Melodi 17 - Ketidakadilan yang Aku Ciptakan Sendiri

46 0 0
                                    

Tenang saja kelinci, ini semua masih tentangmu.

Tentang kamu yang aku kagumi.

Tentang kamu yang aku intip
diam-diam disela tawa.

Tentang kamu yang tak lepas dari pandangan mata.

Meski intensitas aku melihatmu tak sesering dulu, namun itu tak merubah apa-apa. Meski tak pernah ada satupun kata antara kita, namun itu tak mengurangi apa-apa.

Aku tetap aku. Si buruk rupa yang selalu menajamkan mata dan telinga setiap kelinci lalu.

Aku masihlah si buruk rupa yang tetap bersembunyi rapat dalam topeng kepalsuan.

Aku hanya berani memanggil tanpa suara, berbisik lirih sambil berharap kelinci mendengarnya. Namun tetap saja itu mustahil.

Telinga panjang kelinci tak sehebat itu, sampai bisa menangkap suara berfrekuensi abnormal. Kelinci bukan kelelawar, bukan juga lumba-lumba.

Semuanya memang tak adil untukku.

Kelinci tetap berlari, sementara aku mati-matian mengejar sendiri.

Kelinci tak kunjung berhenti, sedangkan aku mulai lelah untuk mencinta seorang diri.

Salahku kenapa tak pernah beritahu. Harusnya aku katakan dari dulu dan kubuka topengku untuknya.

Tak adil juga bagi kelinci saat dia tak tahu siapa si pengganggu nya.

Dia berhak tahu, agar dia tak lari lagi setiap kudekati.

Tak perlu menyalahkanku, aku juga korban disini.

Aku lah korban ketidakadilan yang aku ciptakan sendiri.

Senandung MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang