Gadis itu tampak tersenyum begitu cerah. Selalu seperti itu, terlihat begitu manis. Ia berjalan dengan langkah begitu santai tampak tanpa beban sama sekali. Sambil bersenandung kecil ia berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai 3. Tanpa sadar tatapannya melihat seseorang yang begitu ia kenali.
"Amara.." terdengar seseorang yang memanggil temannya. Gadis yang merasa terpanggil tersebut pun menoleh. Begitu menolehkan kepalanya dan mengetahui siapa yang memanggilnya ia pun tersenyum.
"Hai.. yuk ke kelas." ajak Amara kepada gadis yang memanggilnya dan membalas senyum manis gadis yang sedang menuju ke arahnya tersebut.
Kedua gadis tersebut pun langsung berjalan menuju kelas bersama-sama. Setibanya di kelas mereka duduk di bangku masing-masing yang memang bersebelahan.
"Zy.. Are you okay? I mean, uhmm.. setelah apa yang udah mereka perbuat ke kamu?" tanya Amara kepada gadis yang duduk disebelahnya.
"Oh, yeah. I'm fine. As you can see." jawab gadis tersebut sambil memberikan senyuman manisnya.
"I know Zy. You aren't, aku bisa lihat di mata kamu. Kamu itu bukan seorang pembohong handal asal kamu tahu." sahut Amara disertai dengan sebuah cibiran setelah mendengar jawaban atas pertanyaannya.
"Okay. Aku jujur sekarang, aku tentu nggak baik-baik aja. Kamu tentu tau gimana perasaan aku."
"And then? Kamu bakal diam aja? Kenapa kamu nggak jelasin ke mereka yang sebenernya. Kamu nggak salah Zy, dan nggak seharusnya mereka nyalahin kamu gitu aja." Amara tampak begitu geram.
"Ya terus aku harus gimana? Harus jelasin ke mereka tentang yang sebenernya terjadi? It's impossible."
"It's possible, why not? Kenapa kamu nggak mau coba jelasin?" Amara lagi-lagi bertanya.
"Karena nggak ada yang perlu dijelasin, aku jelasin pun mereka nggak akan bisa dan nggak akan mau ngertiin perasaam aku. Jadi semuanya percuma Ra." Geizy mulai menitikan air matanya.
"Zy, aku tahu kamu sakit. Sakit banget, tapi tenang aku nggak akan ninggalin kamu sendirian. Karena aku akan selalu ada untuk kamu, Zy." Amara berkata dengan sungguh-sungguh.
"Makasih Ra, kamu emang sahabat terbaik aku. Aku nggak tau apa aku bisa dapatin pengganti kamu kalo amu tiba-tiba pergi ninggalin aku, apalagi kalo kam..."
"Ssstttt.. aku akan selalu sama kamu apapun yang terjadi." ucap Amara sembari mengangka jemari kelingking miliknya, yang langsung dibalas oleh Geizy.
"Tapi, kamu belum tau masa lalu aku Ra. Kamu nggak tau apa yang udah terjadi dalam hidup aku selama ini, dan aku benar-benar berharap kalo kamu tau. Kamu nggak akan ninggalin aku gitu aja." Geizy tak kuasa menahan air matanya, lagi-lagi tetesan air mata mengalir dari mata indahnya. Amara langsung memeluk sahabatnya itu.
"Andai Tuhan selalu memberi kebahagiaan dalam kehidupanmu, tentu kehidupanmu tak akan berwarna. Karena Tuhan akan selalu memberi berbagai cobaan untuk menguji seberapa besar kekuatan yang kamu miliki agar Dia mengetahui apakah kamu layak hidup di dunia-Nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret of Love
Teen FictionTo love is nothing. To be loved is something. But, to love and be loved, that's everything. -T. Tolis ---------- "Sampai kapan lo mau ngerahasiain semua ini?" "Gua nggak tau sampe kapan." "Lo nggak ada niatan mau jujur ke dia?" "Nggak. Gua mau dia s...