"Geizyyyy!!!" seru seorang gadis berparas cantik bernama Amara. Gadis yang dipanggil akhirnya tersadar dari lamunannya.
"Apaan sih, Ra? Aduh kenapa pake teriak segala?" tanya Geizy dengan wajah cemberutnya. Ia mengusap-usap telinganya yang terasa sedikit sakit setelah teriakan yang ia terima dari sahabatnya.
"Habisnya kamu sih, daritadi aku panggilin malah diam aja terus senyum-senyum sendiri. Aku kan takut, aku kira kamu kemasuk..." belum selesai ucapan yang akan Amara ucapkan, ucapannya telah dipotong oleh Geizy.
"Asal ya kalo ngomong, masa iya aku kemasukan. Iman aku kuat kali, masa bisa kemasukan?" sahut Geizy sambil menampar kecil pipi sahabatnya itu.
Tak lama setelah itu, tiba-tiba hadir dua orang pria -yang merupakan teman baik Geizy dan Amara- datang menghampiri mereka. Yang satu berpenampilan rapi dan terlihat sangat cool dengan kacamata dan jam tangan yang melekat di tubuhnya. Yang satu lagi penampilannya terlihat acak-acakan dengan seragam yang sedikit keluar, dua kancing teratas seragamnya terbuka, dan rambut yang tidak disisir.
"Hai girls." sapa pria yang berpenampilan acak-acakan.
"Astaga, lo nggak bisa apa untuk berpenampilan lebih rapi? Liat tuh si Aji, nggak kayak lo. Acak-acakan." ucap Geizy menjawab sapaan pria tersebut, yang bernama Allan. Amara dan Aji tertawa mendengar ucapan Geizy yang selalu berbicara apa adanya tersebut tanpa melihat kepada siapa ia sedang berbicara.
"Thanks, babe." ucap Aji berterima kasih atas pujian yang Geizy ucapkan. Geizy yang mendengar dirinya dipanggil dengan sebutan itu hanya mengedikan bahu, merasa jijik. Dan Aji hanya terkekeh melihatnya.
"What are you talking about? I like it, terserah gua dong mau kayak mana. Buktinya dengan penampilan kayak gini banyak cewe yang pengen jadi pacar gua." sahut Allan sambil menjulurkan lidahnya, tak mau kalah.
"Okay, up to you. But, I think just stupid girl want to be your girlfriend." ucap Geizy lagi-lagi meladeni Allan.
"Stupid girl? Haha. Sorry, tapi sayangnya wakil ketua OSIS. Yang katanya pintar banget itu suka sama gua. Bahkan dia suka ngechat gua. See? Apa lo masih mau nyangkal kalo yang mau jadi cewe gua itu hanya wanita bodoh?" ucapan Allan kali ini membuat Geizy terdiam. Ia tak dapat membalasnya lagi, karena ucapan Allan memang benar adanya.
"Guys. Stop it!" seru Amara yang sudah tak tahan dengan celotehan sahabat-sahabatnya.
"Udahlah Zy, udah tau Allan emang begitu orangnya lo masih aja ladenin. Kayaknya bentar lagi bel deh." Tak lama setelah Aji berkata demikian bel pertanda jam pertama dimulai berbunyi.
Bu Karin memasuki kelas dengan senyum khasnya. Ia menyapa para siswanya.
"Morning class, okay sebelum kita memulai kegiatan kita. Take pray first!" perintah Bu Karin, seluruh siswanya pun segera berdo'a.
Setelah berdo'a Bu Karin segera memulai kegiatan belajar. Tetapi, ketika ia tengah menjelaskan mengenai atom seorang pemuda masuk kelas dengan pakaian acak-acakan dan nafas yang tersengal. Pemuda tersebut menghampiri Bu Karin.
"Aduhh Bu, maaf saya telat. Maaf banget Bu, saya janji nggak bakal ulangin lagi perbuatan saya. Tadinya saya nggak telat Bu, saya datang pas banget waktu bel bunyi. Tapi saya ditahan sama Pak Satpam dan disuruh nyapu pos satpam dulu, soalnya kata dia itu termasuk telat. Padahal tadi gerbang aja belum ketutup Bu waktu saya masuk. Maafin saya ya, Bu." kata pemuda tersebut dengan wajahnya yang memelas dan nafas yang masih tersengal.
"Okay, saya mengerti. Lain kali jangan diulangi. And now, sit down please." jawab Bu Karin penuh pengertian.
Pemuda tersebut segera menuju tempat duduknya, saat ia sedang berjalan ke bangkunya ia mendengar ada suara tawa tertahan dari arah seorang gadis yang tak lain adalah Geizy. Pemuda tersebut segera menghampiri Geizy yang tempatnya berada di depan tempatnya duduk sebelum ia duduk di bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret of Love
Roman pour AdolescentsTo love is nothing. To be loved is something. But, to love and be loved, that's everything. -T. Tolis ---------- "Sampai kapan lo mau ngerahasiain semua ini?" "Gua nggak tau sampe kapan." "Lo nggak ada niatan mau jujur ke dia?" "Nggak. Gua mau dia s...