- Dua Belas -

3.5K 224 18
                                    

Tok! Tok!

Dasar Sasuke gila! Bibirku terasa perih dan kujamin berdarah karena kegiatan kriminal yang dilakukannya padaku saat diperpustakaan tadi. Kini, aku mengetuk pintu kelasku yang tertutup rapat karena sedari tadi jam masuk telah dimulai.

Ini semua sebab Pantat Ayam menyebalkan itu! Demi apapun, aku sangat mengutuk pemuda aneh itu!

Walau setiap kecupan yang diberikannya begitu nikmat.

Hei, bicaraku mulai tak jelas!

Gawat, tatapan tajam dari Iruka-sensei membuatku gemetar. Ditambah, semua murid dikelasku menatapku dengan tatapan sulit dijelaskan. Ada apa dengan mereka semua? Seperti tidak pernah melihatku telat saja.

"Gomenasai, sensei." kataku sebelum diizinkan masuk kedalam kelas.

Iruka-sensei pun segera mengisyaratkanku untuk masuk dan kembali menerangkan materi. Sebentar, semua teman sekelasku menatapku tanpa berkedip sekalipun. Aku sedikit canggung dengan tatapan mereka semua.

Semoga saja aku tidak melakukan kesalahan apapun kali ini.

Sudahlah, tatapan mereka ini yang selalu mewarnai hari-hariku di KHS. Sebaiknya aku berjalan cepat ke kursi kesayanganku disebelah Ino. Namun, hal yang mengejutkan terjadi pada kawan-kawanku.

Mereka menatapku dengan tatapan yang sama seperti penghuni-penghuni kelas XI-3.

"A-ada apa?" tanyaku penuh keheranan.

Ino mulai membuka mulutnya lalu melontarkan satu kata, "Bibirmu.."

Eh, mereka sadar dengan keganjilan dibibirku? Memang sangat kasat mata? Ah, dasar bodoh! Harusnya aku membasuh luka dibibirku ini diwastafel.

"Bodoh, ternyata benar foto itu.."

"Baiklah, bisakah kita lanjutkan pelajaran ini?" sahut Iruka-sensei mengalihkan semua murid agar kembali fokus pada pelajaran.

Mulai berbisik, "Pig, apa sejak tadi semua memperhatikan luka dibibirku?"

Dan jawaban Pig hanyalah anggukan.

- - -

Treeett.. Trreett..

Yeah! Bel pulang akhirnya terdengar juga. Tapi, sebentar. Aku teringat sesuatu yang penting. Bagaimana caranya aku pulang ke rumah?

Aku tidak tahu. Yang aku tahu, hari ini aku tak sempat bawa mobil dan naasnya, supirku sedang menikmati cutinya disuatu tempat. Yeah, menumpang, tak apa, kan?

"Halo, sahabat-sahabat cantikku yang baik hati! Apa salah satu diantara kalian ada yang sayang padaku lalu berminat mengantarku pulang?" tanyaku panjang lebar berharap penuh pada ketiga sahabatku yang tengah bersiap untuk angkat kaki dari kelas XI-3.

Alhasil, tatapan tajam dari ketiganya tertuju kearahku. "Kami menyayangimu, Bodoh!"

Mendengar jawaban serempak yang cukup memekakan kedua telingaku, membuatku terharu dengan sepasang mata berbinar; aku bisa pulang dengan salah satunya.

"Tapi maaf saja, aku ingin pulang dengan Sai-kun.." balas Pig enteng sembari mengangkat bokongnya dari kursi sebelahku.

Tenten berjalan maju dan menempati posisi disebelah Pig yang baru berdiri, "Sayangnya, mobilku baru masuk bengkel dan aku pulang dengan kakak Hinata-chan."

Oh, tidak. Harapanku tersisa hanya pada Tamaki. Ah, ayolah Tamaki! Kau itu gadis baik dan pasti tak tega melihat temanmu ini naik taksi! Aku mengalihkan pandanganku kearahnya.

Stupid In Love [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang