Regret (oneshot)

18.5K 1.1K 129
                                    

"Jangan pernah bicara lagi kepadaku, jangan pernah menemuiku lagi. Jangan. Jangan pernah melakukannya lagi". Ucapku dengan terisak. Sedangkan ia. Dia hanya menundukkan kepalanya.

"Mianhae, jeongmal mianhae". Lirihnya.

Aku meninggalkannya dan pergi dihadapannya. Mungkin untuk selamanya.

Dengan air mata yang mengalir dikedua pipiku. Aku kembali pulang kerumahku dengan perasaan yang kacau.

+++++++

Seorang namja tengah berdiri ditengah kelas dengan mata menatap kearah halaman belakang sekolah lewat jendela yang terpasang dikelas itu. Menatap 2 orang yang tengah duduk dibangku panjang. Yang satu laki-laki dengan surai hitam dan satu lagi perempuan dengan rambut panjang bergelombang berwarna coklat madu duduk disamping laki-laki tadi.

Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah dan namja tadi masih dengan setia berada didalam kelasnya, duduk dibangkunya hingga seorang namja jangkung memasuki ruang kelas itu. Mata namja yang duduk itu menatap langit yang sudah tidak terang lagi, hari juga hampir gelap. Mungkin namja yang tengah duduk itu tengah melamun hingga tak menyadari ada orang lain yang memasuki ruang kelas. Orang itu hanya menatap namja yang tengah duduk itu dengan diam didepan pintu masuk.

Setelah agak lama keduanya terdiam. Namja yang tengah duduk menatap langit itu berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya bermaksud untuk pulang kerumahnya. Dia berjalan dengan pelan menuju pintu dengan kepala yang ia tundukkan hingga tidak menyadari jika ada orang lain didalam kelas itu. Setelah agak lama berjalan ia berhenti di depan pintu kelas karena didepannya ada kaki seseorang.

Namja itu mengangkat perlahan wajahnya bermaksud melihat siapa orang yang berdiri didepannya. Setelah dapat melihat dengan jelas, mata namja jadi sedikit membulat dan terkejut. Orang yang tadi dilihatnya sedang berduaan dengan wanita itu dihalaman belakang. Namja tadi mundur dua langkah, bermaksud menjaga jarak dengan orang tadi. Baru saja mundur satu langkah, tangan kanannya ditahan oleh orang tadi dengan tangan kirinya, membuat namja tadi menghentikan langkahnya. Matanya yang sedikit sembab itu menatap orang tadi yang ternyata tengah menatapnya balik.

"Ada apa denganmu chagi-a?" tanya orang itu.

"Sebenarnya kau anggap apa aku ini?" bukannya menjawab, namja tadi balik bertanya.

Orang itu menatap namja tadi dengan ekspresi sedikit terkejut tapi langsung mengembalikan ekspresinya menjadi semula. Dengan tampang polosnya.

"Kenapa kau bicara seperti itu Baekhyunie?" tanya orang itu kepada namja tadi yang bernama lengkap Byun Baekhyun. Kekasihnya selama 1 tahun ini. Sedang orang tadi bernama Chanyeol. Park Chanyeol.

"Jawab saja".

"Kekasih. Kau kekasihku saat ini". Jawab Chanyeol.

Baekhyun melepaskan tangannya dari tangan Chanyeol dan berjalan keluar kelas, meninggalkan kekasihnya sendirian di dalam kelas. Dengan wajah datar tapi matanya yang sidikit sembab itu ia berjalan melewati lorong sekolahannya yang mengarah kearah luar.

Sedangkan Chanyeol tengah bingung dengan tingkah kekasihnya saat ini. Sebenarnya bukan saat ini saja melainkan sudah 1 minggu ini ia dan Baekhyun tidak terlihat terlalu dekat. Sebelumnya ia biasa saja menghadapi perilaku Baekhyun yang sedikit menjauh akhir-akhir ini, mungkin ia pikir Baekhyun sedang banyak pekerjaan sekolah makanya ia sedikit terlihat menjauhinya. Dan selama seminggu itu Chanyeol selalu bersama dengan Kim Hana, teman sekelasnya yang cantik. Tapi, saat ini ia bingung dengan sikap Baekhyun yang seperti menghindarinya. Tapi disisi lain hatinya juga merasa senang jika bersama dengan Hana.

Baekhyun telah sampai dirumahnya, saat ini ia sedang berada dikamarnya. Menangis sendirian. Ia tidak berani bercerita dengan Kris -hyungnya. Ya, hyungnya itu mengetahui hubungan Baekhyun dengan Chanyeol berpacaran. Ia sangat menyayangi Baekhyun. Jika ia tau Baekhyun menangis karena Chanyeol maka ia akan meminta Baekhyun untuk memutuskannya. Ia tidak mau itu, karna baginya Chanyeol adalah hidupnya. Ia sangat mencintai Chanyeol.

Regret (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang