3. Memeluk Kenyataan Pahit

13.5K 561 5
                                    

3. Memeluk Kenyataan Pahit

---------

Rei menghentikan mobil fortunernya tepat di depan rumah Canda. Tak ada bunyi suara pintu terbuka. Dia melirik Canda yang kenapa tak jua membuka pintu mobil.
Ternyata Canda tengah melamun dengan matanya menatap lurus kedepan kaca sana.

"Kamu nggak mau turun?"Tanya rei memecahkan lamunan Canda.

"Entahlah. Abang tahu, aku seperti tidak punya rumah. Rumah yang memberikan kenyamanan dan cinta didalamnya. Untuk aku bermanja-manja dan tertawa bahagia, semua itu gak aku dapetin di rumah ini!"

"Oh come on Caa ... Setidaknya kamu punya orangtua didalam sana, sedangkan ... aku?"

Caca menghela napas, "aku nggak sanggup lagi bang liat ayah yang selalu memalingkan mukanya saat lihat aku. Kenapa dia seakan jijik padaku bang? Dia juga tak hentinya membuat ibu nangis,"

Rei mengelus rambut hitam legam Canda yang terurai. "Turunlah. Hadapi itu Canda. Buat ayahmu menatapmu dan menyesal telah menyakiti ibumu."

"Aku nggak tahu aku bisa atau-"

"Kalo udah niatnya begitu ya gimana mau bisa. Kamu ini..."

"Ihh ... abangggg berantakan kan,"kesal Canda saat rambutnya diacak oleh Rei yang gemas padanya.

"Apa? Mau ngerajuk hah? Bukannya abang yang harusnya ngerajuk liat kamu ciuman sama si Nipologi sialan itu,"

Canda terbahak, " ... hahaha ... kata siapa aku ciuman? Sotoy nih abang,"

Tangan Rei dengan mulus mendarat di kepala Canda, menjitaknya. "Masih kecil udah berani bohong aja ..."

"Itu cuman nempel doang. Lagian, dateng-dateng langsung maen tonjok aja bukannya mastiin dulu,"

"Nggak percaya!"

"Yaudah terserah! Bye bang Rei. Makasih udah nganterin,"

"Eh, tunggu Ca. Besok sampe seminggu kedepan jangan ke club oke? Aku ada kerjaan di Bali. INGET. NGGAK. BOLEH. KE.CLUB."Ucap Rei sarat akan perintahnya yang tak mau di ganggu gugat.

"Hmmmp ... gimana yaa? Nanti aku pikir-pikir dulu deh,"

Canda terkikik melihat perubahan air muka Rei. "Jangan marah-marah mulu nanti cepet tua lho. BYE bang Rei!"

Canda cepat-cepat menutup pintu mobil lalu bergegas masuk ke rumah tidak melihat kepergian Rei dengan mobilnya dulu.

Rei berdecak kesal. Canda ... canda...

***

Saat Canda membuka pintu rumah terdengar teriakan bahkan bantingan barang-barang. Dia mengerutkan keningnya heran. Bukankah ibu dan ayahnya sudah bertengkar tadi? Apa sekarang menjadi dua kali sehari? Ck, serasa minum obat saja. Kakinya melangkah mendekati sumber suara. Sampai dia mendengar ...

"MENANGISLAH MARIA! AKU TAK PEDULI. KAU JALANG. KAU SUDAH MENGKHIANATI AKU. KAU BERSELINGKUH DENGAN DZAKI, TEMANKU SENDIRI. LALU KAU HAMIL, ANAKNYA. ANAK PRIA BAJINGAN ITU. AKU BENCI KALIAN. PERGI! PERGI DARI HADAPANKU AKU SUDAH MUAK MELIHAT JALANG SEPERTI MU DAN ANAK HASIL SELINGKUHANMU ITU."

A-APA?!?
Aku...
Ya Tuhan!

Maria terdengar semakin terisak. Sedangkan Bahir menjadi sangat menggila menghancurkan barang-barang disekitarnya.

"Mass ... hiks aku tahu. Tapi tak adakah maaf bagiku Mas? Itu kesalahan bukan aku sengaja berselingkuh. Kasian Canda hiks Mas hiks ... kemana suamiku yang dulu hah? Yang tak pernah membuat istrinya menangis, kemana kamu Mas?"

Canda: Gadis Tanpa Nama BelakangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang