1. Sang Perenggut

40 2 0
                                    

Baju? Sudah rapi
Rok? Sudah siap
Bando? Make up? Parfum? Semua sempurna.

Malam ini, aku akan merayakan malam valentine bersama pacarku Ryuu. Ryuu dan aku sudah berpacaran selama dua tahun sejak pertama kali aku menginjak bangku SMP kelas dua, ia yang selalu tahu apa yang kurasakan, ia betul-betul pacarku yang baik dan pengertian.

Oleh karena itu, aku harus cantik malam ini, aku harus membuatnya terpukau padaku, Ryuu ku sayang, aku ingin bersamanya terus hingga akhir hayatku.

Kring... Kring...

Bel sepeda Ryuu sudah terdengar, aku bergegas menengok ke luar lewat jendela kamarku dari lantai dua, lalu melihat Ryuu yang siap dengan sepedanya.

Aku senang sekali, aku turun dengan mengendap-endap agar tak ada yang tahu aku pergi keluar, lalu ke luar berjumpa dengan Ryuu.

Ryuu tampan, benar-benar tampan! Walaupun ia memakai sepeda dan baju polo biasa namun ia selalu terlihat luar biasa bagiku. Ryuu tersenyum, mencium bibirku dan menyuruhku naik ke bangku belakang sepedanya.

Ryuu bilang, ia tidak memakai motor Kawasaki nya karena suara berisik motor itu akan mengganggu orang-orang yang mungkin sedang bersantai di malam hari. Aku kagum padanya, etika nya sungguh terjaga dan terlihat hangat di mata.

"Ryuu, kita akan ke mana sayang?" tanya ku sambil memeluk Ryuu dari belakang.

"Kita ke taman kota, disana sepi dan lumayan untuk tempat kita duduk, mau kan?" tanya Ryuu sambil mengendarai sepedanya dengan hati-hati.

"Iya, mau! Selama bersama Ryuu, kemanapun aku mau" jawabku sambil memeluk Ryuu makin erat.

Malam itu indah, aku akan bersama Ryuu selamanya. Aku akan terus bersamanya hingga menutup mata, lihat saja nanti.

*****

Sudah lelah duduk dan bercanda di taman kota, Ryuu berdiri, mengeluarkan sesuatu dari keranjang sepedanya dan memberikannya kepadaku, sambil tersenyum dan aku menerimanya.

"Apa ini? Empuk" kataku sedikit tertawa menerima bungkusan dari Ryuu.

Aku membukanya pelan, itu adalah plushe beruang. Lucu sekali, warnanya cokelat tua dan terdapat nama kita berdua di perutnya.
Aku memeluk Ryuu, Ryuu balas memelukku dan kami pun saling berpelukan.

"Jangan pernah berubah, ya?" bisik ku kepada Ryuu.

"Kamu juga, aku akan selalu ada untuk kamu, Gwen" jawab Ryuu juga.

Malam itu, bulan purnama terlihat lebih bulat dan aku merasa menjadi orang paling bahagia di dunia.

Setelah malam itu, Ryuu mengantarku kembali ke rumah dan seperti biasanya aku mengendap-endap agar orang di rumah tidak tahu aku telah pergi ke luar di malam hari, hal itu benar-benar dilarang dalam keluargaku.

Aku masih belum bisa melupakkan saat-saat menyenangkan seperti tadi itu, aku terlalu senang, terlalu bahagia sampai sampai bisa saja aku terbang.

Oh Tuhan, biarkan saat seperti ini terus berlanjut hingga nanti.

Aku membanting diriku di kasurku, masih terlukis senyuman lebar di wajahku tanpa bisa kuhentikan. Ah Ryuu, kesayanganku, aku ingin terus bersamanya.

Aku ingat besok ada ulangan mid semester, aku segera mengambil buku try out dan menargetkan untuk menyelesaikannya malam ini juga. Aku dan Ryuu akan masuk SMA yang sama, harus. Aku harus meninggikan prestasiku agar bisa terus bersama Ryuu.

Tapi aku tidak bisa berkonsentrasi! Aaah aku terlalu bahagiaa karena tadi Ryuu begitu romantis, duh aku harus fokus! Fokus, Gwen! Fokuskan dirimu ke tumpukan buku soal ini! Ini semua demi Ryuu!

Bring Me To LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang