Ada banyak cara Tuhan menghadirkan cinta
Mungkin engkau adalah salah satunya***
"Alvin, nanti sebelum berangkat kuliah kamu kerumah Tante Shofi sebentar ya," ujar Mama Alvin saat ia tengah sarapan pagi bersama keluarganya.
"Tante Shofi? Ngapain Alvin kesana, Ma?" Tanya Alvin heran. Ia memang tidak merasa punya kepentingan khusus dengan sahabat karib Mamanya ini.
"Anaknya Tante Shofi yang kuliah di Aussie itu udah pulang, dia udah libur semester katanya," jelas Mama Alvin.
"Anaknya Shofi yang cantik itu kan? Siapa Ma namanya? Li.. Li..," Papa Alvin berusaha mengingat-ingat.
"Alivia Papa," potong Mama Alvin.
"Nah iya. Hebat ya dia, udah cantik, pinter lagi. Sampai-sampai bisa kuliah di luar negeri gitu," ujar Papa Alvin.
Alvin yang mendengarnya hanya bias memanyunkan bibirnya.
"Papa gak usah banggain anak orang deh," jutek Alvin. Sang Papa hanya terkekeh geli mendengar celetukan anaknya barusan "Jadi hubungannya Alvin sama kepulangannya dia apa Ma? Apa Alvin harus nemenin dia kemana-mana selama dia disini gitu??" Tanya Alvin dengan nada tidak senang."Iya Vin. Dia 3 bulan loh disini. Dan hari ini, dia katanya mau buat kue. Jadi kamu temenin dia ya ke Supermarket untuk beli bahannya," ujar sang Mama lagi.
Alvin hanya bisa pasrah terhadap perintah Mamanya. Ia memang tidak pernah bisa membantah apa yang diperintahkan Mamanya, sekalipun itu bertolak dengan keinginannya.
"Kak Alvin, batal deh," bisik Chelsea adik Alvin sambil terkekeh yang membuat Alvin semakin jengkel.
***
Namun engkau datang di saat yang tidak tepat
Cintaku tlah dimiliki"Sayang, kamu tadi ada acara apa sih kok tiba-tiba batalin janji?" Tanya Sivia-kekasihAlvin- saat mereka telah berada di kampus.
"Eh, iya maaf ya Sayang. Tadi Mama tiba-tiba minta anterin aku ke Supermarket. Mama mau buat kue gitu katanya," ujar Alvin berbohong.
"Kok kamu gak bilang? Nanti aku kesana ya, aku mau bantuin Mama," ujar Sivia semangat. Ia memang sangat hobi memasak, terlebih kue. Tak jarang ia membantu Mama Alvin membuat kue bahkan membuatkan khusus untuk Mama Alvin.
"Gak usah Vi, Mama katanya mau ngadain arisan di rumah makanya buat kue. Aku gak mau ah kamu datang ke arisan ibu-ibu kayak gitu," ujar Alvin melanjutkan kebohongannya. Ia tak mungkin mengizinkan Sivia ke rumahnya karena pada kenyataannya Mamanya memang sedang tidak mengadakan arisan.
"Hmm,yauda deh," ujar Sivia sambil kembali bersandar di bahu Alvin.
Drrrttt..drrrttt...
Alvin segera meraih smartphonenya nya dari dalam saku celananya. Terlihat disana Wa dari Alivia."Thanks ya Vin udah nemenin aku. Semoga nanti kita bisa jalan berdua lagi :*"
Alvin terperangah kaget melihat isi dari Wa yang dikirim Alivia, terlebih dengan emo di akhirnya.
"Sms dari siapa, Vin,?" Tanya Sivia.
"Eee, ini dari bagian akademik. Mereka ingetin aku biar gak lupa bayar uang kuliah," sahut Alvin kembali berbohong. Ia tak mau jika sampai Sivia tahu kalau dirinya sempat pergi dengan Alivia tadi.
"Owh, emang kamu udah telat bayar berapa hari?" Tanya Sivia lagi.
"Eee, baru hari ini kok. Tadi aku lupa bawa uangnya," ujar Alvin terbata. Ia memang tak terbiasa berbohong, terlebih pada Sivia. Ia bingung, apa maksud dari pesan WA yang dikirim Alivia barusan. Apa mungkin Alivia menyukainya.??