FIRST

176 10 3
                                    

Tik.. Tik.. Tik..

Terdengar seperti suara gemericik air yang turun dari ketinggian membuatku terbangun. Kubuka mataku secara perlahan.

GELAP

Yang terlihat hanya kegelapan. Gelap gulita. Benar-benar hitam dan tak ada sepercik pun cahaya. Lebih parahnya lagi, aku SENDIRIAN. Benar-benar sendirian. Tidak ada satupun orang di sekelilingku membuatku semakin takut.

Ingatanku seolah larut terbawa cucuran air tersebut. Aku tak mengingat sesuatu. Yang ada dalam ingatanku hanya satu kejadian tadi.

###

Hari ini seharusnya menjadi hari paling istimewa dalam hidupku. Tepat dihari ini, aku semakin bertambah tua. Umurku bertambah satu tahun. Itu seharusnya menjadi sweet seventeenku yang indah dan takkan pernah kulupakan.

Tetapi..

Semua itu sirna sudah. Hari besar yang kutunggu-tunggu ini tidak akan pernah terjadi. Impian dan cita-citaku selama ini harus kandas ditengah jalan. Yang kubayangkan - suatu pesta yang meriah dan indah- kini hanya bisa kurenungkan terus menerus.

<<>>

Namaku Silvia Selfi Admodjo. Aku adalah putri dari Andovi Admodjo dan Selfi Putriani -orang terkaya ke 20 sedunia-. Aku hidup lebih dari cukup. Semua permintaanku pasti terkabul. Rumah mewah bak istana yang tak lupa dilengkapi juga dengan fasilitas yang lengkap.

<<>>

09.00

Aku turun dari kamarku yang berada di lantai dua. Bak seorang tuan putri, aku menuruni satu demi satu anak tangga yang melingkar dalam istana tersebut.

Dengan short dress yang melingkar ditubuh mungilku, aku berjalan menuju meja makan. Disitu telah duduk seorang raja yang tampan -yang tidak lain adalah ayahku- dengan didampingi seorang ratu -ibuku- yang setia duduk disisi samping meja makan tersebut -tepat didepan samping sang raja-. Disebrang sang ratu telah duduk seorang pangeran nan tampan dan tinggi, ya itulah kakakku, JAMES.

Kududuk disebelah James dan menyantap makanan yang ada di depanku dengan anggun -sungguh bagaikan seorang putri raja-.

"Dihari ulang tahunmu ini, apa yang ingin kau minta dari kami?" tanya ibukku sambil mengoles mentega pada rotinya.

"Itu lho yang aku bilang dari dulu. Mobil keluaran terbaru yang kemarin aku tunjukin itu." jawabku sambil melahap roti yang sudah sedari tadi aku gengam.

"Oiya, yang warna pink, lengkap dengan aksesoris hello kitty." lanjutku setelah menelan roti tersebut.

Aku memang menyukai hello kitty sejak kecil. Didalam kamarku ada puluhan bahkan ratusan kumpulan benda-benda yang berbau hello kitty. Maklumlah, aku mengumpulkannya sejak umur 3 tahun, jadi tak heran jika sudah memenuhi seisi kamarku.

"Aku duluan deh. Dah ditunggu temen-temen soalnya." kata James sambil mengambil roti isi miliknya dan langsung keluar pergi menggunakan motor ninja favoritnya itu.

"Heran sama tu anak. Nggak pas masuk sekolah nggak pas libur kerjaannya kelayapan mulu." celetus ayah yang memang dari dulu tidak suka dengan gaya hidup James.

"Udah-udah, pagi-pagi dah marah aja. Nanti cepet tua lho." canda ibu yang berusaha menenangkan hati ayah tersebut.

"Yaudah, aku juga duluan ya, pa, ma."

"Lho? Jam segini mau kemana?"

"Biasa mau jalan ke mall sama temen-temen. Bosen di rumah."

69 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang