hati.

"Kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu kan?" kali ini suaranya berubah menjadi lebih lembut.

Oowww.....kurasa suaraku sampai kalah lembut dengannya. Aku menelan ludah dan memaki diriku sendiri. Apa itu artinya aku sedang memujinya? 'Bodoh! Jangan katakan kalau kau mulai tertarik padanya hanya karena sikapnya yang lembut kepadamu Tania! Bukankah kemarin kau baru saja berjanji pada dirimu sendiri kalau kau mau berubah?'

LOVE Where are you? (Re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang