AIR

157 1 0
                                    

Datang dan pergi seperti orang hilang.Seperti katanya pak dadang.Jujur saja aku hampir terjerumus kedalam lubang yang sangat gelap.Kehidupan ku hanyalah bewarna belang.Tak mengetahui akhir dari sebuah dongeng.Dikaitkan dengan hidup ku yang malang.Dimana lagi anak yang malang selain diriku?

Dimana lagi anak yang malang selain diriku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lupa apa yang terjadi kala itu.Pria yang kekar itu membelai diriku dengan lembutnya.Seperti dalam kisah yang tak pernah disebutkanya.Terjadi berulang-ulang hingga aku mual karena nya.Dipaksa menjadi babu nya dengan upah yang rendah.

Batang itu mulai masuk kedalam dubur ku yang sudah di besarkanya.

Suara erangan nya yang dahsyat membuat tuli orang dibawah nya.

Miss Orange memang paling lihai mendapatkan konsumen.Kaya dan Tampan,Selalu tipe itu yang diinginkan nya."Demi kalian semua ini cyin.kalo dapet yang kaya plus tampan kan enak",kata nya dengan jemari nya mengisyaratkan sesuatu.

Air keluar dari kulit kami,karena panas mulai mencekam.

Air pembuat pusing itu sudah di teguk bersama dan dicampur dengan beberapa supplemen.

Tak tahan rasanya.sakit.Bukan karena apa,karena memikirkan mama yang ada dirumah sedang sakit.

"Sialan kenapa gue harus seperti ini?",gumam ku.

Tanpa sadar air kental bewarna bening keluar.Sedikit dan belum saatnya.Posisi dipindah dengan vulgar nya."Barang bagus kayak kamu mah tak akan gue sia siakan!",bisik nya.

"Sialan! gue benci sama pekerjaan ini!",teriak ku dalam hati.

***

Air berkumpul menjadi satu dan selang 20 menit keluar dengan jantan nya.

Air itu bewarna putih seperti susu kental manis yang dijual dipasaran.

Air itu mengenai dadaku dan wajah ku.

Air itu dibersihkan olehnya dan dia menelanya.

"Dasar sampah! pria jalang! kalo bukan karena emak gue kagak mau kerja kayak gini!",gumam ku.

Tak berani berkomentar selain kata-kata dan erangan puasan yang berani aku keluarkan.Apalagi ia seorang anak konglomerat dan sudah lama menjadi "Pelanggan" ku.

Air kemalangan keluar dari mata ku.Tanda sakit nya batin ini.Sudah bergulat dengan pekerjaan HARAM ini selama 5 bulan lamanya.

"Kenapa menangis?minta lagi?Punya elu ja belum keluar!",katanya.

Air dari diriku telah keluar dengan malang nya.Sorak sorai ia ucapkan.Bertanda selesainya permainan haram ini.

Air berbau amis ini pun dilapnya dengan handuk.

Di semprotkan air kemewahan kepada tubuhku dan tubuh nya.

Tergeletak karena lemas dan memikirkan emak yang "sekarat" dirumah membuat ku pusing.

"Heh,ini uang nya.Lumayan juga elu.Besok lagi hahah",katanya sembari melayangkan uang tersebut dan tergeletak di lantai.

"Sampah! Anjing!",gumam ku dan tanpa sadar air ini mengalir ke pipi ku.

Air Kental itu masih tertinggal di sprei yang tak bermotif.Celana dalam yang basah akibat Air pelicin membuat nya tampak basah kuyup.Aku masih tergeletak dengan basah kuyup.Tiba-tiba suara langkah kaki yang kukenal datang.Seperti bayang bayang."Katanya kamu lihai banget.Kamu hebat nih bonus untuk kamu.",kata Mucikari ku.Ia memberikan ku uang dua ratus ribu.Cih dasar koruptor babu! 

Air putih aku teguk.Dengan telanjang dan jatung yang berdetuk.Pintu hati sudah telah lama letuk.Tak satupun yang masih hidup.Hanya uang yang bisa aku hirup.Sepuluh menit sudah cukup.Aku harus melayani para pria yang bengkung.

***

Air Mani itu keluar kembali.Erangan ku yang mereka ingini.Tubuhku yang mereka buntuti.Sadar tak lepas dengan azab yang pedih.Tak kuat menahan rasa nyeri didalam diri.Tak kuat menahan nyeri didalam dubur ini."Bagus!! terus terus!!!",kata om om itu.Hanya air penyesalan yang ada.Sudah hilang raga.Tak tersisa hak asasi yang ada.

Air putih kental itu keluar didalam dubu ku.Tak sanggup lagi ia lepaskan.Ia tergeletak dan lunglai.Dibalikan nya tubuh ini seperti padi disawah.Resah.Tak ada kenikmatan yang kurasa.Sedih dan pedih yang bisa kurasa.

"Sudah..sudah cukup.Sakit",kata ku memohon.Tak habis birahi pria tua itu kembali melakukanya.Binatang tak berbulu.Aku hanya ingin bebas dari permasalahan ini.sudah takuat lagi aku menahan pikiran ini.

memikirkan itu tenggorokan saya jadi ikut kering.erang kesakitan sudah tidak lagi melengking.kepala saya pening.pria itu tidak prihatin.Dasar pria mentin!

"Huooh! hebat baguss..seperti itu.Aku tuntaskan!",katanya dengan lantang.Serasa air mengalir keluar dari lubangnya.Aku lihat baik baik darah itu bewarna merah menerka.Ia berhenti dan bangga.Perih dan sakit bercampur air merah itu.Air ini sudah tak tahan ingin keluar.Dilahapnya "punyaku" dan keluar begitu saja."Sial! perih!",gumam ku.

Meskipun demikian ia membayarku dengan harga yang tinggi."Gue suka elu",katanya dan mengeluarkan cek dengan nominal tinggi.

Dan malam ini aku akan berkata ...

Bukan dirimu yang membuat kau seperti itu

Bukan salah siapapun jika kau mengambil jalan tersebut

Air memantulkan bayangan mu,tetapi itu bukan dirimu

Air dapat menenggelamkan seseorang,tetapi bukan dirimu


Denpasar,01 Maret 2016 18:10 WITA

CERITA INI TENTANG...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang