Sudah sejak Sekolah Dasar ia bersahabat. Banyak hal yang sungguh berkenang. Ferli dan Nana itu nama mereka. Sekarang ia bersekolah di satu sekolah yang sama. Wajar saja mereka dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama tidak pernah berpisah. Ferli, gadis berbadan proposional bagi seumuran mereka, berambut panjang hitam dan lurus. Ferly benar-benar idaman bagi banyak pria di sekolahnya. Banyak sekali orang yang akrab dengan ferli, entah itu cewek atau cowok. Wajar ferli tidak hanya cantik tapi dia sangat friendly kesemua orang.
Nana, gadis berotak cerdas. Namun ia sedikit pendiam tidak seperti ferli. Berambut sebahu dan berkacamata.
Ya, mereka bersahabat....
Suatu hari, Nana menyukai teman sekelasnya. Pria bernama Idsan itu. Ia berhasil membuat Nana si kutu buku pintar itu jatuh cinta.
Nana memberitahu Ferli tentang orang yang ia sukai.
"Tenang Na, pacar gue Katar kenal kok , mereka temenan. Nanti gue bantuin lu deket ama Idsan." Ucap Ferli dengan semangat.
"Tapi Li, gimana kalo gak berhasil? Idsan itu kan orangnya humoris banget, kocak lagi. Emang dia mau sama orang pendiem kayak gue?" Kata Nana dengan wajah tak bersemangat.
"Hey hey! Pesimis banget sih lo! Tenang Nanaku sayang, ada gue Ferli si mak comblang profesional" kata Ferli sambil menaik-naikan alisnya.
"Yasudah deh, gue serahin ini semua ke si mak comblang." Ucap Nana tersenyum....
Ferli mulai menanyakan sepperti apa Idsan itu ke pacarnya, Katar. Yap, mereka baru saja jadian 2 bulan yang lalu. Katar memang dekat deengan Idsan. Katar menceritakan semua tentang Idsan ke Nana. Dan mereka Berdua berusaha untuk membuat Nana dan Idsan jadian.
Akhirnya Nana dan Idsan pun bertemu akibat rencana Ferli dan Katar. Setelah bertemu itu, Nana dan Idsan pun berhasil pacaran berkat Ferli. Nana sangat senang karena hna berhasil bersama Idsan.
"Ciee, bisa double date nih ceritanya." Ledek Ferli.
"Iya nih kayaknya. Hehehe.."Sudah beberapa bulan setelah jadian dengan Idsan, Nana merasa Idsan mulai dingin dengan dia. Idsan sudah jarang mengabari Nana. Nana merasa sedih akan sikap Idsan yang seperti itu. Nana bercerita ke Ferli tentang perubahan sikap Idsan. Ferli yang mendengar cerita Nana merasa kasihan dengannya. Ferli tak ingin melihat Nana sedih seperti itu. Akhirnya Ferli berusaha mencari jalan keluar untuk masalah sahabatnya itu, ia mencari informasi ke Katar kenapa Idsan seperti itu. Menurut cerita Katar, Idsan hanya sedang sibuk bermain game kesukaannya "dota" , dan handphone Idsan sedang error sehingga tak bisa membalas pesan Nana. Ferli menceritakan itu ke Nana. Nana mengangguk mengerti mendengarnya. Mungkin ia memang sibuk, sudah seharusnya Nana mengerti.
Beberapa minggu kemudian, Nana sudah jarang menerima pesan Idsan. Percakapan mereka pun semakin singkat. Ferli yang tahu mengenai itu langsung mengambil tindakan. Ia menyarankan Nana untuk segera brrbicara langsung ke Idsan, karena mungkin permasalahannya hanyalah kurangnya komunikasi. Akhirnya Ferli menyusun rencana lagi untuk sahabatnya itu.
Sabtu malam, Ferli mengajak Idsan untuk double date. Idsan setuju, lalu di sela perjalanan Katar dan Ferli menuju rumah Nana, Katar berbicara dengan Ferli apa yang sebenarnya terjadi.
"Sayang, gimana Idsannya mau?" "Mau kok dia lagi di perjalanan."
"Sayang, kalau menurut aku kayaknya Idsan itu mulai bosen sama Nana. Abis Nana juga kalau di ajak bercanda datar banget. Udah gitu kayaknya Idsan suka sama cewe lain." Jelas katar.
Ferli terdiam mendengar cerita Katar. Ferli benar-benar khawatir kepada Nana. Kalau Nana tahu pasti hati ia sakit sekali dan ia pasti sedih, Ferli tak mau itu.
"Kayaknya dikit lagi mereka putus, tapi Idsan gak mau mutusin duluan mungkim karna Idsan masih sayang sama Nana." Sambung Katar.
"Ya semooga aja itu gak terjadi sayang." Jawab Ferli....
Setelah berbicara dengan Idsan, Nana selalu di beri pertanyaan oleh Ferli. 'Gimana kemarin ngomongin apa aja? Terus Idsan bilang apa?' Nana mendengar itu hanya bicara seperlunya. Nana menceritakan percakapan dia dengan Idsan.
Percakapan tadi malam
"Kenapa sih pake acara begini segala?" Tanya Idsan yang seperti malas dengan pertemuan seperti ini.
"Gapapa, aku perlu ngomong sama kamu."
"Ngomong aja, lewat sms kan bisa."
"Gak bisa! Kamu aja di sms balesnya berjam jam gimana aku mau ngomong lewat sms?"
"Ya itu hape aku error. Aku bales sms kamu pas lagi udah gak error."
"Sekarang jawab pertanyaan aku, kamu bosen ya?"
"Iya."
Nana yang mendengar jawaban itu langsung tidak bisa berkata apa-apa. Ia langsung masuk ke rumahnya, meninggalkan Idsan.Ferli yang mendengar cerita Nana benar-benar sedih. Ferli rasanya tidak bisa berbuat apa-apa.
...
Setelah kejadian itu entah kenapa Nana menjauh dari Ferli. Nana tidak pernah menyapa atau pun berbicara dengan Ferli. Di kelas pun rasanya Ferli seperti tidak mempunyai teman. Karena Ferli memang satu kelas dengan Idsan pun akhirnya Ferli dekat dengan Idsan. Mereka sering bercanda karna memang tidak ada yang mengajak Ferli bercanda dikelas. Hingga terdengar gosip bahwa Ferli suka sama Idsan. Ferli cukup kesal dan kepikiran tentang gosip itu. Semua itu tidak benar! Kenapa banyak sekali orang yang iri dengan kedekatan Ferli dan Idsan yang hanya sebatas teman? Ferli semakin geram karena semakin banyak gosip yang menyebar. Ferli pun mencari tahu darimana gosip itu. Dan ketika ia tahu, ia benar-benar kaget tak percaya.
"Yang menyebarkan gosip itu Nana, Fer." Tegas temannya.
"Iya dia itu gak suka banget kayaknya sama lo gara-gara lo deket sama Idsan. Dia mau ngancurin lo Fer hati-hati."
Sambung salah satu temannya.
Ferli tak percaya. Ia benar-benar tak percaya. Kenapa Nana sejahat itu? Padahal Ferli dan Idsan hanya teman biasa. Lagipula Ferli sudah punya Katar. Seharusnya ia tahu itu. Dan tidak menyebarkan berita yang tidak-tidak....
Malamnya Ferli pergi kerumah Nana menanyakan perihal gosip itu. Ferli mengetuk pintu rumah Nana.
"Na, ini gue Ferli. Buka Na gua mau ngomong sama lo. Tentang gosip itu."
Nana membuka pintu dengan wajah dan tatapan menyeramkan.
"Iya, gue yang nyebarin." Jawab Nana.
Tiba-tiba Ferli terkejut Nana mengeluarkan pisau daging yang ia sembunyi kan di belakangnya. Dengan sekejap, pisau daging itu telah membuat Ferli memandikan darah. Dan Nana pun datang ke pemakaman Ferli dengan air mata bahagia.