"Lo kemana aja sih cam! Gue udah nunggu nih" ucap gue dengan sedikit kesal
Saking kesalnya gue gamau ngeliat ke arah muka cam dengan bibir yang sedikit si majukan.
"Maaf bgt ren, maaaaf bgt. Gue abis ekskul tadi" ucapnya dengan muka memelas.
"Sejak kapan lo ekskul?"
"Sebulan yang lalu sih hehe"
"Oh." Ucap gue masih dengan muka kusut gue.
"Jangan ngambek lagi dong, yaudah kalo gitu gue traktir lo es krim, okay?"
"Terserah" ucap gue singkat.
"Yaudah, jangan ngambek lagii ya" ucap cam sambil merangkul gue, dan mencubit pipi kiri gue.
"Hm"
"Kan masih ngambek" ucap cam dan memainkan pipi gue.
Gua sengaja gak melawan cam untuk berhenti, karena kapan lagi moment-moment indah kayak gini.
Kita berjalan ke arah tempat es krim.
"Duduk aja ren, gue pesen dulu"
"Okayy"
Gak lama cam balik dan memberikan es krimnya ke gue.
"Makasih, So? Apa yang mau lo omongin?" Tanya gue terlebih dahulu.
"Jadi gini, sebenernya gue juga gamau ngomong kayak gini, tapi ini terpaksa harus gue lakuin." Ucap cam panjang lebar.
"Okayy?"
"Gue mau kita....."
"Yaa??" Hati gue bergetar sangat kuat. Keringet dingin? Iya. Deg-degan? Iya. Semua campur aduk.
"Kita.. menjauh. Satu sama lain. Ren sebelumnya gue minta maaf bgt. Gue juga gamau hubungan pertemanan kita jadi kayak gini, but I have to!" Ucap cam sambil menunduk.
"Hm okay--" ucap gue menahan tangisan. Pengen banget rasanya nangis! Tapi gak, gak di depan cam! Gue gamau terlihat lemah di depan cam.
"Jadi, ini semua karena.. lo sama madison--" ucap gue yang sengaja gue tidak lanjutkan kata-katanya.
"Iya.." ucap cam singkat.
"Bagus deh kalo gitu hahaha-- jadi kan hubungan lo sama madison gak terganggu" ucap gue dengan fake smile terbaik gue. Betapa sakitnya hati gue ini.
Gue menaruh es krim yang baru separuh gue makan, karna gue juga udah gak napsu buat makan es krim pemberian cam. Perlahan gue bangun.
"Cam.. makasih banyak buat semuanya. Makasih banyak-" ucap gue dan langsung pergi.
Cam tidak mengejar gue untuk berhenti. Bagus. Gue capek di sakitin terus, capek. Sambil berjalan gue nangis senangis-nangisnya gue. Bodo amat di liatin orang.
Gue mampir ke sebuah cafe untuk menenangkan diri sebentar. Sambil menghirup kopi panas gue berfikir 'kenapa bisa bisanya gue jatuh cinta sama orang seperti dia' . Seketika gue teringat mimpi waktu itu, mimpi itu beneran jadi kenyataan. Cam menjauhi gue. Mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Déjà vu macam apa ini. (Btw yang dia mimpi buruk ini ada di chap 7)
***
Rasanya males bgt buat pulang ke rumah, tapi ya gimana lagi. Gapunya rumah juga selain itu. Sudah sekitar 2 jam-an gue berada di cafe ini buat menyendiri.
Ketika gue ingin berjalan keluar dan tiba-tiba aja hujan. Hujannya langsung deras pula. Fuck, gue gak bawa payung. Gue lihat orang-orang langsung pada ke pinggir jalan dan masuk ke beberapa toko untuk berteduh sebentar. Gue keluar dari pintu cafe dan nengok ke toko-toko sebelah, siapa tau ada yang jual payung. Ternyata gak ada wth gimana nasib gue ini. Bodo deh terobos ujan aja.
Akhirnya gue pun hujan-hujanan, semuanya basah dari baju, buku, badan gue basah dan membuat gue sedikit kedinginan. Gue meneduh di pinggir jalan. Gue nengok kanan-kiri dan gaada yang jual payung juga. Gue menggosok-gosokkan kedua tangan karna gue udh mulai kedinginan. Gue udah pusing, dan mual banget."Hey.." Ucap seseorang.
"Matthew... Hi.." Ucap gue lemas.
Pandangan gue semakin buram. Lama kelamaan menjadi hitam dan..*BUK!*
Matthew's pov
Gue melihat seseorang yang membelakangi gue di depan toko, terlihat familiar. Saat gue sapa, benar saja itu lauren. Gue lihat dia, badannya sudah basah, seluruhnya basah. Mukanya juga pucat. Niat ingin mengajaknya ke dalam toko tetapi lauren jatuh pingsan, gue bawa dia ke mobil dan kembali ke toko sebentar untuk membayar.
Gue menyetir sekencang-kencangnya tapi tetap berhati-hati.
"Lauren bangun ren.." Ucap gue sambil menyetir dan memegang pipi lauren yang dingin.
A/N ;
HELL YEAH HAHA chapter ini bener bener nyesek dah:(
JANGAN LUPA VOMMENT FF YANG GAJELAS INI YA 💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Come back // cameron dallas. [bahasa]
Fiksi PenggemarLauren, cewe 16 tahun yang biasa-biasa saja dengan kesederhanaannya. Cewe pindahan dari Indonesia-California ini jatuh cinta dengan cowo famous, Cameron Dallas. Sikap Cameron yang membuat Lauren lama-kelamaan bingung. Cameron yang semakin menjauh da...