TENG... TENG... TENG...
Bel pulang sekolah berdentang keras memenuhi seluruh penjuru Sakura Gakuen. Murid-murid berbondong-bondong keluar dari kelas seraya mengobrol. Beberapa gemetar saat angin musim dingin menerpa mereka. Ada yang hendak langsung pulang, ada juga yang hendak pergi ke game center, karaoke, atau ke cafe untuk minum teh dan makan cake. Sementara pelajaran sebelumnya langsung terlupakan.
“Yuki-chan!!”
Seorang gadis, dengan rambut dikuncir dua, langsung menoleh saat namanya disebut. Ia melambai ke arah seorang gadis yang tengah berlari-lari ke arahnya.
“Mai-chan!” sahut Yuki. Ia mengeratkan syal hangat di lehernya.
Mai, sahabat Yuki, langsung menjejeri langkah Yuki. Bersama-sama mereka menuju gerbang sekolah. Keduanya asik membahas kegiatan mereka hari itu. Awalnya Yuki dan Mai adalah teman sekelas saat berada di kelas 1, akan tetapi saat naik ke kelas 2, kelas mereka terpisah. Yuki di kelas 2-1, sedangkan Mai di kelas 2-3. Meski begitu, persahabatan mereka masih erat seperti saat kelas di 1.
“Mau ikut aku berbelanja di Shibuya? Ada beberapa benda yang ingin kubeli,” tanya Mai.
Yuki menangkupkan kedua tangannya. “Maaf. Aku ada keperluan sedikit,” kata Yuki. “Mungkin lain kali aku ikut.”
“Tidak apa-apa,” kata Mai. “Memangnya kau mau ke mana, Yuki-chan?” tanya Mai seraya tersenyum menggoda.
Yuki tersenyum riang. “Aku janjian dengan Harou-kun di cafe,” kata Yuki.
Mai menyikut Yuki. “Tampaknya kalian makin mesra saja. Sudah berapa lama kalian jadian?” tanya Mai.
Yuki tertawa dan bergegas melewati gerbang sekolah. “Setahun!” sahutnya. Ia melambaikan tangannya pada Mai dan berlari pergi.
Yuki sampai 10 menit lebih cepat dari Harou, pacarnya yang sudah mahasiswa tingkat 1 di Universitas Tokyo. Hari ini adalah pertemuan pertama mereka setelah sebulan tidak bertemu akibat kesibukan Harou. Yuki menunggu dengan tidak sabar. Saking tidak sabarnya, ia hanya memesah secangkir teh dan sepotong chocolate cake, tapi tidak menyentuhnya.
Yuki tersenyum-senyum sendiri. Bagaimana kabar Harou ya? Selama sebulan ini komunikasi mereka tidak terlalu sering. Harou sibuk dengan perkuliahannya dan tidak bisa sering-sering bertemu. Saat Yuki mengirim email pun kadang hanya dibalas sesekali dan mengatakan kalau dirinya sibuk. Sempat terbersit di pikiran Yuki, jangan-jangan Harou sudah bosan padanya. Dulu kan Yuki yang menyatakan cinta dan bersikeras dirinya tidak apa-apa walau sebentar lagi Harou lulus dan mereka akan pacaran jarak jauh. Namun semakin lama waktu berlalu, semakin meragu pula Yuki.