Chapter 6 : Bored

1K 26 0
                                    

Hi kawan-kawanku! Ini adalah kelanjutan cerita dari chapter yang sebelumnya (Stupid Events). Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika updatenya terlalu lama. Karena kebetulan pulsa modem saya kemarin habis. Hehe...

-------------

**Justin's P.O.V**

KRIIING.... KRIIING.... KRIIIING.....

Kudengar suara alarm yang hampir menyerupai suara alarm kebakaran itu pun berbunyi. Itu tandanya aku harus melakukan aktivitas seperti biasa. Entah kenapa mataku ini terasa sangat berat. Mungkin karena aku terlalu lelah setelah kemarin mengayuh sepeda. Oh tidak, itu berlebihan.

"Justin, bangun! Ini sudah pagi!" Aku merasakan seseorang mengguncang-guncangkan tubuhku.  Tapi aku hanya diam tidak merespon.

"HI HONEY! AYO BANGUN! INI SUDAH PAGI. KAU HARUS MELAKUKAN AKTIVITASMU SEPERTI BIASANYA!" Kali ini ia berteriak tepat ditelinga kiriku. Sepertinya aku mengenali suaranya. Itu suara temanku, Dylan Rexford.

"Dylan, bisakah kau diam?" Ucapku. Namun aku berbicara dengan mata yang masih terpejam.

"AKU TIDAK MAU DIAM SAMPAI KAU BANGUN!"

"Shut up Dy!!!" Ucapku sambil menutup kedua telingaku dengan kedua tanganku.

"Oke, baiklah kalau kau tidak mau bangun juga--" Dylan pun pergi keluar kamar asrama. Baguslah, sepertinya dia sudah menyerah.

"Baguslah kalau kau menyerah" Ucapku lagi dengan mata yang masih terpejam. 

BYUUUUURRRR............. 

"Hey, apa-apaan ini?" Ucapku dalam batin.

"INILAH SARAPAN PAGI UNTUKMU KAWAN!" Teriaknya.

Aku pun membuka mataku karena terkejut. Oh tidak, aku mendapat sebuah sarapan pagi dari Dylan, yaitu sebuah siraman air ditubuhku. Hal itu sontak membuat seluruh pakaian yang kukenakan dan tempat tidurku basah. Aku pun bangkit dari tempat tidurku dan langsung mencaci maki Dylan. "ARGH~ APA-APAAN SIH KAU INI?" Ucapku dengan nada meninggi.

"Bagaimana sarapan buatanku? Lezat dan nikmat kan?" Ucapnya sambil memainkan kedua alisnya. Huh, menjijikan! Wajahnya sungguh meledek.

"Huft! Tidak bisakah kau tidak menggangguku di pagi hari? Sehari saja?" Ucapku. Ya, aku memang yang paling susah bangun pagi diantara kami bertiga (Aku, Josh dan Dylan). Dan hampir setiap hari Dylan dan Josh bekerja sama untuk membangunkanku. Entah dengan cara apapun itu.

"Um~ Kurasa... Tidak!" Ucap Dylan dengan santainya.

"AH! KAU INI MENYEBALKAN SEKALI!!!" Teriakku.

"Ah, bukankah kita ini adalah teman? Harusnya kau berterima kasih padaku karena aku telah membangunkanmu dengan sarapan pagi yang lezat ini" Ucapnya. Argh... Benar-benar menyebalkan bocah ini.

"Well, well, well. Kita adalah teman!" Seruku. Hey, sepertinya ada yang aneh. Tapi apa ya? Oh iya, kenapa Dylan hanya sendirian? Biasanya kan Josh dan Dylan selalu kompak untuk membangunkanku, tapi dari tadi aku tidak melihat Josh. "Hey, kemana si Josh?"

"Dia sedang diluar"

"Diluar?" Tanyaku sambil mengerutkan kedua alisku.

"Ya, lari pagi..."

Aku pun melihat jam dinding berwarna putih yang terletak diatas pintu itu. "Oh, sepagi ini kah?" Ucapku setelah melihat jam yang masih menunjukkan pukul 5.15 AM.

The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang