"Lo.." aku memperhatikannya. Dia masih memakai baju sekolah juga. Tetapi penampilannya sudah acak-acakan. Semakin... Manis? Uhg. Pasti baut di otakku mulai terlepas.
"Back to earth. Tasya."
"Lo ngikutin gue?"
"Hahaha. Lo mau gue ikutin?"
"Syit." gumamku.
"Nih." dia memberikan kantung kecil berwarna pink.
"Gue bisa bayar sendiri!"
"Udah gue bayar Sya."
"Nih! Gue balikin!" aku menyerahkan kantung itu ke arahnya.
"Gausah. Gue pergi dulu. Ada urusan. Dah Sasya!"
Ah, lumayan.. Gratis.
Tebak. Siapa dia.
Ada yang jawab kalau itu Adji?
Kalau iya, betul sekali.
"Sya! Udah belomm.. Ayo gih."
"Gilang?"
"Bukan. Justin Timberlake. Ayogih Syaaaa."
"Rempong."
"Bacot."
"Makaaan."
"Ayoook."
❄❄❄
Sesampainya dirumah makan khas Thailand, Gilang dan aku langsung memesan makanan yang membuat cacing diperutku goyang dumang.
Tak mau menunggu lama, aku langsung melahap semua santapan dihadapanku.
"Pelan-pelan Sya."
"Ahisa. Ue uah awer."
"Ngomong itu jangan sambil makan."
Aku menelan makananku dengan kesusahan.
"Gabisa. Gue udah laper."
Gilang menanggapinya dengan cuek.
"Yuk Sya." katanya ketika aku menyelesaikan makanku.
"Hm."
Kita menghentikan taksi. Didalam taksi, aku bersenandung.
"Hm.. Hmm.. Hmm. Haha huhmm..."
"Nyanyi apa Sya?"
Gilang mengikuti lirik nada yang kusenandungkan.
Kau hancurkan aku dengan sikapmu.
Tak sadarkah kau telah menyakitiku.
Lelah hati ini meyakinkanmu.
Cinta ini.. Membunuhku.
Aku dan Gilang berganti lagu.
Aku yang memikirkan.
Namun aku tak banyak berharap.
Kau membuat waktuku.
Tersita dengan angan tentangmu.
Kucoba. Lupakan.
Tapi ku. Tak bisa.
Mengapa... Begini.
Oh mungkin aku bermimpi.
Menginginkan dirimu.
Untuk ada disini menemaniku.
Memoriku langsung memutar wajah seorang Deyran.
Oh mungkinkah kau yang jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chat.
Teen FictionDidalam hujan, gadis itu berteriak. "LO SALAH DEY! LO SALAH?!" Deyran menaikkan alisnya. "Gue?" Tasya memeluk badannya yang gemetar. "IYA! LO SALAH! LO SALAH BESAR?!" "MAKSUD LO APA SIH?!" "LO SALAH WAKTU MALEM ITU LO NGE-CHAT GUE DULUAN DAN LO...