Mengerti

8.1K 1.2K 67
                                    

“Jungkook-ah, kau mau Nuna tunjukkan sesuatu yang menarik?”

Lelaki mungil itu mengangguk. Maniknya berbinar, memancarkan keantusiasannya.

Wanita berambut cokelat itu tersenyum manis. Sejak awal, alasan mengapa Jungkook kecil menyukainya adalah karena senyumnya yang menawan. Rasanya seperti menemukan seorang kakak perempuan yang dapat diandalkan. Jungkook kecil rela menggantungkan hidupnya kepada Nuna itu demi melihat senyumnya yang sungguh ramah dan menyenangkan.

Jungkook kecil dituntun keluar hotel. Ia tidak melihat sekitar karena maniknya terus menatap wajah Nuna yang jauh lebih tinggi darinya itu.

Nuna yang cantik dan menyenangkan. Itulah yang Jungkook pikirkan.

Jemari kecil Jungkook menggenggam erat tangan Nuna tersebut. Langkahnya riang, siap menerima apapun yang akan ditunjukkan untuknya. Jungkook sangat menyukai hal-hal yang menarik.

Hingga ia dibawa ke sebuah mobil hitam.

Jungkook menatap mobil dan Nuna diatasnya bergantian. Mata bulatnya tampak cerah, penuh keingintahuan.

“Jungkook. Ayo masuk,” kata Nuna dengan senyum manis yang membuat hati Jungkook penuh dengan gemercik kebahagiaan.

Tapi rasa ingin tahu menguasainya. Jungkook menatap Nuna itu dengan mata bulatnya. “Kita mau kemana?”

Senyum itu kembali muncul di wajah Nuna. Perempuan tersebut berjongkok untuk menyesuaikan tingginya dengan Jungkook yang masih berumur delapan. Diusapnya surai legam milik Jungkook. Diam-diam, Jungkook menyimpan senyum.

Nuna berjanji akan membawamu ke tempat menarik. Jungkook pasti menyukainya,” katanya.

Seratus persen, Jungkook mempercayai itu. Kemudian senyum Jungkook melebar.

Kaja!” seru Jungkook penuh semangat. (Ayo!)

Senyum Nuna itu sama sekali tidak luntur. Ia mengacak pucuk kepala Jungkook sebelum beralih ke tas tangan yang ia bawa. Kemudian dari sana, ia mengeluarkan sebotol yogurt.

Ja, igeo meogeo. Hadiah dari Nuna karena kau sudah menjadi anak yang sangat baik.” Nuna tersebut memasangkan sedotan untuk memudahkan Jungkook. Bocah delapan tahun itu menerimanya dengan senang hati sebelum menyeruput isinya. (Nah, minum ini)

Jungkook dapat merasakan tubuhnya diangkat untuk menaiki mobil. Sabuk pengaman dipasangkan untuknya dan Jungkook belum menghilangkan senyumnya.

Saat pintu ditutup, Nuna tersebut memutari mobil untuk duduk di kursi kemudi, tepat di samping Jungkook. Setelah mesin menyala, Nuna melempar senyum untuk Jungkook.

“Apa yang kau rasakan sekarang, Jungkook?”

Dengan kelopak mata yang tiba-tiba berat, Jungkook kecil tersenyum dengan sedotan kecil masih di sela bibirnya.

“Aku mengantuk, Nuna,” katanya seraya mengusap sebelah matanya.

Sekali lagi, kepalanya diusap. Jungkook sangat menyukai hal itu dan rasa kantuknya pun semakin besar.

“Tidurlah. Akan kubangunkan saat sudah sampai,” kata Nuna sambil melajukan mobil.

Yogurt yang baru saja disesapnya langsung habis dalam waktu singkat. Setelah melepaskan mulutnya dari sedotan, Jungkook kecil memutuskan untuk menutup matanya.

Nuna, jangan lupa bangunkan aku, ya,” katanya.

Jungkook dapat merasakan kepalanya terus diusap dengan lembut. Kantuknya semakin menjadi dan terasa menyenangkan.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang