"Dia sadar."
Dua kata itu langsung membawaku ke tempat ini, seakan memang ada magnet yang mengubungiku dengan penghuni di dalamnya. Hanya dua kata, tetapi membuatku-tanpa pikir panjang-datang dengan kondisi muka bantal, piyama, sendal jepit di kaki kiriku, dan sepatu nike di kaki kananku.
Tanganku terangkat ke udara, hendak menggapai gagang pintu itu. Ada ragu yang menelisik, namun segera kutepis jauh-jauh. Jantungku berdebar tidak keruan. Ada eurofia yang melekat di dada, mengetahui bahwa putri tidurku telah bangun dari tidur panjangnya.
Dengan pelan, aku menggeser pintu biru muda di depanku ini. Lalu, aku mendapati siluet gadis berambut panjang tengah duduk bersandar memandang ke luar jendela. Kakiku terus melangkah seiring dengan bertambahnya frekuensi detak jantungku.
Sinar matahari yang masuk menerpa kulitnya, membuat ia tampak seperti malaikat tanpa sayap. Semerbak angin menyusup melambai-lambai mengenai rambutnya, membuatku dapat menghidu wangi rambutnya.
Cantik. Cantik sekali.
"Sha?" panggilku tertahan ketika sudah berada di sebelah tempat tidurnya.
Dengan gerakan tampak seperti slow motion, ia menoleh ke arahku. Mata hitam bulatnya, pipi tembamnya, dan bibir mungil yang menggemaskan itu, semuanya masih sama seperti dulu.
Namun, aku merasa ada yang berbeda...
Kening yang dibalut perban itu terlihat bergoyang, mata bulatnya menyipit. Ia tampak kebingungan.
"Lo ... siapa?"
"H-hah?"
Tubuhku mematung. Aku merasa aliran darahku sempat tersumbat. Apa yang dikatakannya tadi?
Aku menelan ludah dengan susah payah. Kutarik ujung bibirku meski aku tahu, hanya senyuman anehlah yang tercipta.
"M-maksud lo apa, sih?" tanyaku gugup. Aku berharap tadi aku cuma salah dengar.
Ia memiringkan kepalanya sedikit. Mata bulatnya menatapku penasaran.
"Gue nanya, lo siapa? Kok bisa masuk ke kamar gue?"
Sakit mulai menyerang kepalaku. Apa yang terjadi? Apa yang telah terjadi pada gadis periang di hadapanku? Sebenci itukah ia kepadaku sehingga harus pura-pura tidak mengenalku?
"G-gue Keiro, Sha. Keiro Gustava," jawabku seraya memegang tangannya bermaksud menenangkannya. Namun, reaksi yang kudapatkan sungguh di luar dugaan. Ia menarik tangannya seakan jijik bersentuhan denganku. Aku terperangah kecewa. Apa yang telah terjadi? Aku sungguh tidak mengerti.
"Gue nggak kenal sama lo. Gue ga pernah tahu orang yang namanya Keiro. Lo ... sebenarnya siapa?"
Saat itu juga, aku tahu apa yang berbeda.
Kenyataan bahwa...
Binar dan senyum itu sudah tidak ada lagi. Binar dan senyum hangat yang-dulunya-selalu ditujukan untukku, sudah tidak ada lagi.
Semuanya sudah berubah, benar-benar berubah.
×××
Oh hey! ketemu lagi dengan gue.
(Nih anak, bukannya nyelesaiin cerita lain malah post cerita baru lagi -_-)Hehehe, i can't help to post this story. But, it going to be super slow update. Karena gue masih punya 1 cerita on going { Short(ies) }
Jadi, ini kayak selingan gitu aja deh. Hehehe.
Bukan bermaksud untuk menghancurkan imajinasi kalian, ini ada cast tokoh" utamanya.
1. Moon Geun Young as Crisha Amara
2. Yook Sung Jae as Keiro Gustava
Goodbye, fellows!
Haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing After You
Teen FictionMungkin banyak orang berkata bahwa mengejar cinta adalah tugas para cowok. Tapi, tidak dengan Crisha Amara. Gadis cantik dan periang yang selalu menampilkan senyum manis dengan lesung pipit di kedua pipinya. Diantara sekian banyak orang yang rela...