Author
"IQBAAL TAS GUE KENAPA LO SANGKUTIN DI PINTU HAH? SALAH GUE APA BAAL? INI MASIH PAGI DAN LO UDAH ISENG." teriak Melati kesal, sudah yang ke berapa kali tasnya di sangkut di atas pintu kelas dan tak jarang juga di atas pohon. Tapi tak hanya Melati yang jadi bahan keisengan Iqbaal, ada juga ini contohnya...
"IQBAAL GITAR GUE GAK JADI KORBAN JAHIL LU SEKARANG KAN? CEPETAN KASIH TAU DIMANA GITAR GUE SEKARAANGG!" teriak Rania. Iqbaal terkikik geli mendengarnya.
"Sabar sabar dulu fans, mending carinya pake otak jangan pake mulut. Soalnya kalo lo teriak teriak terus itu gak bakal bikin barang lo balik kan? Dan please stop timpuk gue pake pengha-- aw sakit Rania!" ringis Iqbaal saat sandal jepit melayang dan jatuh tepat di atas kepalanya.
"Rasain, sekarang cepet mana gitar gue?" tanya Rania dengan nada penekanan.
"Bacot banget sih lo, itu gitar lo di pinjem sama Diva di kelas sebelah. Katanya sekarang di kelasnya ada kelas musik dan dia lupa bawa gitar, jangan salahin gue mulu dong! Mentang mentang gue jail." jelas Iqbaal kesal.
"Makanya jadi orang tuh jangan jail, jadi kena imbas mulu kan lo." ejek Rania. Iqbaal mencibir.
"Bodo, jadi orang jail itu seru." ledek Iqbaal sambil menjulurkan lidah. Rania memutar bola matanya dan kembali duduk di kursinya.
Tak lama kemudian Maura datang ke kelas lalu di susul oleh Danu. Iqbaal cepat cepat menghampiri meja Maura.
"Selamat pagi Maura." sapa Iqbaal tersenyum manis.
"Pasti ada maunya tuh." ejek Rania dari kursinya, Iqbaal menatapnya jengkel kemudian menatap Maura lagi.
"Pagi Qobaal, mau apa deh? Cepet buruan ngomong jangan bertele tele." kata Maura sambil duduk di kursinya.
"Jadi gini Ra, gue kemarin ke rumahnya Audi dong." pekik Iqbaal girang. Maura menaikan sebelah alisnya.
"Tau darimana lo alamat rumah Audi? Gue aja belom pernah ke rumahnya."
"Jadi tuh niat gue cuma mau nemenin teteh ngobatin pasiennya, eh ternyata pasien teteh itu adiknya Audi. Ya udah deh gue ketemu sam Audi. Emang ya kalo jodoh gak kemana." Maura tersenyum jahil.
"Eh kapan kapan gue mau dong ke rumah Audi, ajak ajak gue dong Baal. Lo masih hapal kan jalan rumahnya?"
"Mudah mudahan sih ya gue hapal hehe."
"Yaudah ok sip lah nanti gue mau nelfon Audi."
"Eh gue juga mau dong telponan sama Audi, abisnya dia kalo di ajak telponan bilangnya sibuk mulu. Btw dia udah punya pacar belom sih?"
"Udah deh kayaknya." ekspresi Iqbaal tbtb berubah.
"Dan pacarnya itu elo kayaknya, kan dia ngarepin banget jadi pacar lo. Padahal apa yang bagus dari elo ya Baal? Jelek iya, cungkring iya." sambung Maura.
"Yee cungkring cungkring gini yang penting Audi suka sama gue." kata Iqbaal bangga, Maura bergidik.
"Lo harus pilih salah satu, jangan egois. Pilih antara Zidny atau Audi?" tanya Maura, Iqbaal mendadak diam.
"Ah pusing mikirin gituan, mending gue kerjain PR nya mrs. Yuna! Liat dong Mor PR nya, gue belom kerjain nih." kata Iqbaal mengalihkan pembicaraan.
"Huh dasar." cibir Maura lalu memberi buku tugasnya ke Iqbaal.
Derrrtthh
Om Pat
Incoming call.Iqbaal buru buru keluar mengangkat telfon dari om Pat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Audi's Secret
FanfictionUdah pernah baca cerita Pacar Seleberiti kan? Pada akhirnya Iqbaal memilih Della. Kekasih tercintanya. Dan kalau ini sebaliknya gimana? Kalo pada kenyataanya Iqbaal lebih memilih Audi yang pada dasarnya cewek yang baru dikenalnya dibanding Zidny cew...