PART 15

6 0 0
                                    

"semua yang ada disini disuruh masuk oleh Nona Dilla" ucap dokter.

Dan semua langsung masuk. Pertama Dilla berbicara dengan orang tuanya.

"Mama, papa, Dilla mau bilang makasih banget udah ngejagain Dilla dengan baik, dengan tulus, dan memberikan apapun yang Dilla mau. Dilla sangat beruntung dengan semua itu. Maafin Dilla ya ma untuk kesalahan yang Dilla perbuat sama mama" ucap Dilla selesai, dan sekarang dia menatap abangnya dan Adiknya yaitu Rangga dan Bintang.

"Kak Rangga dan bintang makasih ya untuk keceriaan yang kamu kasih keaku dan canda tawa yang selalu membuat aku melupakan rasa sakit ini. Maafin kakak ya Bin, suka jahilin kamu dan isengin kamu. Jangan nakal dan jangan pernah nyusahin mama, papa dan Kak Rangga ya Bin. Mereka sayang kamu dan kakak Sangat sangat sayang kamu" ucap Dilla.

Semuanya tak bergemening. Diruangan ini Cuma ada suara Dilla yang sangat pelan dan suara yang dihasilkan oleh elektrokardiograf. Dan Dilla langsung menatap Salsa.

"hai Sal, I miss you. makasih banget ya udah ngejaga selama gue disekolah, bahkan sampe hal terakhirpun lo mau nolongin gue, makasih udah jadi mata mata gue sekaligus bodyguard gue walaupun gue gatau, tapi gue bisa merasakan itu semua. Dan gue tau kok lo orang yang dikirim oleh kak Rangga untuk ngejaga gue disekolah. Gue sayang lo banget Sal, sahabat gue bertambah banyak. Makasih juga untuk Radit, Agam dan Bima. Dan maafin gue kalo gue punya salah sama kalian" ucap Dilla.

Dan sekarang Dilla menatap sosok cowok yang selalu ditemuinya didalam mimpi, menatap Dilo untuk berbicara sesuatu.

"hai Lo, makasih banget ya udah nemenin gue dari bayi hingga sekarang. Maaf kalo gue sering egois jadi sahabat lo, sering ngambek bahkan marah. Maaf banget. Kejar cita cita lo sebagai dokter. Gue bahagia kok sekarang dan udah bisa melepas lo. Walaupun nanti gue gaada, gue harap lo bisa ngejalanin hari lo dengan senyuman. Jangan dibuat beban. Gue sayang banget sama lo. Ini perasaan gue Lo, thanks for everything, for love, for laugh, and for life." Ucap Parau Dilla dan tibatiba Dilla menutup mata.

Dan terdengar suara mesin penanda detak jantung itu sudah menunjukkan garis lurus yang berjalan terus. Dilo hanya diam saja, dia tak habis fikir kalo sahabatnya pergi meninggalkannya selamanya. dan Dilo hanya bergumam

"Dil, bangun!!! Kalo gini caranya gue bisa trauma sama rumah sakit, please lo harus bangun" ucap Dilo. Tbtb semuanya histeris.

dan Dilo hanya menangis dalam diam. Dia tidak mengerti akan perasaannya sekarang, sangat hancur.

Luka terdalam adalah luka yang tidak bisa dilihat oleh mata, dan kesedihan terdalam adalah kesedihan yang tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata.

Dan sekarang Dilo mengerti gimana ia kehilangan orang yang sangat ia cintai. Sakit dan hancur. Dilo takut kalau dia baru menyadari bahwa dia benar-benar mencintainya setelah ia kehilangannya.

-0-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang