Chapter 3

1.5K 164 39
                                    

-Harry's POV-

"Arghhh brengsek!" Teriakku lalu menghantam dinding yang ada di sampingku, aku tidak peduli pada tanganku yang mengeluarkan banyak darah. Presetan dengan idiot itu, berani-beraninya di- idiot itu menendang adik kecilku.

"Kalau kau bukan perempuan tak segan-segan aku membunuhmu." Kataku seraya pergi menuju parkiran.

Menyalakan mobilku, aku pun menancapkan gas menuju frat Liam.
Tidak perlu waktu lama aku sudah sampai di tempat tujuan.
Aku bergegas masuk kedalam dan menemukan Liam yang sedang menyiapkan minuman ber alkohol untuk frat party nanti malam.

"Wow, hai mate. Apakah kau ada masalah sampai wajahmu kusut seperti itu?" Ucanya dengan terkekeh, aku hanya memutar kedua bola mataku dan menghempaskan badanku ke sofa.

"Shut.up.Liam" Ucapku dengan penuh penekanan.

"calm dowm mate, aku baru sadar kalau kau datang 2 jam sebelum party di mulai, ada apa dengan mu?" Ucap Liam seraya mendudukan tubuhnya ke sofa.

"Tidak ada apa-apa hanya masalah kecil di kampus dengan seseorang yang mencari perhatian padaku." Ucapku seraya memijat pelipis ku.

"Apakah dia perempuan atau laki-laki?" Aku hanya memutar kedua bola mataku mendengar pertanyaan bodohnya itu.

"Kenapa sekarang kau jadi bodoh? Ha? Jelas-jelas perempuanlah tidak mungkin seorang laki-laki mencari perhatian kepadaku, sangat menjijikan." Ucapku kasar.

"Benarkah? Apakah dia cantik,hot dan sexy?" Tanya Liam dengan nada antusiasnya.

"Kau tau? Dia adalah perempuan terjelek yang pernah ku temui." Ucapku. Well, sebenarnya dia cantik dan sexy tapi gengsi ku saja yang tak mau mengakuinya.

"Aku tidak yakin dengan ucapanmu, dan berhati-hatilah bisa saja kau jatuh cinta dengannya." Ucap Liam dengan nada mengejek.

"Itu tidak akan terjadi Liam, aku akan pulang dulu dan akan kembali kesini. Aku ada urusan." Ucapku seraya berjalan keluar rumah Liam

"Baiklah mate, jangan lupa nanti datang jam 8 malam." Kata Liam

Aku hanya mengangguk lalu bergegas pergi dari rumah Liam.
Sebenarnya sekarang aku tidak ada urusan tetapi karena Liam mengungkit tentang si idiot itu aku jadi muak.
Saat di perjalanan aku bingung akan kemana, dan aku melihat di ujung jalan terdapat cafe yang lumayan ramai. Akhirnya sampai didepan cafe itu. Aku memakirkan mobilku dan bergegas masuk.
Mengambil tempat duduk yang tidak terlalu jauh dengan pintu masuk. Saat melihat menu tiba-tiba seorang waitres datang.

"Selamat datang dan selamat sore, mau memesan apa?" Kata waitres.

"Beef steak dan lemon tea." Ucapku lau mendongakkan kepalaku menghadap waitres itu..
"What the hell, kau lagi?!! "

"Kau? Pria brengsek yang-arghhh kenapa kau harus memesan makanan disini? Apakah tidak ada cafe lain untuk kau kunjungi? Ha?!! Oh, aku tau kau sengaja makan di cafe ini karna ingin mencari perhatianku kan?!" Ucapnya dengan kepedean. Aku ingin muntah mendengar ucapannya.

"Memangnya kau yang punya cafe ini? Kau disini hanya seorang waitres jadi jangan berlagak kau orang yang punya cafe ini. Dan satu lagi, aku tidak ingin mencari perhatian kepadamu idiot." Kataku dengan menekan kata waiters dan Idiot.

"Kau orang yang sangat menjijikan yang pernah kutemui." Ucap si Idiot ini dengan tatapan sinisnya.

"Sudahlah, aku tidak jadi makan disini karna sudah muak melihat muka seorang idiot sepertimu." Ucapku seraya keluar dari cafe ini. Mood ku benar-benar hancur karna kehadiran idiot itu.

-Nicole's POV-

Si tarzan itu pergi dan meninggalkan cafe ini. Syukurlah karna aku muak melihat tingkahnya. Seenaknya saja dia mengataiku Idiot.

"Nic, ada apa berisik-berisik untung saja cafe lumayan sepi." Ucap Hails yang ada disampingku.

"Tidak ada apa-apa. Oya Hails apakah kau tau laki-laki yang berambut keriting dan mempunyai tatto di sekujur tubuhnya dan dia satu kampus dengan kita?" Ucapku dengan serius.

"Bisakah kau menjelaskan lebih terperinci lagi? Karna di kampus kita banyak ciri-ciri yang kau sebut tadi." Kata Hails.

"Tunggu sebentar aku mengingatnya dulu." Ucapku sambil mengingat ciri khas apa yang ada di tubuh tarzan tadi. "Aku mengingatnya, dia memiliki tatto kupu-kupu di dadanya."

"Oh aku tau, dia bernama Harry Styles. Mahasiswa ter-hot yang ada di kampus kita, aku ingin disetubuhi olehnya." Ujar Hails bersemangat.

"Kau gila?! Kau ingin di setubuhi olehnya? Kenapa serelamu rendah sekali Hails?" Ucapku dengan sedikit berteriak.

"Seleraku tidak rendah bodoh, kau saja yang seleranya terlalu rendah. Tapi aku peringatkan kau jangan dekat-dekat dengan Harry karna dia sangat brengsek." Ucap Hails

"Kalau dia brengsek kenapa kau mau disetubuhi olehnya?"

"Karna aku ingin melihat tubuhnya yang indah itu, dan mendengar desahan sexynya yang keluar dari mulutnya yang--"

Aku menutup mulut Hails dengan kain lap yang aku bawa "berhentilah berbicara seperti itu sebaiknya kita kembali bekerja karna cafe ini makin ramai." Ucapku dengan geram.

"Hahaha, baiklah Nicole ku tersayang." Kata Hails sambil memelukku dari samping.

Haii, authors kombek..
Selama berjalannya cerita ini(asek dah) kalian para readers suka gk sih sama ceritanya? Aku mohon kalian suka ya.
Oiya, para silent readers ku tercinta tolong lah vomment(s) cerita ini.
Yaudahdeh sampe sini aja curhatannya nanti dilanjutin di chapter selanjutnya.
Bye. X
25++ vote for the next chapter.

Because Of You [H.S] // HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang