Kicau burung menyapaku, matahari tersenyum padaku, semilir angin pun turut berbisik kepadaku, dengan perlahan aku menuntun sepeda kesayanganku sambil bernyanyi. Namun tiba-tiba terdengar suara seseorang menyapaku lalu aku pun berhenti sejenak.
" You look so beautiful in white... tonight" diriku bernyanyi
" Hei" sapa seseorang
" Ya" aku sambil menoleh ke belakang
Dengan cepat aku memutar kembali pandanganku ke depan, ternyata yang menyapaku adalah seseorang yang selama ini aku kagumi, dia adalah seseorang yang sering sekali bermain gitar di taman, itulah alasan mengapa aku sangat suka pergi ke taman. Memang aneh aku pun tidak kenal dengannya, tapi entah kenapa sejak pertama melihat aku sudah mengaguminya ditambah lagi permainan gitarnya. Lalu dia pun berbicara kepadaku
" Suaranya bagus juga, kamu yang sering dateng ke taman kan ?" tanyanya
" Ehh engga kok hehe, I..i..iyaa" jawabku dengan gugup
"Kamu kenapa suka banget ke taman ?" tanya nya
" ( Aduh kenapa nanya gitu sih ) Oh aku emang suka ke taman kak, aku suka liat angsa yang berenang di kolamnya" jawabku dengan tegang
" Oh gitu ya, eh iya kakak duluan ya, kakak udah sampe" ujarnya sambil tersenyum manis
"Iya kak" jawabku
Mimpi apa aku semalam ya, ngga nyangka bisa ngobrol sama dia hari ini, padahal udah hampir satu tahun ini aku ke taman terus dan cuma bisa liat dari jauh, tapi hari ini aku ngobrol sama dia meskipun sebentar itu juga karena dia pulangnya searah tapi gapapa deh.
***
Dengan semangat aku pergi ke taman dan tepat sekali seseorang dengan tubuh yang tegap, dengan kacamata, mengenakan kemeja putih, celana panjang hitam, topi, dan sepatu sport sedang duduk dengan gitar dipangkuannya. Untuk pertama kali aku mencoba untuk menyapanya. Matanya yang tajam, alis yang sedikit tebal, dan dengan senyum manis, semua terasa seperti mimpi. Tapi entah mengapa aku sedikit merasa aneh dengan warna kulitnya, dia terlihat putih sekali , ah entah mungkin itu hanya penglihatan ku saja.
"Hai kak" sapaku
"Eh hei, kamu yang kemarin nuntun sepeda ya ?" tanyanya
" Iya kak, kakak suka banget main gitar ya?"jawabku
" Hmm iya kakak suka banget" jawabnya
" Kakak kenapa setiap hari ke sini?" tanyaku
" Ohh karena kakak ngerasa nyaman aja"jawabnya
"Nyaman gimana?" tanyaku penasaran
" Iya kakak bisa menghirup udara segar dan ngehabisin waktu buat nikmatin keindahan ciptaan Tuhan" jawabnya dengan tersenyum
" Ohh gituu, kakak kuliah atau udah kerja?" tanyaku
" Kakak kuliah, tapi sekarang lagi libur" jawabnya
" Kak aku pulang ya udah sore" kataku
" Iya" jawabnya sambil tersenyum manis
Sebulan berlalu, setiap hari berjalan dengan indah aku makin sering berbincang dengan dia , bercerita, bernyanyi bersama, bertukar fikiran, bermain, dan kami pun mulai saling percaya, dia menitipkan gitarnya kepadaku agar aku bisa belajar gitar di rumah katanya . Anehnya kami belum sempat memberi tahu nama masing-masing, tapi yasudahlah.
***
Hari itu aneh sekali ketika aku datang ke taman dia tidak ada, fikirku mungkin dia sibuk dengan kuliahnya.
Hari berikutnya dia pun tidak datang juga. Sampai seminggu dia tidak datang ke taman. Ketika aku melewati rumahnya terlihat sepi sekali.
Hari demi hari ku menunggunya di kursi taman, namun sudah 2 minggu dia tidak muncul. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah, ketika di perjalanan aku melihat beberapa orang keluar dari rumahnya, namun dia tidak terlihat.
Keesokan harinya ketika aku libur sekolah aku berniat mengembalikan gitarnya, sekaligus aku ingin tahu mengapa dia tidak pergi ke taman sama sekali. Ketika sampai di depan rumahnya aku memencet bel yang ada di sebelah gerbang. Seseorang membuka pintu gerbang dan aku melihat foto dia terpampang besar di depan rumah.
"Teettt" bel berbunyi
" Iya ada apa ya" seseorang membuka pintu dan bertanya
" Emmm ini mba saya mau bertemu dengan kakak yang punya gitar ini yang sering pergi ke taman itu " Jawabku
" Maaf memangnya mba ini siapa ya, kenapa gitar mas Leo ada di mba ?" tanyanya serius
" Oh gini mba kita udah berteman, tapi lupa kenalan namanya siapa, terus kakak itu nitipin gitarnya ke saya, oh jadi namanya kak Leo, oh iya mba terus kak Leonya mana saya mau ketemu ?" jawabku dengan senang
"emm" dengan ragu-ragu dan wajah lesu
" Kenapa mba ?" tanyaku
"Mas Leo sudah ngga ada mba" jawabnya dengan lirih
" Hah maksudnya apaan si mba?" tanyaku penasaran
" Mas Leo sudah tidak ada mba, mas Leo mengidap kanker sum sum tulang belakang, mba tau ngga kenapa dia selalu memakai topi setiap ke taman, itu untuk menutupi kepalanya akibat kemoterapi, rambutnya rontok, mas Leo sudah tidak kuat untuk melawan penyakitnya, 2 minggu yang lalu dia masuk rumah sakit dan ketika hari ketiga mas Leo koma dan akhirnya mas Leo meninggalkan kami. Mba beruntung bisa kenal dengan mas Leo dia orang yang baik, saya sebagai asisten rumah tangganya saja merasa sangat kehilangan karena dia adalah orang yang baik sekali dan mba tahu gitar yang mba pegang itu adalah gitar kesayangannya dan ngga boleh dipegang siapapun kecuali mas Leo sendiri" jawabnya dengan meneteskan air mata
Tak kuasa aku mendengarnya , tubuh ini serasa tidak bertulang, lemas seketika, baru saja aku kenal , bermain bersama, tapi mengapa ketika aku sudah mulai dekat dia meninggalkan ku . Aku menangis di sepanjang perjalanan pulang, kini aku tahu mengapa setiap aku bertemu dia selalu mengenakan topi, aku tahu mengapa aku selalu merasa berbeda dengan warna kulitnya dengan orang kebanyakan karena dia pucat, dan aku mengerti mengapa saat itu dia memberitahuku bahwa dia ingin menghabiskan waktu nya untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan.
Aku senang sekali Tuhan telah memberiku kesempatan untuk mengenal seseorang seperti kak Leo. Dia orang yang baik, kini aku memang tidak bisa bersamanya, namun aku akan selalu mengingatnya, aku akan menjaga gitar kesayangannya, dan aku akan bermain gitar untuknya.
Aku percaya bahwa Tuhan pasti mempunyai alasan mengapa aku dipertemukan dengan dia :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Known For The Last
Short StoryTuhan mempunyai alasan mengapa kita dipertemukan oleh seseorang, meskipun hanya sekejap.