Terdengar sebuah suara, suara pintu berdecit yang mengisi keheningan di antara dua manusia dalam satu ruangan itu. Tak lama hadir beberapa orang yang membua keheningan itu diisi oleh keriuhan.
"Ya ampun Zy, kok lo bisa jatuh si? What did you do?" tanya Amara sarat akan kekhawatiran.
"Tadi tali sepatu gua diinjek sama tuh cowo sabun. Jadi ya gua jatuh deh." Sahut Geizy yang bermaksud menyindir Dave yang berdiri di dekatnya. Yang disindir hanya diam saja dan menatapnya dengan tatapan tanpa rasa bersalah.
"Tapi, are you okay Gei? Nggak ada yang luka kan? Baju lo kotor nggak? Perlu diganti? Ntar gua ambilin seragam lo, biar bisa ganti atau gua beliin kalau lo nggak ba..." ucapan itu terpotong karena Geizy menyelanya.
"I'm okay Al, lo nggak perlu khawatir cuma ada memar dikit doang. Dan baju gua, hmm nggak kotor kok." ucap Geizy sambil tersenyum manis ke Allan.
"Oo iya Dave kok lo bisa nginjak tali sepatu Geizy?" tanya Aji penasaran.
"Jadi tadi gua lagi ngantri terus tiba-tiba Geizy datang dan asal nyerebot aja, gua nggak terima nah tanpa sengaja," belum selesai Dave berbicara Geizy sudah menyahut.
"Ehh gua nggak nyeobot kan gua udah bilang kalo gua itu udah mesen, dan tadi itu cuma mau ambil pesenan gua aja." Geizy berucap dengan kesal.
"Oh come on Gei, Aji nanya Dave bukan kamu, darl." Allan berusaha untuk meredakan kekesalan Geizy.
"Tau nihh cewe bar-bar, oke gua lanjutin. Nah karena gua udah keburu emosi, gua sama dia jadi debat gitu. Dia juga si ngejelasinnya sambil marah-marah kalo dia udah mesen. Mungkin pas debat itu tanpa sengaja gua injek tali sepatu Geizy." Dave menghelas nafasnya setelah menceritakan kejadian yang baru saja ia dan Geizy lakukan.
Tak lama setelah itu terdengar bunyi bel, tanda jam istirahat berakhir dan pelajaran selanjutnya akan segera dimulai. Dave, Amara, dan Aji segera menuju kelas setelah sebelumnya berpamitan kepada Geizy. Geizy masih harus berada di UKS, sedangkan Allan berniat untuk menemaninya.
"Udah lo balik aja sana, masa lo bolos." kata Geizy menasehati.
"Nggak ahh, gua mau di sini nemenin lo."
"Yaudah kalo gitu gua ke kelas aja kali ya, kan kaki gua cuma memar."
"Ehh ehh nggak, lo tetap di sini. You must stay here, itu bukan cuma Gei. Ntar bisa bengkak kalo dipake jalan-jalan."
Geizy hanya menyebikkan bibirnya sebagai jawaban, karena ia merasa tidak puas akan ucapan Allan. Tetapi, gadis itu tidak akan bisa membantah ucapan seorang Allan jika menyangkut kesehatannya.
*
Dave memasuki rumahnya dengan lesu, wajahnya terlihat gelisah. Dan hl itu terbaca oleh Mama Dave yang sedang menonton televise di ruang keluarga.
"Dave, kamu kenapa?" tanya Mamanya yang terlihat begitu khawatir, pasalanya tak biasanya Dave seperti ini. Yang ditanya hanya diam saja dan terus berjalan menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar, Dave merebahkan tubuhnya di kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya. Kenapa tadi gua harus nyelakain Geizy, arrghhh gua bodoh banget. Kenapa susah banget rasanya lihat dia senyum ke gua, ucap Dave dalam hati. Tanpa sadar Dave tertidur dengan kondisi masih memakai seragam, lengkap dengan sepatu yang masih terpasang di kakinya.
*
Astaga gua lupa kalo gua ada janji sama Geizy. Aduh gimana ini? Dia udah nunggu gua selama ini. Apa dia masih di sana? Gua harus cepat ke sana.
Dave yang tersadar segera bergegas menuju lokasi di mana ia dan Geizy berjanji akan bertemu. Sesampainya di sana, Dave melihat Geizy masih setia menunggunya. Tanpa sadar ia tersenyum, dan segera menuju ke tempat Geizy berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret of Love
Teen FictionTo love is nothing. To be loved is something. But, to love and be loved, that's everything. -T. Tolis ---------- "Sampai kapan lo mau ngerahasiain semua ini?" "Gua nggak tau sampe kapan." "Lo nggak ada niatan mau jujur ke dia?" "Nggak. Gua mau dia s...