Toko yang ramai, tugas kuliah yang menumpuk, semua itu membuatku melupakan pesan Shae. Kalau saja mama tidak kembali mengingatkanku saat sarapan pagi, aku pasti sudah lupa.
"Shae sudah di Paris," kata mama sambil menuangkan teh manis untuk papa.
Aku pura pura sibuk dengan spageti ku di piring.
Papa sekilas menoleh ke arah ku. "Kapan Shae menelpon?" tanyanya pada mama.
"Kemarin sore, kata baru sampai di bandara. Aku sudah memintanya untuk mampir tapi, dia tidak mau. Katanya tante wichell sudah menjeputnya," jelas mama.
"Hm ... Wichell tidak menelponku dan memberitahukan ku Shae akan datang," Rasa kecewa jelas terdengar di suara papa.
"Mungkin tante Wichell merasa cukup Shae saja yang memberi kabar." kata mama sambul memegang tangan papa di atas meja.
"Lagi pula tidak ada pengaruhnya jika tante Wichell memberi tahu papa atau tidak. Toh, Shae lebih memilih mami dari pada papa." Ucap disambut pelototan mama.
Papa tersenyum hambar dan menyudahi sarapannya. Mama masih melemparkan pandangan menegur padaku sebelum akhirnya mengikuti papa menuju ruanh depan. Tak lama, terdengar suara mobil papa keluar.
Mama masuk saat aku menelan sarapan ku yang terakhir. "Ada baiknya ku melupakan kemarahanmu dulu. Tidak baik memendam kecewa lama lama," tegur mama.
Aku tidak menjawab. Aku langsung meninggalkan meja makan. Lalu berangkat menuju tempat kerja.
Kapan mama berhenti memperbaiki masalaluku? Aku tidak marah pada siapa pun. Aku tidak ingin mami, Shae, atau siapa pun dari masa laluku mengusik kehidupanku saat ini. Aku lebih baik tanpa mereka.
Hy. Enjoy
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Vote please yeah!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KOKESHI
Mystery / ThrillerShae bunuh diri? Mustahil!! Sebagai kembarnya, Shea yakin bahwa Shae dengan kehidupan sempurnanya sebagai model di negeri Sakura, tidak punya Alasan untuk bunuh diri. Apalagi tak lama setelah kematian Shae, sebuah paket datang, sebuah kokhesi dis...